Part 33

407 27 0
                                    

Azka membawa Alesha untuk duduk dipinggir ranjang, Alesha hanya mampu mengikuti Azka.

"Aku mau tanya?," izin Azka pada istrinya yang menatapnya bingung, dia menganggukan kepalanya pelan, "Kamu memangnya gak kenal Aku?," tanya Azka dan Alesha menggelengkan kepalanya, Azka hanya bisa memijit pelipisnya karena tidak habis pikir dengan istrinya yang tidak kenal suaminya sendiri.

"Aku Azka, Azka Azzam Rahman Ice Price saat dulu di Sekolah kedinasan," jelas Azka tepat dimuka istrinya, seketika Alesha berpikir mencoba mengingat-ingat pada masa lalunya.

"Gak mungkin, Azka yang dulu bukan kaya gini, item," elaknya yang ingat betul bagaimana dulu Azka saat menjadi Taruna.

"Tapi Aku dapet julukan Most Wanted di kedinasan dan mendapat julukan Ice Price dari Kamu," jelas Azka, Alesha langsung membelakan matanya ketika Azka tau bahwa dia pernah memberi julukan Ice Prince pada salah satu Seniornya.

"Kamu tau dari mana kalau Aku yang ngasih julukan itu?," tanya Alesha terheran-heran.

"Gak penting," ucap Azka sambil merebahkan badanya dikasur, "Kamu gak inget orang yang selama ini selalu deketin Kamu di Bandara?," tanya Azka pada Alesha saat dia beberapa hari yang lalu pernah bertemu di Bandara.

"Tapi Pramugari bilang itu Captain Azzam," elak Alesha mengigat betul nama Captain yang selalu disebut oleh beberapa Pramugari saat Alesha ingin mengambil jaketnya.

"Nama Aku Azka Azzam Rahman pahamkan?," jelas Azka, Alesha menganggukan tanda mengerti, lalu dia ikut berbaring disamping Azka.

"Mandi dulu!," perintah Azka saat melihat istrinya ikut berbaring disampingnya.

"Aku ngantuk," jawab Alesha singkat dan langsung memeluk guling kesayangannya.

Azka hanya bisa tersenyum melihat tingkah istrinya, Perempuan yang dulu Azka kenal karena petakilannya, orang yang dulu selalu jutek terhadap dirinya, orang yang selalu takut melihat kearahnya, tidak pernah Azka sangka Perempuan itu sekarang menjadi miliknya.

"l Love you My Wife," ucap Azka dan mencium kening Alesha yang kini sudah menjadi istrinya, tidak berselang lama Azka ikut terlelap dengan tangan yang memeluk tubuh istrinya,

Keesokan paginya, Perempuan itu menggeligat dalam tidurnya ketika tangan kekar menindih perutnya.

"Bih bangun Aku mau mandi," ucap Alesha dengan suara khas orang bangun tidur.

"Biarkan seperti ini dulu," sahut Azka dengan mata yang masih terpejam.

Alesha hanya bisa menuruti keinginan suaminya, lagipula membantah perintah suami itu dosa besar.

"Kamu itu manggil ke Aku Bih artinya apa?," tanya Azka dengan mata masih terpejam.

"Hubby tapi aku manggil ke Kamu Bih, Kamu gak suka ya?," tanya Alesha sambil mendengelamkan wajahnya lalu tutupi selimut.

"Apapun pangilannya selagi itu hanya untuk Aku seorang Aku terima," jelas Azka dan langsung mencium ubun-ubun kepala istrinya.

"Aku punya satu permintaan boleh?," tanya Azka dan Alesha langsung merubah posisinya berhadapan dengan Azka.

"Kalau kamu minta hak Kamu jangan sekarang karena Aku pengennya anak kita made in London, produksinya di London tapi kalau Kamu minta yang lain Aku siap," jelas Alesha, Azka yang mendengar penjelasan istrinya tersenyum senang dan mencubit pipi chuby istrinya.

"Aku bakal minta hak Aku ketika honeymoon, yang Aku ingin Kamu lupai masa lalu kamu, maksud Aku bukan lupain, Kamu simpan pada suatu ruang yang terkunci, sekarang tujuan Kamu adalah menyimpan masa lalu merubah masa kini, menata masa depan, that's enough," pinta Azka dengan mentap dalam istrinya.

"Aku tau, tapi gak semudah itu setelah Oliv kekasih Akbar hampir menghabisi hidup Aku, Aku takut tapi ketika Kamu datang dalam hidupku, kamu bagaikan pelindungku dari bahaya, tolong Kamu bantu Aku untuk mencintaimu, bantu Aku untuk tidak mengingat masa laluku, bantu Aku," Alesha terisak dalam diam, Azka yang melihat istrinya menangis langsung menarik istrinya kedalam dekapannya. Pelaku yang telah menghabisi Alesha saat itu adalah Oliv kekasih Akbar, Oliv saat itu kesal pada Alesha telah membongkar hubungan Oliv dan Akbar pada Orang tua Akbar, sehingga Akbar harus dikirim ke Jerman oleh Kakanya yang menjadi pendakwah dan juga bekerja disana.

"Maafkan Aku telah membuat kamu menangis," ucap Azka mencium kening istrinya berulang kali.

"Kamu gak salah, Kita harus sama-sama belajar," ucap Alesha melepaskan pelukannya dari Azka.

Azkapun tersenyum mendengar ucapanistrinya, Alesha langsung menunduk malu ketika suaminya melihat dirinya tanpa berkedip, tanpa aba- aba dia langsung menarik Azka agar berpelukan dengannya.

"Dear Kamu mau preweding sama foto dimana?," tanya Azka yan masih memeluk istrinya.

"Aku pengennya nuansa Alam aja, kalau perlu di Pantai atau gak di Gunung, pokonya yang berbaur sama Alam, terus nanti kita pakai baju kebanggan kita, terus konsepnya putih abu-abu, Kita fitting bajunya ditempat butik milik Ustadzah Aku aja yang ada di Pondok, terus undangannya biar serahin sama Mamah kamu," cerocos Alesha panjang lebar, Azka benar-benar menyimak ucapan istrinya dengan baik, bahkan seskali dia membuat catatan khusus agar dirinya tidak lupa sehingga dia tidak mengecewakan istrinya.

"Memangnya Kamu punya kenalan Ustadzah kaya pernah Pesantren aja?," ledek Azka.

"Mangkanya Kita itu harus saling berbagi pengalaman, Kitakan gak melewatkan ta'aruf dulu, maka dari itu Kita harus terbuka, Aku gini-gini lulusan Pondok walaupun cuma tiga tahun tapi Aku punya pengalaman yang belum pernah Kamu rasain," jelas Alesha membanggakan dirinya.

"Istri Aku cerewet banget ya, yaudah kapan-kapan Kita ke Pondok yuk!," ajak Azka.

"Beneran ya, awas aja kalau sampai ingkar janji," ancam Alesha pada Azka.

"Iyah sayangku," balas Azka, Alesha yang melihat Azka lengah langsung mencium dengan cepat.

Cup...

Setelah itu dia lari kearah Kamar mandi, Azka hanya bisa mematung ketika Alesha pertamakali mencium Azka terlebih dahulu, dan membuat Azka mematung dan tersenyum salting.

Azka sore ini mengajak Alesha untuk pindah ke Rumah barunya, awalnya istrinya merengek tidak ingin pindah tapi berkat Papah, Azka berhasil membawa Alesha ke Rumah barunya dan disinilah Mereka, setelah menata barang dan bersih-bersih, Alesha dan Azka bersantai di Ruangan tamu.

"Bih," panggil Alesha yang sedang bersandar didada bidang Azka. "Maaf, gara-gara Aku mengajukan ijab qobul lebih awal Kamu jadi repot begini buat ngurusin Rumah baru Kita, Kamu pasti bertanya kenap...," belum sempat Alesha menceritakan lebih lanjut Azka sudah memotong terlebih dahulu.

"Karena Kamu takut pernikahannya gagal lagi seperti sebelum-sebelumnya, mahar yang sedikit karena kamu tidak ingin memperlihatkan kekayaan, yah walaupun Aku sebenarnya membawa uang Lima ratus juta dan perhiasan lainnya," jelas Azka, sedangkan Alesha hanya mampu terdiam saat Azka sudah mengetahui jawabannya, memang sebanarnya Azka membawakan mahar yang cukup besar untuk istrinya, bahkan perhiasannya saja bukan main-main, mulai dari berlian Lima puluh karat, Emas logam mulia Lima puluh gram, Perhiasan Emas sebanyak Delapan puluh gram, Saham Seribu lembar, bahkan hantaran yang dibawwa oleh Azka semuanya branded sehingga Alesha sangat bersyukur karena dia tidak perlu belanja lagi karena Azka sudah banyak memberi hantaran pada Alesha. 

Cup...

"Terimakasih sudah menjadi istriku," ucap Azka dan dibalas senyum hangat oleh Alesha.

Malam ini keduanya menikmati suasaa malam dengan menonton film.


---

Semua masalah pasti akan berlalu dan berganti dengan kebahagiaan.

Duo PenerbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang