8.cobaan Cinta

15 2 0
                                    

Typo tandai!

Selamat membaca 💞💞


"Hanya cowok pengecut yang buat air mata cewek tumpah!"

_Dian aftara

Ramdan berjalan kearah kantin dengan senyum yang mengembang selama berjalan.


Semua orang yang dilewati Ramdan terpesona melihat bad boy yang tak pernah senyum sama sekali dalam sejarah, hari ini detik ini tersenyum entah lah, seluruh murid yang ada di kantin tak henti-henti melihat Ramdan.

"Asekkk ada yang sedang jatuh cinta nih," celetuk salah satu teman Ramdan sebut saja Aldi.

"Biarin ngapa lu! Gak bahagia banget liat temen bahagia," balas Kelvin teman Ramdan dan Aldi.

Sebut saja mereka adalah bad boy serta yang paling fomous urutan ke-2 setelah Genk Dian and kawan-kawan.

"Banyak bacot kalian! Gue lagi bahagia, jadi diam dulu!" Ketus Ramdan sambil melempar kentang goreng yang ada di atas meja mereka.

"Acieee cieee ada yang bahagia nih," goda Aldi.

"Diam kalian! Gue lagi good mood ! Jangan bikin mood gue jadi bad mood!" Ketus Ramdan.

"Anjeeer bahasanya! Jangan di belit-belit napah, gak paham gue," celetuk Kelvin sambil memakan kentang gorengnya.

***

Di tempat yang berbeda Dian sedang merokok di warung depan sekolah, dengan teman-temanya.

"Lo ngapa sih Dian?" Tanya Reno memperhatikan Dian yang sedang frustasi.

"Banyak bacot kalian!" Ketus Dian yang masih menghisap puntung rokoknya.

Tak jauh dari sana, ada seorang perempuan berseragam sama, serta rambut terurai berwarna merah, dengan jepitan rambut kupu-kupu, menghampiri mereka.

"Diaaan!" Ucap siswi tersebut sambil memeluk Dian dari belakang, ya ia adalah Clarisa.

Dian tak mengubris cewek satu ini, ia masih fokus pada rokoknya.
Reno dan Nino saling pandang, mereka bingung, biasanya Dian akan menyambut kedatangan Clarisa tapi kali ini Dian bersikap Dingin pada Cewek satu ini.

"Kalian ada masalah?" Tanya Nino memberanikan diri.

Clarisa terdiam lalu melepaskan pelukanya, lalu mentap Nino dan Reno secara bergantian.

"Gak tahu," lirih Clarisa sedih.

"Gak usah sok sedih!" Bentak Dian sambil berbalik menatap Clarisa.

Clarisa tertegun mendengar kata-kata yang di lontarkan Dian untuknya.
"Di-Dian... aku salah apa sama kamu?" Tanya Clarisa berusaha untuk tidak menangis di depan Dian.

"Gak usah sok sedih lo! Udah enek gue liatnya!" Ucap Dian masih membentak Clarisa.

"Udah Dian, tenang," ucap Reno menenangkan Dian.

Dian menghembuskan nafas kasar lalu menghampiri Clarisa dan memeluk Clarisa erat, tangis Clarisa runtuh ia mengangis sejadi-jadinya.

"Maaf Clarisa, gue lepas kendali," ucap Dian tepat di telinga Clarisa yang sedang menangis.

"Kamu jahat Dian, hiks! Jahat," lirih Clarisa sambil memukul-mukul dada bidang Cowok yang sedang ia peluk.

"Iya gue jahat! Hanya Cowok pengecut yang berani membuat Cewek menangis," ucap Dian lalu mengelus rambut Clarisa lembut.

Bruk!
Terdengar suara buku yang terjatuh.

"Eh? Maaf," ucap Cewek yang tak sengaja menjatuhkan buku-bukunya, cewek itu adalah Vaylen yang hendak mempoto kopi buku-buku tersebut.

Vaylen memunguti buku-bukunya lalu berlari masuk ke dalam sekolah.

Dian melepaskan pelukanya lalu menatap Vaylen yang sudah jauh dari dirinya.

"Gue titip Clarisa," ucap Dian lalu bergegas berlari masuk kesekolah.

Clarisa, Nino dan Reno memandangi Dian yang tiba-tiba berlari masuk ke sekolah dengan terburu-buru.

Clarisa menghembuskan nafas gusar.

"Sabar Cla! Mungkin Dian udah bosen ama lo!" Ucap Reno mengompor-ngompori.

***

Dian mengejar Vaylen yang sudah jauh dari dirinya.

"Vaylen tunggu!" Teriak Dian yang masih mengejar Vaylen.

Vaylen berhenti lalu berbalik menatap Dian dengan tatapan tak bisa diartikan oleh Dian, tatapannya sayu seperti orang menahan untuk tidak menangis.

"Gue salah Dian! Gak seharusnya gue naruh rasa ke lo!" Ucap Vaylen setengah membentak.

"Gue goblok karena udah naruh perasaan ini!" Ucap Vaylen yang masih membentak.

Buku-buku ditanganya sudah berserakan di mana-mana.
Dan mereka menjadi tontonan seluruh murid yang sedang berada di koridor.

"Gue payah! Karena udah baper sama sikap manis lo itu! Gue cewek Dian! Gue cewek yang bisa baper karena perkataan lo!" Ucap Vaylen sambil menunjuk Dian.

Hening sesaat, Vaylen menarik nafas dalam-dalam.

"Mungkin... gue ini emang teralau payah... gue salah... ternya jakarta kota yang keras... selain susah cari kerja ternyata susah untuk mempercai orang-orang yang kaya lo! Heran gue sama playboy yang kayak lo! Salut gue!" Ucap Vaylen mengakhiri kalimatnya dengan tepuk tangan dan tawa hambarnya.

"Vay dengerin gue dulu," ucap Dian sambil menggenggam tangan Vaylen yang dingin.

Vaylen melepaskan tanganya dari genggaman tangan Dian darinya.

"Mulai sekarang gak usah sok kenal sama gue," ucap Vaylen sambil memunguti buku-bukunya dan bergegas pergi dari hadapan Dian.

"Aaaarrrggg!!!!" Teriak Dian frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

***
AUTHOR!

Awal atau akhrir dari cinta?

Dian lebih cocok sama siapa?

Oliv sih setuju sama Vaylen :"))

Vote+coment! ❤

👋👋

~Love You!~[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang