05. Tentang Rose

2.8K 469 12
                                    

Pagi itu Jung Jaehyun bangun dalam keadaan rambut berantakan, kemeja kusut, dan suasana hati yang suram.

Minum-minum setelah pembicaraan menguras emosi dengan Johnny bukanlah keputusan yang bagus, tapi setidaknya itu membantunya tidur dan menghilangkan keinginannya untuk membanting barang-barang yang akan ia sesali nanti一meski satu-satunya objek yang ingin ia banting sebenarnya adalah Johnny sendiri.

Setengah jam berikutnya, Jaehyun menghabiskan waktu dengan menatap langit-langit putih kamar apartemennya dan memikirkan segala hal yang terjadi sejak Johnny dan Rose datang.

Bisa disimpulkan dengan satu kata, tak lain adalah kekacauan. Di hari normal, ia pasti sudah bersiap-siap pergi ke toko bukunya sekarang, bukan malah terombang-ambing dalam dilema yang membuat sakit kepala.

Jaehyun berguling. Hampir menempel dengan tempat tidurnya, ada sebuah laci berwarna hitam dan ia membuka rak teratas. Tangannya meraba-raba bagian dalamnya sampai menemukan benda yang masih terasa hangat sejak diberikan padanya.

Seuntai kalung; terbuat dari perak tipis yang berkilau. Bandulnya adalah sepotong kelopak bunga yang melebar di satu sisi dan ujung-ujungnya bergerigi tidak rata.

Jaehyun tidak tahu jenis bunga itu, tapi rasanya ia pernah melihat pria itu memakainya beberapa kali. Mungkin ia bisa menanyakannya nanti pada Doyoung. Kalau ada yang tahu khasiat tumbuhan sekaligus maknanya, pasti Doyoung-lah orangnya.

Tarik napas, hembuskan. Dia mengelus bandul kalung tersebut dan memutuskan memakainya. Lalu setelah dirasa bosan berbaring, dia bangkit untuk mandi. Hari ini, sebelum ada yang memerintahkannya melakukan sesuatu, dia akan melakukan apapun yang dia mau, yang artinya bekerja seperti biasa. Barangkali juga main bowling. Dia suka bowling. Sebenarnya, dia termasuk ahli soal olahraga itu.

Membayangkannya, Jaehyun tersenyum.

Jaehyun masih tersenyum saat dia turun ke lantai dasar apartemennya dan berjalan menuju tempat parkir, hendak mengambil motornya.

"Astaga, kau bercanda kan?"

Sebelum berbalik pun, Jaehyun mengenali pemilik suara yang menyapanya. Tepukan di bahunya menegaskan itu adalah Doyoung yang memang sering muncul sesuka hatinya.

"Hari ini terlalu indah untuk dihabiskan di tempat kerjamu yang mengerikan. Ada hal-hal yang lebih menarik untuk dilakukan daripada menjual buku dan berbasa-basi dengan pelangganmu."

Jaehyun melepaskan tangan Doyoung dengan cara mengedikkan bahunya. "Kalau begitu kita punya definisi yang berbeda tentang kata menarik."

Tidak kehabisan akal, Doyoung lantas menyikut lengannya keras-keras. "Ayolah, Jaehyun. Kita akan berpetualang. Lupakan tokomu sebentar."

Tangan Jaehyun yang telah mengangkat helm, siap memasangnya di kepala, urung berbuat begitu dan meletakkannya kembali. "Kau setuju mengobati raja yang payah itu?"

"Raja yang payah." Doyoung terkekeh. "Aku ingin lihat apakah dia benar-benar sepayah pendapatmu. Aku melakukan ini atas dasar penasaran saja."

"Bahkan setelah tindakan mereka padamu di masa lalu?"

Lama tinggal bersama manusia, atau mungkin hanya sifat dasarnya saja yang tersembunyi di bawah sikap tengilnya, Doyoung tak bisa menutupi ekspresi gelap, kebencian dari masa lalunya, sebaik yang ia inginkan. "Kita tidak akan membahas itu sekarang. Lagipula, ada yang menunggumu di sana."

"Siapa?"

"Lihat sendiri."

Mengikuti arah yang ditunjuk Doyoung dengan jarinya, Jaehyun menoleh ke samping kiri dan langsung bertabrakan dengan salah satu pemandangan paling indah selama hidupnya; Rose, bersandar di salah satu pohon di pinggir jalan dan kelihatannya sedang bersenandung lirih. Pakaiannya sudah berganti, tapi pesona aneh yang kemarin membuat Jaehyun ternganga memandangnya belum berubah; masih sama kuatnya.

Morality : A Prince's Tale ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang