Part 27

367 25 0
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu tiba, Rumah kediaman mempelai wanita sudah disulap menjadi ruangan yang mewah, kursi meja tersusun rapih, semua sudah siap dengan seragamnya masing-masing, pemilik acara masih sibuk dengan penata rias, Silvia sebentar lagi akan selesai dengan polesan-polesan bedak dimukanya, tapi ada yang menjagal hatinya, Kakanya Alesha Farahah belum mengabari orang rumah kapan dia akan tiba ditempat acara, Kekey sedari tadi terus menelpon Kaka tertuanya, sedangkan Salwa masih menenagkan Silvia yang uring-uringan karena Alesha belum juga pulang dari flightnya.

"Bagaimana sudah ada kabar?," tanya Silvia yang memeras Roknya kuat-kuat.

"Belum," jawab Kekey yang masih sibuk dengan handphonenya untuk mencoba terus menghubungi Kaka tertuanya.

"Mungkin Kaka masih dalam pesawat Ka, tenanglah acara sebenatar lagi akan dimulai, keluarga Rizki dalam perjalanan," ucap Salwa mencoba menenangkan Kakanya.

Di lain tempat Alesha baru saja landing dari penerbangannya, dia harus segera sampai ke Rumahnya karena Alesha tidak ingin mengecewakan orang rumah, setelah keluar dari pesawat dia langsung menghidupkan handphonenya, 89 panggilan, 127 pesan. Ketika Alesha hendak keluar dari Bandara dia masih fokus dengan handphonenya dan tidak menghiraukan sekitarnya,  masih berjalan cepat tanpa melihat kearah depan dan tiba-tiba tubuh Alesha menabrak sesuatu yang sangat keras.

Brug..., Alesha terjatuh tersungkur dan ponselnya nyaris terlempar.

"Maaf, apakah Kamu baik-baik saja?," tanya suara bariton yang sedang berada dihadapannya saat ini.

"Saya juga minta maaf," ucap Alesha seraya berdiri dan langsung mengambil ponselnya.

"Oh iya Kita pernah bertemu saat kamu ingin mengambil jaket tapi kita belum berkenalan, siapa nama anda?," tanya Lelaki tersebut dengan tangan kanan mengulur kedepan agar bisa berjabat tangan.

"Alesha Farahah panggil saja Alesha atau Lesha," ucap Alesha dengan menerima jabatan tangan dari Lelaki tersebut.

'Aku sudah mengetahuinya', ucap batin Lelaki tersebut.

"Perkenalkan nama Saya Az...," belum sempat Lelaki tersebut mengenalkan dirinya, deringan handphone Alesha berbunyi memotong pembicaraan mereka, Alesha yang mendengar pnselnya berdering dengan cepat langsung mengangkatnya raut wajah yang sangat gelisah membuat Lelaki tersebut ingin sekali bertanya apa yang sebenarnya sedang terjadi, namun sepertinya keadaanya sangat tidak memungkinkan. Sambungan telponpun terputus, Lelaki tersebut berniat untuk memberi kejutan dengan memperkenalkan dirinya yang sebelumnya terpotong karena deringan ponsel, dia yakin pasti Alesha tidak percaya dengan Lelaki yang di hadapanya adalah Azka azzam rahman, ya lelaki itu adalah Azka Azzam Rahman.

"Saya pamit dulu karena ada urusan yang sangat penting, permisi," pamit Alesha pada Azka namun belum sempat Azka menjawabnya, Alesha sudah lari menuju parkiran.

Dilain tempat, semua orang sudah berkumpul ditempat acara, Mc sudah membacakan susunan acara yang akan diselanggarakan.

"Baikalh hadirin sekalian, mari kita mulai acaranya," ujar Mc tersubut dengan mempersilakan inti dari acara yang sangat penting hari ini.

"Ka dengarkan Salwa, Ka Lesha masih dalan perjalanan, semoga saja ketika Kaka ijab qobul Ka Lesha sudah sampai, sekarang Kaka harus menjalankan acaranya dengan tenang," ucap Salwa, karena sedaritadi Silvia tidak habis-habisnya menanyakan Kakanya yang tak kunjung datang.

"Baiklah," jawab Silvua pasrah karena prosesi Ijab qobul segera dimulai.

Di Ruangan tengah mempelai lelaki sudah siap akan mengucapkan Ijab qobul.

"Saya kawinkan dan nikahkan anda dengan Putri saya ..... ," ucap Papah dengan didampingi penghulu yang duduk tepat disamping Papah.

"Saya terima nikahnya ..... ," dan Rizki mengucapkan janji suci tersebut dengan lantang dan tegas dalam satu kali tarikan napas.

Duo PenerbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang