Senza Di Te

267 27 10
                                    

Singkatnya, dunia semisal logika yang tak sampai. Tempat kita hidup hanya remah sisa peleburan maha dahsyat. Sebercanda itu. Dan hasil kerja Tuhan memang tak ada yang tak bagus.

Bahkan sebelum tubuh Yesung remuk beradu dengan lantai aspal di bawah sana, tak lepas dari skenario Tuhan yang mengajaknya untuk kembali bermain-main dengan takdir.

"Kalau tak mau hidup, tukar saja dengan punyaku" suara yang Yesung dengar di balik punggungnya punya dua ilustrasi; pertama setenang awan, kedua mengejek iri.

"Atau kalau mau, kau bisa menunggu sebentar agar kita bisa mati bersama. Pergi sendiri itu tidak enak"

Rematan lembut ia dapat di tangan, "temani aku saja, aku kesepian. Nanti kita bisa pergi bersama"

"Aku tidak mengenalmu"

"Aku Choi Siwon" dan senyum pemuda itu tak bisa mengalahkan dinginnya rematan yang Yesung dapat. Hangat, seperti semua harapan ada disana.

"Kau Yesung kan? Kim Yesung, pelukis restorasi, 30 tahun, single, berorientasi seksual gay"

"Perawat yang mengatakannya, aku tak seburuk itu menjejal suruhan untuk mengorek informasi milikmu" tangan dingin yang meremat tangan Yesung itu kini bergerak-gerak menyangkal tatapan miliknya.

Sambil menatap lekat pemuda yang duduk di kursi roda, sedatar tatapannya, kenapa pemuda itu malah tertawa?

Si ingin hidup dan si ingin mati itu beradu mata.

"Ayo ke kamarku, kita mengobrol sampai pagi"

Uluran tangan Choi Siwon anggap saja sebagai salam pertemuan. Dan atap beton rumah sakit itu, katakanlah sebagai saksi bisu perjumpaan mereka. Bersama takdir yang dibawa masing-masing mengantarkannya ke sebuah akhir.

.

.

.

A Yewon Fanfiction

.

Senza Di Te

By. callmetooru

.

Published on fanfiction.net:

Saturday, May 21, 2016

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

"Kenapa kau sering diam saat kuajak bicara, Yesung?"

Pemuda manisnya diam, ada suara degup aneh entah milik siapa. Jejari Siwon siap mengusut wajah Yesung hingga membuahkan belaian sayang di rambut dekat telinganya. Perkenalan mereka bak mimpi saja. Tahu-tahu bertemu, tahu-tahu sudah saling tak terpisahkan. Sesederhana prakata, seistimewa oase.

Hanya Siwon yang merasa, entah jika Yesung.

"Nanti siang aku ada chemotherapy, mau menungguku kan?"

Jawabannya hanya gumaman tak jelas seiring mata sipit itu terkatup. Senyum di bibir Siwon terulas, disingkirkannya tetes air mata yang kini menggenangi pipi pemuda manisnya.

Senza Di TeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang