Suatu malam, di halte busway tempatku meneduh setelah pulang kerja, aku sedang duduk-duduk santai seperti biasanya, menatap layar handphone dan membaca serangkaian daily news hari itu. Seperti biasa pula, pukul 21.00 sampai pukul 21.15 aku rehat sebentar di halte tersebut, sedikit menghilangkan penat, tapi tidak seperti biasanya, malam itu hujan sangat deras, entah dari jam berapa hujan itu mulai, ketika aku keluar dari kantorku angin sudah kencang, bahkan jalanan sudah basah semua, sepertinya aku tidak bisa beranjak tepat pada pukul 21.15.
Sembari menunggu hujan, aku terus asyik membaca berita, selagi membaca berita di layar hp ku, perhatianku sedikit menoleh ke arah sebrang jalan, aku melihat seorang wanita paruh baya dengan gaun hitam membawa payung hitam ditengah derasnya hujan, dan ‘wush’ mobil yang berlalu lalang begitu cepat, seketika wanita itu hilang dari pandangan, entahlah apa hanya imajinasiku saja atau apapun itu, aku seperti ‘ah sudahlah’.
Waktu menunjukkan pukul 21.45, tidak terasa terlewat setengah jam aku menunggu hujan yang tak kunjung reda, begitu aku menyadari orang-orang disekitarku sudah beranjak, aku mulai agak sedikit ingin cepat pulang, namun hujan masih belum berhenti, masih deras, tapi kupikir paling tidak pukul 22.00 hujan akan mereda.
Aku dan mataku kembali menatap layar dan membaca berita, saat itu aku sedang membaca tentang hal fenomenal yang terjadi baru-baru ini. Sampai di halaman akhir berita, tiba-tiba ada yang menegurku,
‘mbak?’
Aku langsung menoleh dengan agak sedikit kaget,
‘iya bu’ jawabku agak gugup karena melihat itu adalah wanita bergaun hitam yang kulihat sekitar pukul 21.30 tadi.
‘sudah malam, sedang apa masih disini?’ Tanya wanita paruh baya itu
‘umm, aku ingin pulang, tapi hujan masih deras’ jelasku
‘oh kalau begitu, bagaimana pulang bersamaku, aku membawa satu payung, tapi cukup untuk berdua. Dan sepertinya kamu juga anak komplek itu kan’ kata wanita itu menawariku untuk pulang bersamanya.
Aku heran, bagaimana dia bisa tau kalau aku tinggal di komplek perumahan yang dia sebut, aku awalnya agak was-was, tapi kupikir dia adalah orang yang tinggal di komplek yang sama denganku mungkin karena aku sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak mengenali orang-orang sekitar.
‘umm, boleh, tapi apa tidak merepotkan? Oh ya, apakah ibu juga tinggal di komplek itu?’ aku menerima tawarannya karena hari sudah sangat gelap, dan bertanya kepadanya sedikit rasa penasaranku.
‘hmm, eh, ayo jalan’ tandasnya langsung mengajakku pulangJarak tempat kerjaku dengan komplek perumahan kurang lebih 600 m, namun jalannya yang agak banyak rute membuat waktu tempuh agak sedikit lama. Kami berdua hanya diam sepanjang jalan, sampai kiranya setengah perjalanan tiba-tiba ia meminta untuk berhenti sejenak.
‘sebentar mbak’
‘oh iya bu,’
‘tolong pegang payungnya’ sambil menyodorkan gagang payung kepadaku ‘kamu saja yang pegang payungnya ya, saya dingin sekali’ jelasnya
‘baik bu’ singkatku yang ingin cepat sampai rumahAku tidak pernah menoleh atau mengobrol dengan wanita tersebut, karena aku tidak berani untuk itu, aku tetap jalan sampai aku baru menyadari seperti ada yang aneh. Benar saja, wanita itu tidak ada disebelahku ataupun dibelakangku, diperjalananku yang kurang lebih 100 m lagi menuju komplek aku bingung, aku takut wanita itu terjatuh atau tertinggal karena aku terlalu cepat, tetapi jika tertinggal dia pasti memanggilku, atau jika terjatuh pasti ada suara yang membuatku tau.
Aku merinding dengan suasana hujan yang masih saja mengalir, aku percepat langkahku aku tidak memperdulikan wanita tadi, pikiran buruk semakin merasuki otakku, ‘oh gawat, apakah itu hantu?’ dalam benakku. Hingga kurang lebih 50 m menuju komplek, “clap!!” payung hitam itu menguncup dan menutupi wajahku, aku panik, sialnya aku juga terpeleset karena aku tidak bisa melihat jalan.
Aku lantas pingsan, dan siuman setelah beberapa menit, atau mungkin lantaran hp ku yang bergetar dalam keadaan mode silent muncul notifikasi pesan, dari Kakakku, pukul 22.53 ‘ella, hati-hati hujan deras, kakak baru saja bangun, ayah sudah tidur, dan listrik di komplek padam malam ini’ begitu isi pesan yang membuatku takut karena pasti jalanan gelap.
Disaat aku menghilangkan notif pesan, ada yang membuatku terhenti sejenak, laman berita yang kubaca ternyata belum kututup, ingat halaman akhir tadi yang terjeda karena wanita tersebut? Aku scroll kebawah dan aku menemukan berita mengejutkan dengan judul “NAAS, WANITA BERPAKAIAN SERBA HITAM DITEMUKAN MENINGGAL” seketika aku merinding tapi aku tidak bisa melangkahkan kaki sebelum aku membaca isi berita yang semakin membuatku kaget, ‘ditemukan seorang wanita mengenakan pakaian sebuah gaun berwarna hitam membusuk di belakang sungai dekat pemakaman kota A, diduga wanita tersebut terbawa arus setelah terjatuh karena hujan deras, mayat wanita tersebut diperkirakan telah ada sejak 3 hari yang lalu dan itu adalah pada saat adanya pemakaman seorang warga kota, tidak ada yang mengetahui kronologisnya, tapi dapat disimpulkan bahwa wanita itu benar terseret arus hujan deras 3 hari yang lalu karena ada payung yang digenggamnya. Sampai tadi sore hari ditemukannya mayat tersebut belum di bereskan karena kondisinya yang parah dan baunya yang sangat menyengat’ Oh DAMN! Creep. Aku segera berlari dan segera melempar payung itu, lagipula hujan sudah mereda hanya sisa gerimis, tapi jalan yang gelap membuatku ketakutan dalam setiap langkah.
Aku tidak perduli apapun, sekarang, tujuanku hanya rumah, tubuhku ingin rebah.> bersambung.
Jasmine Umbrella, 2020.Karangan oleh Dede Sofyansyah
25 Feb 20. 6.00 P.M
KAMU SEDANG MEMBACA
PAYUNG HITAM MISTERIUS
Horrorcerita fiksi horror yang membuat anda merinding dalam 3 bagian, perhatikan dengan detail dan mencobalah menjadi peran utama dalam ceritaku. thx bantu like dan follow aku ya.