Bahagia atau Tersiksa?

35 14 4
                                    

"Kala, lo gapapa? ". Ujar Raina yang tengah duduk di sampingnya.

Kala hanya terdiam.  Menatap mata Raina dan sesekali melirik ke arah tangannya yang tengah digenggam Raina.

"Modus lo Ra". Ucapnya pelan sambil tersenyum tipis ke arah Raina.

Ini adalah pertama kalinya Kala tersenyum pada Raina. Walapun hanya senyum tipis.

"Eng...ga.. Enggak!  Gue ga modus! Jangan pd lo! ". Ucap Raina sambil melepaskan genggamannya, dan memalingkan muka karna menahan rasa malu pada Kala.

"Beliin gue kopi". Ucap Kala yang kembali menutup senyum tipisnya.

Raina yang mendengar itu langsung berdiri, beranjak pergi dari tempat duduk itu dan memesankan kopi hangat untuk Kala.

Tak beberapa lama setelah kopi sudah selesai dibuat.  Raina segera membawanya pada Kala.  Tapi..

"brukk!!"

Raina terjatuh dan kopi yang ia bawa tumpah mengenai baju dan celana sekolah yang Kala pakai. Seketika Kala langsung berdiri dan memberi tatapan tajam pada Raina.

"Lo gimana sih!  Ini tumpah kena gue!  Mata lo dimana?! ". Bentak Kala.

Raina langsung berdiri dan mengeluarkan sapu tangan kecil bergambar doraemon dari sakunya. Segera Raina mengusap baju Kala yang terkena kopi.

"Kala gue ga sengaja,  gue minta maaf". Ujar Raina.

Tapi Kala langsung merebut sapu tangan Raina dan membuangnya. Raina hanya terdiam menunduk tidak berani melihat mata Kala. 

"pasti aku kena marah lagi,  bakalan tersiksa lagi ini mah! " ucapnya dalam batin.

"Lo bisa ga sih ra ga bikin gue kesel sama tingkah laku aneh lo! ". Ujar kala.

"Gue minta maaf kal gue gasengaja". Ucap Raina lirih.

"Pergi lo!! ". Ucap Kala sambil menunjuk ke arah jalan raya.

Raina langsung mengambil tas ranselnya dan jaket yang ia letakkan di dekat Kala.

"Pergi sekarang! ". Bentak Kala.

Raina segera membalikkan badan dan melangkah pergi menjauh dari Kala.
Berjalan kaki melewati beberapa pangkalan ojek dan warung makan.

"andai aku punya uang pasti aku gabakalan jalan segini jauhnya, terus aku bisa makan sepuasnya" ujarnya dalam batin.

Cuaca saat itu mendung, matahari tertutup awan hitam. Mungkin,  sebentar lagi akan turun hujan.
Padahal Raina, tidak membawa payung.  Apalagi jalan yang harus dia lalui masih jauh.

Berharap ada seseorang yang dia kenal lewat, seperti waktu dia pulang bareng Seano.

Setelah beberapa lama Raina berjalan, hujan dari langit mulai turun perlahan.  Setitik air membasahi rambut panjangnya. Dan semakin lama semakin deras saja..

Tapi Raina tetap melanjutkan perjalanannya sebelum hari mulai petang.  Sampai akhirnya dia merasa kedinginan.  Seluruh badannya sudah basah kuyup terkena air hujan yang sembari tadi belum berhenti berjatuhan.

Raina pun duduk di depan gubuk kecil yang ada di pinggir jalan. Membuatnya menggigil kedinginan. 

*************

Kala saat itu masih berada di warung tempatnya menongkrong bersama teman teman.  Tapi dia memikirkan Raina yang sedang berjalan padahal saat ini sedang hujan.

"Al,  raina gimana? Gue kok malah kepikiran sama dia". Ujar Kala.

"Lo mending susul dia Kal". Jawab Alam.

Kala & RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang