Bagian 13

248 24 2
                                    


Denata

Bagian 13

Alaska bangun dari tidurnya ketika aroma mint menyeruak di hidungnya, kemudian dirinya tersadar dan terkejut ketika dirinya berada di sebuah kamar bernuansa warna pastel dan terdapat foto seorang gadis bersama dengan pria di sana. Kamar Malidya.

Gadis itu segera bangkit kemudian melihat sticky note yang tertempel di pintu kamar yang mengatakan, supaya Alaska tidak boleh keluar dari kamar ini.

Lalu matanya beralih pada nasi goreng lengkap dengan mentimun dan juga telur diatas nakas dan segelas air putih dingin sudah tersaji disana.

Alaska berjalan mendekat sambil membuang sticky note itu ke dalam tempat sampah, kemudian Alaska melahap nya sambil melihat sekeliling ruangan kamar ini yang begitu menarik perhatiannya. Sudah lama Alaska tak mampir kesini.

"Eh nak Alaska udah bangun?" Alaska tersenyum kikuk dengan mulutnya yang penuh dengan nasi goreng.

"Gausah-gausah duduk aja, makan aja dulu. Kamu nggak sekolah udah di ijinin sama Malidya tadi." Ucap wanita paruh baya itu yang memakai kerudung pasmina. Terlihat cantik, dan cocok untuknya.

"Maafin aku ya Mama Dyla udah ngerepotin." Ucapnya.

"Jangan bilang begitu, udah ya dimakan dulu tante mau pergi ke luar ya jagain rumah ya." Alaska mengangguk kemudian mencium tangan wanita itu, lalu pintu kamar Malidya tertutup.

Kini, Alaska tengah duduk di atas kursi belajar milik Malidya sambil melihat foto-foto Reyhan dan Malidya yang membuatnya iri.

"Huwaaaa pengen punya Abaaaang." Ucapnya lalu meletakkan foto itu di tempatnya semula dan berjalan ke luar kamar, hendak berkeliling di rumah ini.

Tak ada yang bisa Alaska lakukan disini, gadis itu duduk di atas sofa sambil menatap kosong ke arah gitar milik Reyhan, sehingga ingatan kemarin malam yang menyakitkan itu kembali terekam jelas di kepalanya.

Kemudian gadis itu mengambil gitar milik Reyhan, menjetikkan beberapa nada sampai akhirnya sebuah alunan musik lagi tercipta.

Awan dan alam saling bersentuh, mencipta hangat kau pun tersenyum

Ketika itu kulihat syahdu, lihat hati mana yang tak akan jatuh

Kau memang manusia sedikit kata, bolehkah aku yang berbicara

Kau memang manusia tak kasat rasa biar aku yang mengemban cinta

Lalu gadis itu meletakkan gitar milik Reyhan sambil melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul dua belas siang, masih ada satu jam lagi.

Tak ada yang bisa ia lakukan, kemudian gadis itu beralih menuju kamar Malidya menguncinya lalu mulai memainkan biola, karena Alaska ingin mencoba hobi baru.

Mau tak mau.

Alunan Biola yang Alaska mainkan itu menyeruak hingga sampai ke pintu utama rumah ini. Membuat orang yang baru saja masuk ke dalam rumah ini terkejut, dan bertanya-tanya siapa yang memainkan biola seindah ini dan juga berperasa.

"Alaska!" Malidya segera bergegas kemudian membuka pintu kamarnya yang terlihat Alaska sedang memejamkan mata sambil menyumpalkan kedua telinganya menggunakan earphone. Entah untuk apa, Malidya sendiri tak tau.

"Alaska..." Nata terkejut ketika Malidya terdiam di depan pintu sambil melihat apa yang sedang ia lihat di dalam.

"Kenapa Al--" Nata berdecak kagum saat gadis cantik itu memejamkan matanya sambil membuat sebuah alunan nada Someone you loved, milik Lewis Capaldi di cover menggunakan Biolanya.

"Keren." Reyhan juga ikut menyaksikan Alaska yang bermain menggunakan hatinya dengan sepenuhnya.

Mereka menikmati buaian melodi merdu yang di berikan Alaska untuknya, terkesan mendalam dan bermakna sekaligus tamparan keras bagi seorang Nata yang tampak sedikit memahami perasaan Alaska.

Gadis itu...

... sakit.

"Akh!" Nata yang tengah termenung seketika menghampiri Alaska yang tiba-tiba meringis kemudian melihat jari telunjuk bagian kirinya mulai mengeluarkan darah segar.

Dengan sigap, Nata memasukkan jari itu ke dalam mulutnya, menyesap darah Alaska kemudian menoleh ke arah Malidya memberi kode agar segera membawakan plester untuknya.

"Ini plester nya." Nata dengan sigap membuka kemasan plester itu kemudian melepaskan jari Alaska dari mulutnya, lalu di tutupnya jari yang terluka itu dengan telaten.

Kemudian Nata tersenyum kecil.

Nata segera bangkit lalu masuk ke dalam kamar mandi, dan memuntahkan darah Alaska yang ia sesap tadi.

Lalu tersenyum kikuk, ketika Alaska memegang jari telunjuk kirinya.

"Makasih Nat." Nata mengangguk kemudian mengambil biola dan juga beserta alat penggeseknya masuk ke dalam tas.

"Istirahat, lo masih kaku. Lain kali kalo Ester ngasih tau lo turutin." Ucapnya tanpa melihat ke arah Alaska.

"Tapi permainan lo bagus, gue suka." Reyhan suka dengan Nata yang seperti ini, banyak bicara dan meluapkan ekpresinya.

"Lagu tadi buat gue ya?" Tanya pria itu lagi, tanpa melihat ke arah Alaska karena begitu sibuk dengan biola milik gadis itu.

"Iya."




































Bersambung...

[✓] Denata | Jaehyun (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang