Penolakan

37 1 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama aku masuk di jenjang SMA,mungkin bagi sebagian orang beradaptasi dengan lingkungan baru ada hal yang mudah,namun bagiku adalah hal sulit dilakukan.

Pembagian jurusan dan kelas sudah di sebarkan di papan informasi yang berada di setiap kelas,dan beruntung saja aku masuk ke jurusan yang aku inginkan sejak dulu.

MIPA adalah jurusan yang aku inginkan,sebab dari dahulu aku selalu bercita-cita untuk masuk fakultas kedokteran UI,mungkin bagiku sendiri itu hal yang mustahil.

Setelah pembagian kelas dan menentukan struktur kelas aku ternyata sekelas dengan sahabat ku semasa SMP dulu,dia seseorang yang selalu mendengarkan keluh kesahku,entah masalah percintaan,keluarga,dan hal lainnya.
beruntungnya aku bisa sekelas kembali dengan sahabat ku satu ini.

Tak terasa seminggu sudah ku lewati di SMA favorit ini,suasana kelas begitu menyenangkan,apalagi ada satu cowo yang memiliki rambut seperti dilan dan dengan ciri khas kumis tipis nya,dia orang yang sangat humoris sekali,aku sendiri orang yang mudah sekali tertawa,dia selalu membuat diri ku tertawa,seolah dunia ini hanya milik kita berdua,orang-orang mungkin merasa risih atau terganggu apabila aku dengannya bercanda dan tertawa di setiap jam istirahat ataupun jam kosong.

Sampai suatu hari,aku memiliki perasaan terhadapnya,mungkin itu hal yang mustahil untuk ku,aku berpikir jauh,jika suatu saat suasana yang selama ini aku dan dia jalani,semua canda dan tawa yang kita buat,hilang begitu saja ketika dia tahu bahwa aku memiliki perasaan kepadanya.Aku takut,takut dia tahu akan hal ini,dan aku bingung harus seperti apa sekarang,yang bisa aku lakukan hanya bercerita kepada sahabat karim ku.

Suatu hari dia berbeda sikap kepadaku,yang tadinya kita bercanda dan tertawa bersama-sama,hari itu seperti hampa sekali hidupku,tanpa dirinya lagi,mungkin sebagian anak kelas menyadari kejauhan diri ku dengannya,aku pun bingung dengan hari itu,ada apa dengannya?

Aku mencari tahu apa yang terjadi kepadanya,aku bertanya kepada teman dekatnya,"ada apa dengannya?"temannya pun menyaut "dia tahu bahwa kamu memiliki perasaan kepadanya"

Disaat itu aku bingung harus berkata apa,yang aku bayangkan saat itu hanya bagaimana hari esok?bagaimana hari-hari ku tanpa sosok dia?apakah aku sehampa itu tanpa sosok dia?apakah aku bakal tertawa dan bahagia lagi tanpa sosok dia?

Keesokan harinya suasana kelas menjadi berbeda.canda,tawa,dan hiruk pikuk kelas menghilang untuk selamanya,Setelah itu aku dan dia menjadi jauh,bahkan luas samudra pun mengalahkan kita berdua.

Selang beberapa bulan si kumis tipis itu berulang tahun yang ke 16,aku memberi sebuah kado dan ucapan permintaan maaf karena sudah memiliki perasaan kepadanya,dia menerima baik kado pemberianku,tapi keadaan tetap sama,berbeda disaat kita bertemu pada awal tahun ajaran baru,dan sekarang aku bingung bagaimana caranya kembali seperti dulu.

Dikabarkan juga setelah aku jauh dengannya,dia dekat dengan perempuan dan perempuan itu satu kelas yang sama,dan sekarang aku hanya bisa mengatur raut wajahku dan rasa cemburu walaupun aku tidak punya hak untuk hal itu.

••••••

Maaf jika cerita nya aneh,atau bahkan tidak nyambung sama sekali,pengalaman pertama ku menulis di wattpad,dan biasanya hanya menulis sebuah sajak,semoga kalian suka :)



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Akhir Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang