Semua kembali damai, tidak ada lagi alis tertaut atau urat yang berkedut sebab menahan amarah. Tersisa tawa, canda, dan obrolan ringan sepanjang acara makan siang berlangsung.
"Kalian udah pernah ngapain aja emangnya sampe Fano berjuang keras banget buat dapetin Iyok?" tanya pak Prasetya —papa Iyok, yang sontak membuat Fano serta Iyok tersedak bersamaan.
Fano tersenyum jahil. Terlihat di mata Iyok ada dua tanduk tak kasat mata tumbuh di dahi Fano. Iyok mengerang jengkel. Meremas sendok di tangan kanan dan menekan garpu ke piring di kiri tangannya yang malah semakin membuat lebar senyum di bibir semi tebal milik Fano. "Iyok cium pipi aku duluan abis dari Semawis."
Koor 'haah' mengisi meja. Mengabaikan tatapan kepo dari pengunjung lainnya yang masih memenuhi restoran, mama Sandra mencubit pipi Iyok. "Adek nakal ya ternyata."
Iyok mau menghilang saja dari muka bumi kalau begini caranya. Menahan malu serta rasa ingin menangis, Iyok menusuk paha Fano dengan garpu. Di bawah meja, Fano mengusap celana bahan yang ia kenakan dan menahan desis nikmat akibat perlakuan kasar Iyok.
"Ternyata anak papa justru yang agresif. Gak nyangka papa, dek." kata papa Iyok.
Pak Rayyan —papa Fano, tertawa. "Aduh, Iyok. Papa kira Fano loh yang gercep."
Setelah makan selesai, harusnya mereka semua kembali ke rumah Iyok untuk membahas langkah selanjutnya; memilih negara tujuan dan universitas sebagai tempat mereka melanjutkan pendidikan. Namun, Fano malah menculik Iyok setengah jam sebelum dua keluarga itu menyelesaikan makan.
"Mau kemana?" tanya Iyok di dalam taksi.
Fano menggenggam tangan Iyok. "Jalan santai. Sebentar aja. Aku nanti chat mama kalau pergi beli es krim sama kamu."
Iyok mengangguk saja dan duduk dengan nyaman. Dadanya terasa lapang sebab semua yang jadi momok ketakutan selama ini telah mereka lalui.
Banyak rintangan yang menghadang. Iyok dengan Bilqis, Fano dan Laura, rasa yang selalu ditampik karena status persahabatan, serta pandangan keluarga tentang hubungan yang mereka jalani. Namun itu semua sudah lewat. Iyok bisa tersenyum lebar melihat kehidupan masa depan yang terasa semakin mudah sebab Fano selalu bersamanya.
Menengok ke belakang, ternyata sudah banyak batu dan tanjakan terjal yang berhasil mereka lalui berdua. Restu sudah dikantongi, bahagia sudah di depan mata, lantas Iyok bisa bernapas lega.
Fano yang melihat pancaran bahagia terlukis di manik caramel manisnya jadi ikut tersenyum. Langkah berat yang membelenggu kaki ketika mengambil tindakan, sekarang luruh bersama lirih hati yang semakin mantap untuk mengejar pelangi di ujung jalan. Telah banyak rintangan serta hambatan yang menjadi ujian dalam perjalanan cinta mereka, dan saat bahagia itu tiba, Fano tidak akan melepaskan Iyok barang sejenak saja. Iyok adalah buah dari usaha yang ia lakukan tanpa lelah. Iyok adalah jawaban dari relanya ia melepas Laura. Iyok jadi bahagia setelah luka bagi Fano.
Lagu Ed Sheeran yang diputar supir taksi membuat senyum jahil.
One week in we let the story begin
We're going out on our first date
You and me are thrifty, so go all you can eat
Fill up your bag and I fill up a plate
We talk for hours and hours about the sweet and the sour
And how your family is doing okay"Well, Yok. Ini jadi kencan pertama kita loh."
Iyok mendecih. "Kencan cuma buat orang yang pacaran, kita enggak." ucap Iyok pelan.
Fano mengusap rambut Iyok. Membawa Iyok masuk dalam dekapan, mengacuhkan aksi curi-curi pandang dari pak supir. "Leave and get in a taxi, then kiss in the backseat. Tell the driver make the radio play, and I'm singing like.." Menyanyikan lirik yang didengar tepat di telinga Iyok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid F | FaYok vers ✔
Fanfiction2019 Berawal dari buat konten homo-homoan malah berakhir jadi homo beneran. ___________________ Story: Kejukopi Inspiration: Kiflyf tv Art on cover is't me