Jangan lupa vote dan komen ya..
Bacanya pelan-pelan..
~•~
Sambil menenteng hadiah karena kemenangan timnya. Putri perlahan duduk di kursi kantin, begitu juga Mira dan Seli. Suasana nantin masih sepi, sehingga gerakan sekecil apapun dari mereka menjadi terdengar nyaring.
Putri menaruh makanan itu di atas meja. Tampak sebungkus bakpia khas Jogja terlihat menggiurkan di hadapannya.
Mata gadis itu berbinar lalu tak lama tangannya langsung membedah kemasan makanan itu.
"Eh itu, lap dulu napa darahnya," tegur Seli seraya menunjuk hidung Putri.
"Soal makanan nomor satu dia mah," sahut Mira terkekeh.
Tangan Putri berhenti bergerak, dia lalu mendongak sambil cengengesan. Sedetik kemudian dia menarik tisu kantin di hadapannya dan membersihkan bekas mimisan yang setengah kering dari hidung.
Mira meraih oleh-oleh itu sehingga membuat mata Putri nampak tidak rela.
"Sini gue bukain," tutur Mira alasan, padahal dia juga tergiur melihat kue bulat-bulat itu berjejer seolah menggodanya.
"Ih, gue aja yang unboxing!" rengek Putri membuat Seli tertawa.
Namun tak lama bungkusan terbuka sebelum Putri merebutnya kembali. Sementara Mira langsung meraih satu bakpia dari sana dan melahapnya.
"Emm, gila enak banget," ungkap cewek berambut ikal itu sambil melolot.
Tangan Putri langsung melesat cepat dan memasukan kue itu ke mulut mungilnya. Matanya berbinar dengan pipi yang menggembul. Dia mengangguk-ngangguk.
"Emm emm," katanya berisyarat 'enak!'.
Seli yang penasaran ikut mencoba kue itu perlahan, tidak seperti Mira dan Putri yang grasak-grusuk heboh.
"Iya ih enak banget, ini asli dari Jogja ya?" tuturnya lalu memeriksa tulisan yang ada di bungkus oleh-oleh.
Tidak sengaja Seli melihat kertas kecil yang tertempel di dekat merk. "Eh guys," panggilnya membeku.
"Apaan?" jawab Mira sementara Putri hanya mendongak sekali sebagai respon.
"Kayaknya Pak Edi salah ngasih deh, ini tuh buat Bu Sri!" ungkapnya heboh, seraya mengunyah.
Putri mengangkat alisnya. "Coba liat." sambil mendekatkan wajahnya ke bungkus.
"Oalah pantes kuenya enak banget, buat gebetannya!" tutur Mira.
Putri tertawa. "Haha ya udah, terlanjur ah!" lalu gadis itu mengambil bakpianya lagi dan melahapnya dalam satu gigitan.
"Hahaha yoi, gue setuju!" seru Mira ikut mengambil kue itu, sementara Seli terkekeh melihat dua sahabatnya yang konyol.
Suara tapak kaki dan senandungan tiba-tiba terdengar dari arah masuk kantin. Terlihat cowok dengan percaya diri berjalan sendirian ke kios makanan.
Ketika tengah mengunyah, tanpa sengaja Seli melihat cowok itu ketika sedang mengedarkan pandangan. Sontak dia langsung menoel-noel lengan Putri.
"Eh eh, tuh si Angga, Put!" bisiknya heboh berusaha tidak membuat suara nyaring. Padahal suara bisikannya itulah yang membuat Angga tiba-tiba teralih pada ketiga cewek itu.
"Ciee hahay!" sahut Mira sambil menunjuk-nujuk Putri ledek.
Sementara Putri tidak merespon apa-apa sambil terus mengunyah bakpia, karena sudah terbiasa dengan Angga yang suka muncul tiba-tiba seperti hantu.
Cowok itu menyengir dan berbelok tidak jadi memesan makanan. Tampak dia menghampri mereka dengan mata berbinar.
Beberapa detik kemudian dia sampai dan menerobos duduk di samping Putri yang sedang menikmati makanannya. Seli dan Mira kaget karena meja sampai tergeser saking rusuhnya.
"Het dah, rusuh banget sih," celetuk Mira terang-terangan.
"Tau," sahut Seli setuju.
Angga cengengesan kemudian matanya teralih pada bungkus oleh-oleh di atas meja. "Eh apaan nih, kayaknya enak." cowok itu mencoba mengambil satu bakpia dari sana.
Namun Putri menepis tangannya dan memeluk bungkus itu. "Heh punya gue!" serunya was-was.Disusul anggukan kedua sahabatnya.
Angga menurunkan sudut bibirnya. "Dikiit aja," pintanya memelas sambil memasang puppy eyes.
Putri melirik cowok itu dari sudut matanya lalu menyodorkan bungkus bakpia ke arah Angga karena kasihan. Tanpa berpikir lama cowok itu mengambil kuenya dan melahap bulat-bulat.
"Eh kalian gak mau lagi?" tawar Putri seraya mengangkat alisnya kepada Seli dan Mira.
Keduanya menggeleng. "Kenyang ah, lo aja tuh, lo kan perut karung," tutur Mira lalu terkikik.
Seli menyodorkan jempolnya. "Setuju."
Angga tersenyum ketika melihat Putri yang cemberut setengah senyum pada kedua sahabatnya, pemandangan itu sangat membuatnya gemas.
Dia mencubit pipi mulus Putri tanpa berkata apa-apa sambil menatap dalam gadis itu.
Putri berusaha melepaskan tangan Angga. "Iih lepas!" pekiknya sebal.
Angga pun melepaskannya, lalu tertawa saat pipi gadis itu memerah.
"Nyebelin tau gak!" gerutu Putri sambil mengelus pipinya sendiri.
Mira melihatnya agak geli dan ikut senyum-senyum, lalu cewek itu teringat sesuatu. "Eh Angga, si Angel tuh beneran pacar lo atau bukan sih?" tanyanya tiba-tiba.
Angga menoleh cepat. "Bukan lah! Dia tuh yang ngaku-ngaku," bisiknya di akhir kalimat.
Mira mengangguk paham. "Ooh bener nih ya! Takutnya lo mau deketin dia nih..." sambil menunjuk Putri dengan lidahnya. "...cuma dijadiin mainan doang," lanjutnya menyelesaikan kalimat.
Angga mengelus dadanya geleng-geleng. "Gak lah! Gue mah cowok gentle!" pungkasnya yakin.
"Ekhem!"
To be continue
MATSA
Yes! Akhirnya gue selesai nugas! Masih ada yang belom selesai semua sih. Tapi gue bakal nepatin janji gue buat update lagi hari ini!
Enjoy yaa, ramein kolom komentar juga ya (σ≧▽≦)σ

KAMU SEDANG MEMBACA
MATSA [ Tamat ] 𝗿𝗲𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝘀𝗶
Novela JuvenilHanya cerita si cewek yang mati rasa bernama Putri. Sudah berkali-kali dikecewakan oleh cowok-cowok yang selalu mempermainkan dirinya, membuat Putri menutup diri dan tidak peduli lagi dengan apapun yang berhubungan dengan laki-laki, apalagi ternyata...