ENAM

2.6K 363 35
                                    

Entah bagaimana aku bisa tetap bertahan sampai kelas berakhir di jam delapan malam, menekan rasa maluku setiap kali berhadapan dengan Baekhyun. Aku berusaha untuk membuang jauh pikiran tentang perkiraan maksud yang dia sampaikan lewat tulisannya, kemarin

Duh, aku tidak mau membayangkan apa-apa, lagi pula aku belum legal untuk melakukannya

"Jangan lupa, Shilla, aku menunggumu"

Dia berbisik tepat ditelinga lalu melenggang pergi, aku gagal menarik lengannya yang sebelum itu menggantung di pundakku dan mengutuk karena tatapan semua orang

Pergi ke hotel Shilla hanya perlu satu kali naik Bus dan berjalan sebentar, lalu sampai

Aku berdiri seperti orang bodoh cukup lama, di lobby yang dipenuhi orang-orang berdompet tebal tengah menikmati fasilitas super mewah yang menjanjikan

Seorang wanita dengan seragam staff menghampiriku "Jika benar, apa namamu Park Chanyeol?"

"Bagaimana kamu bisa- ah, tidak, maksudku iya, aku Park Chanyeol"

Dia tersenyum ramah "Tuan muda Byun sudah menunggu, aku akan mengantarmu" aku dituntun untuk masuk ke dalam ruangan yang aku yakini sebagai tangga darurat

Aku termangu "Tuan muda Byun? Dia Byun Baekhyun 'kan?"

Dia mengangguk dengan gerakan yang entah bagaimana terlihat anggun. Aku dan wanita itu berjalan menapaki tangga yang seperti tidak berujung jauh ke bawah

"Eh?" aku sadar akan sesuatu "Tapi aku harus ke lantai dua, bukannya ini jalan menuju lantai dasar?"

Aku menjengit saat dia berbalik, menunjukan wajah kesal "Aku tahu" dan semua menjadi gelap saat dia melayangkan tinjuan tepat di mata kiriku, sial, rasanya sakit sekali
















Aku tidak yakin dengan apa yang terjadi, saat kesadaranku perlahan kembali, aku mendengar suara ribut-ribut diluar ruangan tempatku berada, itu suara Baekhyun dan suara asing yang terdengar menyeramkan karena terlalu berat. Pintu besar berwarna legam itu terbuka dan aku kembali memejamkan mata karena merasa harus melakukannya

Adu mulut tetap terjadi dan terdengar semakin tegang, disaat seperti ini aku mengutuki kemalasanku yang dulu enggan mengambil kursus Mandarin, karena sekali saja aku sama sekali tidak mengerti apa yang mereka katakan

Kecuali saat mereka mulai menyerang dengan bahasa Inggris, aku sadar kalau mereka tengah membicarakanku. Aku tetap terpejam sampai bantingan pintu terdengar dan suara isak Baekhyun yang membuat dadaku sesak memaksaku untuk bertanya

"Kamu baik-baik saja?"

Pundak Baekhyun bergerak sebagai refleks atas keterkejutannya, dia bergerak acak untuk menghapus air mata yang sudah membasahi sebagian wajahnya yang terlihat pucat "I'm okay" dia berbohong, aku tahu

Dan aku baru sadar dengan pakaian asing yang menempel di tubuhku, padahal sebelum sampai kemari aku masih mengenakan seragam sekolah

Aku menariknya agar ikut duduk di sampingku, diatas kasur berukuran queen yang terlapisi sprei berwarna cokelat yang kontras dengan ruangan bernuansa gelap ini, aku lihat foto Baekhyun terpajang di dinding, jadi aku bisa mengasumsi bahwa ini adalah kamar miliknya dan juga karena ruangan ini seperti... Baekhyun sekali

"Kamu tidak harus mengatakan itu, aku tahu kamu tidak baik-baik saja" aku mengusap punggungnya yang masih bergetar "Dia Papamu?"

Dia mengangguk meski terkesan enggan

"Jangan menangis, okay, aku merasa buruk sekali sekarang" aku meringis, dia memelukku, membenamkan seluruh wajahnya di dadaku yang di dalamnya tengah terjadi peperangan, disebabkan detak jantung tidak karuan

Cigarette, Wine, Red lipstick and Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang