"Ayah, aku punya teman yang bernama Im Jaebum"
"Im? Kapan kamu menemuinya?"
"Dua hari yang lalu, aku akan bertemu dengannya lagi hari ini."
Bryan memegang pundak anaknya dan menatapnya dalam-dalam.
"Nak, jangan berteman dengannya, kamu harus ingat kalau kaum seperti dia yang membunuh ibumu."
"Ibu? Mereka membunuh ibu?" tanya Ryan tidak percaya.
"Keluarga Im adalah werewolf, kaum mereka yang membunuh ibumu. Bagaimana mungkin kamu dapat berteman dengan kaum mereka?"
Ryan terdiam sejenak, dia terlihat sedang merenung kemudian dia kembali menatap sang ayah dengan mata yang berkaca-kaca.
"T-tapi Ayah, dia satu-satunya temanku! Dia juga sangat baik!"
Bryan memegang pipi sang anak dan menghela nafasnya.
"Kamu tidak dapat memercayai siapapun di dunia ini Ryan. Yang dapat kamu percaya hanya dirimu sendiri. Temanmu itu dapat mengkhianatimu kapan saja, dia dapat membunuhmu kapan saja," ucap Bryan meyakinkan Ryan.
Tanpa Ryan sadari, air matanya sudah mengalir membasahi kedua pipinya. Sang ayah mengusap air mata Ryan dan memeluknya.
"Dunia ini jahat Ryan, jangan terbuai dengan wajah mereka. Karena mereka memiliki seribu topeng dan seribu cara untuk menyakitimu."
Benarkah begitu ayah?
Atau ayah hanya terbawa emosi dan amarah karena teman ayah dulu membunuh ibu?
Membunuh ibu karena ayah yang mengkhianatinya terlebih dahulu?
Apakah ayah pernah berpikir bahwa dia tidak bermaksud membunuh ibu?
"Bryan Cartelius! Pengkhianat! Kita sudah bekerja sama selama ini dan kamu menjadikan kawananku sebagai tumbal dalam peperangan itu!?"
"Bekerja sama? Aku tidak pernah menganggap hubungan kita sebagai kerja sama. Lagi pula, kaummu akan selalu menjadi budak bagi kaumku."
"Sialan kau Bryan!"
Ibu melindungimu ayah, agar ayah tau bahwa ayahlah yang salah. Ayah menganggap teman ayah sebagai sampah dan budak.
Tetapi kematian ibu tidak menyadarkanmu pada kesalahanmu.
Aku kecewa padamu ayah.
Dan aku janji aku tidak akan menjadi seperti dirimu.
"Ingat Ryan, dunia ini jahat."
- - - -
[09.40]
Jaebum menghampiri Jinyoung yang sedang memeluk ayahnya dengan erat. Siapapun yang melihatnya tidak akan percaya bahwa mereka telah kehilangan seseorang yang begitu berharga.
"Appa... Appa...!"
Jinyoung tidak berhenti memanggil ayahnya, seakan-akan ayahnya akan bangkit kembali apabila Jinyoung terus memanggilnya.
Tetapi kenyataan seperti pil pahit yang harus ditelan. Kenyataan bahwa sang ayah sudah meninggalkan dunia.
Jaebum memeluk Jinyoung dengan erat tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Jinyoung masih terus menangis dan menangis sampai dia memeluk Jaebum dengan erat.
"J-Jaebum... Appa... Appa..."
Jaebum mengelus-elus pundak Jinyoung dan berusaha menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wolf My Dog || JJP [TAMAT] ✔
Fanfiction"Berikan aku satu alasan untuk tidak membunuh anjing ini." "Aku berjuang mempertaruhkan nyawaku demi dia! Dan dia hanyalah anjing kecil yang tidak bersalah!" - Park Jinyoung, ditemukan dalam kondisi terluka parah dan terlantar di dalam hutan. - Mark...