6

74.9K 6.5K 205
                                    

Fau yang paling cantik di mobil ini. Ya iyalah, dia perempuan sendirian. Ridwan yang menyetir mobil. Di sampingnya ada Bram yang sibuk dengan ponselnya. Dikit-dikit ada panggilan masuk, semuanya mengenai kerjaan. Sementara Fau duduk di belakang, sempat tertidur dan kini terbangun karena mobil berhenti di rest area.

Mereka singgah makan di rumah makan Ampera. Tidak hanya mereka, tim surveying juga ikut sarapan di sana. Fau makan dengan lahap. Selama kehamilannya yang berjalan ini dia tidak pernah ada masalah dengan makanannya. Itu semua karena Fau makan dengan teratur, dia juga jadi pilih-pilih makanan. Lebih baik mencegah dari pada kenapa-kenapa.

"Saya sudah hubungi manajemen pusat, besok kita diskusikan lagi dengan perwakilan klien di sana," kata Bram. Tentang debit yang tidak memenuhi masih harus dilaporkan ke kantor pusat untuk meminta jalan tengah. Mau geser lokasi juga tidak mungkin. Melangkahi persyaratan pemerintah, bisa-bisa masuk penjara.

"Siap Pak, yang penting weekly project tetap berjalan saja dulu," kata Ridwan. Target selesai sudah ditetapkan, uang sudah diturunkan secara bertahap. Kalau ditunda karena menunggu keputusan akan sangat buang-buang waktu.

"Untuk pengukuran nanti kita tetap laporan dulu ke kepala dusun. Kita gak bawa pengamanan, takutnya warga sekitar masih belum ikhlas walau kata klien sudah diurus," Bram berbicara pada tim surveying. Fau kembali sibuk dengan makanannya. Bisa ditebak Fau akan di sana sampai sore hari. Fau pikir mengisi tenaga lewat media makanan sangat penting. Fau makan banyak, karena bukan hanya dia yang makan. Dede dalam tubuhnya juga mengambil makanan yang Fau makan.

Fau teringat sesuatu. Dia belum mengabarkan Aksa. Pria itu sedikit bawel setelah balik dari Massachusetts.

Cekrek. Fau memfoto makanannya yang sudah sisa setengah piring. Kemudian Fau mengirimkannya ke Aksa.

To Aksa

*foto nasi timbel, gepuk, tahu goreng, tempe bacem, perkedel jagung, pepes tahu, air mineral

Ada dua orang yang menangkap basah aksi Fau tadi. Bram dan seorang staf dari tim surveying. Bram yang duduk di dekat Fau berusaha menahan tawanya. Menurutnya yang dilakukan Fau barusan sedikit lucu.

"Mau di-upload?" tanya Bram. Biasanya di meja makan jika ada yang memfoto akan di-upload di media sosial. Pokoknya foto dari beberapa sisi yang terlihat cantik. Nah yang Fau foto isi piringnya sudah terkorek, fotonya di ambil dari sisi atas seperti tatanan makanan tentara yang lagi sekolah.

Fau tersadar, pertanyaan barusan untuk dirinya. "Enggak Pak. Mau laporan doang," jawab Fau. Bram tidak bertanya lebih lanjut.

Tak lama ada pesan balasan dari Aksa. Isinya bukan tulisan, hanya sebuah emotikon saja.

From Aksa

*emotikon jempol

Fau tidak puas dengan jawaban Aksa. Kalau dipikir-pikir Fau jadi banyak maunya. Entah ini pengaruh dirinya yang sedang hamil, tetapi setahu Fau tidak ada catatan tentang Ibu hamil yang selalu ingin dimanja. Mungkin saja Fau yang tidak menemukan catatan itu.

To Aksa

Lagi ngapain?

Sambil menunggu jawaban dari pria itu, Fau melanjutkan kegiatan makannya. Mata Fau tidak sengaja melirik es jeruk milik Bram. Dia jadi pengen, tetapi makan hari ini hitungan sarapan paginya. Fau tidak mau pagi-pagi begini minum yang asam-asam. Ting. Ponselnya berdering kembali tanda ada pesan whatsapp masuk.

From Aksa

Kerja.

Aksa di sana, Fau di sini. Sama-sama tidak punya indera ke empat puluh delapan untuk melihat apa yang sedang satu sama lain lakukan. Seegois apapun Fau, dia ingin pasangannya itu memberikan balasan yang lebih panjang. Setidaknya kalau mau memberi satu kata harus ditambah emotikon apa gitu.

Same Office with Wife (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang