"Park jimin"
>Fíŕãh<
●●●
Seperti kegiatan rutin yang sering di lakukan hyeonmi. Apalagi kalau bukan les musik?
"Oppa, ayok. Aku sudah telat sekali. Ini sudah setengah jam. Dan pasti, kelas musik nya sudah di mulai dari setengah jam yang lalu" omel hyeonmi, sambil menatap arlojinya dengan gelisah.
"Baiklah, kajja" ajak sehun.
Hyeonmi mengikuti langkah oppa nya itu, menuju ke mobil.
Usai sampai di tempat les musik. Hyeonmi dengan segera turun dari mobil.
"Oppa, aku masuk dulu yah. Sampai jumpa" pamitnya. Dan berlari dengan langkah kecilnya, memasuki sebuah ruangan yang bisa di bilang, cukup mini malis.
Sehun hanyan tersenyum, melihat tingkah hyeonmi. Dan hal itu mengingatkannya dengan tingkah hyeonmi waktu kecil dulu. Benar benar menggemaskan.
Sehun mulai melajukan mobilnya, dan keluar dari pekarangan les musik tersebut.
Hyeomi sedikit mengetuk pintu, lalu membukanya. Langkah kecilnya mulai masuk ke dalam ruangan yang di penuhi alat musik.
"Eoh, hyeonmi. Hai?" Sapa jimin.
Hyeonmi merasa tersipu, dia kembali mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Kejadian yang membuat hatinya tidak beres.
"Ha-hai.. jimin, oppa" sapanya balik.
Kini hyeonmi mendaratkan bokongnya, tepat di salah satu kursi di samping jimin. Dan mulai mengeluarkan biolanya.
"Bagaimana latihanmu?" Tanyan hyeonmi.
"Latihanku? Yeah, berjalan dengan baik" gumam jimin.
"Baguslah"
"Kau sendiri?"
"Seperti biasa. Sepertinya, sangat buruk"
"Jangan pantang menyerah hyeonmi. Aku tahu, kau wanita yang sangat bekerja keras. Dan kerja kerasmu tidak akan membohongi hasil. Aku yakin, kau bisa menjadi seorang pemain biola yang sangat.. perfect" ucap jimin, di selingi dengan tawanya yang begitu manis.
Hyeonmi terdiam sejenak, menatap makhluk ciptaan sang maha kuasa, di sampingnya. Pria itu memiliki wajah yang sangat indah. Apalagi jika dia tertawa dan tersenyum.
"Kau, bagaikan seorang malaikat, jimin oppa" batih hyeonmi.
"Apa yang kau fikirkan,hyeonmi? Kenapa menatapku begitu?"
"Hah? Ti-tidak ada. Hehehe"
Ckleekk..
Pintu terbuka, dan menampakkan ssaem kim, yang baru keluar dari sebuah ruangan kecil, kamar mandi.
"Eoh, ssaem? Annyeong" sapa hyeonmi. Ssaem kim mengembangkan senyum manis nya tepat di wajah imut nya itu.
"Iyah, hyeonmi. Bagaimana latihan mu?" Tanya ssaem kim.
"Masih belum ada perkembangan, ssaem mianhe" ucap hyeonmi, seraya menunduk. Jimin menatap hyeonmi di sampingnya.
Rawut wajahnya menjadi sedih. Jimin adalah seorang pria yang tidak bisa melihat seorang wanita sedih.
"Gwenchana, hyeonmi-ah. Kau hanyan perlu banyak latihan" gumam jimin sembari mengusap pelan punggung hyeonmi. Guna memberikan kekuatan.
"Yah, apa yang di katakan jimin itu benar, hyeonmi. Jangan sedih seperti itu. Ssaem yakin, kau pasti bisa. Fighting, hyeonmi-ah!" Gumam ssaem kim dengan semangat.
Hyeonmi mengulas senyumnya dengan pelan. Betapa beruntungnya, memiliki orang orang yang peduli dan sayang padanya.
●●●
"Aku ingin menyatakan perasaan ku padanya, tapi.. bukan kah ini terlalu cepat? Aku takut, jika saja dia akan menolakku"
"Hm, adik oppa ternyata sudah dewasa eoh. Sepertinya ada yang sedang jatuh cinta"
Hyeonmi terlampau kaget, saat kakaknya itu tiba tiba berada di sampingnya.
"Aniya.. oppa! Andwe" hyeonmi berusaha mengelak. Dia terlalu malu, jika sehun mengetahui hal itu.
"Jangan menyembunyikan apapun dari oppa. Ayo, sekarang ceritakan padaku. Siapa pria yang kau cintai?"
"Um.. arra, aku akan memberi tahu oppa. Asalkan dengan satu syarat"
"Baiklah, apa syaratnya?"
"Berjanji untuk tidak memberitahu ayah. Aku sangat takut dan malu, jika saja ayah mengetahui hal ini"
"Baiklah, aku berjanji"
Hyeonmi dan sehun saling menautkan jari kelinking mereka.
"Oppa, apa yang akan kau lakukan jika kau menyukai seseorang?"
"Aku tentu saja, akan menyatakan perasaanku"
"Lalu?"
"Kami berkencan"
"Terdengar sangat mudah, tapi.. pasti akan sulit jika di lakukan"
"Memangnya kenapa? Siapa pria yang kau cintai?"
"Namanya jimin oppa. Dia orang yang sangat baik, imut, pokoknya dia seperti malaikat. Dia teman les musik ku"
"Hm, pantas saja. Akhir akhir ini kau bersemangat sekali untuk mengikuti les musik"
Hyeonmi hanyan menyengir, sembari menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
"Aku menyukainya dan mencintainya. Aku fikir akan mengungkapkan perasaanku padanya. Tapi.. aku takut jika terlalu cepat mengungkapkannya, dia akan menolakku"
"Itu bukan lah tindakan yang salah, menurutku hyeonmi. Jika saja kau terlalu lama bertindak, bisa jadi dia akan menjadi milik orang lain. Apa kau mau?"
"Tidak! Aku tidak sanggup jika dia berkencan dengan orang lain."
"Oppa sarankan,untuk tidak sangat mencintai seseorang. Karna, sesuatu yang berawal dari kata 'sangat' akan berakhir dengan hal yang menyakitkan"
"Jinja?"
"Hm, dan aku yakin. Kau tidak akan kuat hyeon. Terlebih lagi, kau adik ku yang sangat cengeng"
Hyeonmi mengepoutkan bibirnya, karna kesal dengan ulah kakaknya itu.
Sehun tertawa, dan merengkuh badan mungil adiknya ke dalam pelukannya.
"Siapa pun pria pilihanmu, oppa akan mendukungmu. Asalkan, dia pria yang terbaik untukmu. Jika sampai dia membuatmu menangis, maka dia akan berhadapan dengan ku."
Hyeonmi tersenyum kecil. Sembari mengangguk. Sedikit legah di rasakannya, karna bisa menceritakan rahasianya, pada kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Not Me?
RomanceLee hyeonmi, Kufikir hidupku akan sangat bahagia di saat aku SMA. Tapi, semuanya jauh lebih rumit. Di tambah kisah percintaan yang begitu dramastis. Membuatku bingung, harus memilih yang mana. - ruang osis - les musik - lapangan basket Tiga tempat y...