Reyhan tersungkur ketika satu tinjauan berhasil mendarat di wajahnya, pria itu menatap tajam ke arah Reyhan.
"Lo mau balas dendam sama Shella, dengan gini biar dia sakit hati, gitu?" Teriak pria itu, tak lain adalah Stif.
"Shella?" Shella yang merasa aneh di antara kedua pria itu merasa kaget ketika namanya di sebut-sebut.
"Gue bisa jelasin," Ujar Reyhan, ia bangkit akibat tersungkur karena Stif.
"Jelasin? Lo pikir gue percaya, seharunya Lo gak usah balik sama dia, kalau akhirnya kayak gini," Ujar Reyhan emosi, rahangnya melihat Reyhan yang santainya ketika jalan dengan perempuan lain, sementara dia sudah punya pacar, orang ia sukai.
"Stop! Shella? Siapa dia? Gue apa siapa?" Nafas Shella memburu karena menahan emosinya pada pria di depannya.
"Reyhan, dia pacar Reyhan, huh? Tentu saja dia gak cerita, biar Lo bisa di jadiin selingkuhan juga kan sama dia," Ujar Stif menatap mata elang itu, ia tidak akan tahu meski dirinya tidak berdaya, yang ia lakukan adalah menebus semua kesalahannya, tidak ingin menyakiti Shella lagi.
"Gue tunangan Reyhan, bukan pacarnya," pengakuan Shella membuat Reyhan mengeram, ia kesal dengan suasana seperti dan kenapa ia harus ketemu Stif.
"Tunangan? Huh! Ternyata udah tunangan," Stif tersenyum miring menatap Reyhan.
"Ok, gue akan perjuangin Shella lagi, meski gue tahu dia benci sama gue, tapi... Kalau dia tahu Lo begini... Gue gak tahu apa yang akan terjadi, Tenang aja, gue gak bakal kasih tahu dia, suatu saat nanti dia bakal pasti tahu." Setelah mengatakan itu Stif pergi, sungguh jika di perbolehkan ia akan membuat Reyhan babak belum, cuman ia berusaha tahan dalam emosinya.
"Maafin gue Shell, gue minta maaf banget," gumamnya, ia meninggalkan butik itu dengan rasa kekecewaannya, Ia benar-benar kecewa dengan Reyhan yang bisa-bisanya jalan dengan perempuan lain.
***
Gadis kuncir kuda itu berjalan di dekat supermarket dekat mall, Mamanya menyuruhnya membeli bahan-bahan untuk pembuatan kue, Sebenernya ia sangat malas untuk berjalan siang ini yang sangat terik karena sinar matahari.
Ting...Ting...
Shella berdecak ketika ponselnya berbunyi di tengah-tengah perjalanannya ke supermarket, ia berdecak ketika ada satu nomor yang tidak ia kembali, sangat menyebalkan di suasana panas siang ini.
"Siapa sih, Nyebelin banget," Ia kembali mengantongi ponselnya setelah membaca dua kata di aplikasi pesannya, ia kembali berjalan ke arah supermarket mengabaikan pesan seseorang yang tidak di kenal yang salah kirim pesan ke ponselnya, mungkin.
Ia memasuki supermarket dengan helaan nafas, terasa segar ketika menginjakkan kaki masuk kedalam ruangan dingin itu, ia menggeser tubuhnya ke samping kanan untuk mengambil keranjang dorong untuk menampung seberapa banyak barang yang akan dia beli, menurut daftar belanja mamanya.
"Beli apa?" Ia terlonjak kaget ketika mendengar suara itu, ia menoleh dengan degusan kesal.
"Ngapain Lo kesini?" Matanya tajam menatap tajam pada seseorang yang tiba-tiba datang mengganggunya.
"Belanja, inikan supermarket, bebas," Shella menghela nafas kasar, ia seperti tertimbah baton besi.
"Lo udah janji sama gue, Lo gak bakal muncul di hadapan gue, kecuali kalau gue minta bantuan," Pria itu hanya terdiam, ia teringat janjinya yang pernah ia utarakan pada Shella, rasanya sangat menyesal ketika mengucapkan janji-janji itu, janji yang tidak ia setujui namun, dapat ia utarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mantan
Teen FictionMohon maaf yah guys, Yang pernah baca dear mantan sebelumnya itu silahkan baca pertama dulu karena aku udah revisi dan mengubah nama tokohnya. FOLLOW DULU SEBELUM BACA GUYS "Gue itu orangnya susah balikan sama mantan" ... "Hal yang susah buat aku lu...