Keesokkan harinya, putra mahkota Qin Feiye, pun dengan senang hati bersiap memakai pakaian bangsawan biasa untuk keluar menuju desa Shunyuan, untuk mencari gadis bercadar putih di kedai teh yang semalam di kunjungi nya dan sekalian pergi ke kediaman Guru Besar Liu yang berada di desa yang menjadi tujuan nya.
Sementara itu di kediaman Guru Besar Liu, Tuan Liu Xuan Fei, Ayah dari Liu Yi Fei, sedang memberitahukan kepada Yi Fei, tentang ramalan yang di katakan oleh Tetua Han 18 tahun lalu, Yi Fei menyimak dengan seksama tentang penjelasan Ayah nya dan terkejut karena dalam ramalan yang di maksud adalah diri nya, karena hanya dirinya lah yang memiliki tanda lahir burung Phoenix Bulan itu, saking terkejutnya, Yi Fei pun keluar dari ruang keluarga tempat berbincang antara diri nya dan Ayah nya itu dengan wajah sedih, ketika sampai di halaman rumah nya, di bawah pohon bunga persik yang berguguran, Yi Fei pun memainkan sitar kesayangan nya dan tidak sadar bahwa ada yang memperhatikan dirinya bermain sitar sambil duduk tidak jauh dari tempat nya. Tidak lama kemudian, Yi Fei pun selesai memainkan sitar nya pun terkejut karena suara tepuk tangan dari seseorang yang memperhatikan nya, selesai dari keterkejutannya Yi Fei pun bangkit dari duduk nya dan menghampiri seseorang itu dan bertanya pada nya,
" Maaf siapakah Anda dan ada keperluan apa di kediaman ini...?" tanya Yi Fei pada pemuda yang ada di hadapan nya.
" Saya Putra Mahkota Kekaisaran Qinxi, Qin Feiye, saya kemari ingin mencari Guru Besar Liu, apakah beliau ada di dalam....?" jawab pemuda itu, yang ternyata Putra Mahkota Qin Feiye.
" Ahh... maaf kan saya Yang Mulia Putra Mahkota, saya Liu Yi Fei, putri dari Guru Besar Liu Xuan Fei, mari saya antarkan anda pada Ayahku, Yang Mulia, dan maafkan saya karena tidak menyadari kehadiran anda tadi Yang Mulia..." ucap Yi Fei seraya menunduk meminta maaf.
" Ahh.... Ternyata anda adalah putri Guru Besar Liu, tidak masalah lagi pula saya yang sengaja tidak mengganggu permainan sitar mu yang indah itu, maka nya anda tidak perlu minta maaf pada saya nona Liu Yi Fei..." ucap Feiye.
" Bukan kah anda ingin menemui Ayah ku, Yang Mulia, mari saya antarkan anda pada Ayah ku, karena Beliau sedang di ruang keluarga, mari Yang Mulia..." ucap Yi Fei.
" Silahkan nona Liu tunjukkan jalan nya..." ucap Fei Ye.
Berjalan masuk ke ruang keluarga, dan bertemu Ayah nya, Yi Fei pun mempersilahkan Feiye duduk di hadapan Ayah nya dan dirinya pamit undur diri untuk membuatkan teh dan mengambil cemilan di dapur.
" Hormat hamba Yang Mulia Putra Mahkota, maaf kan saya karena tidak menyambut anda di depan tadi...." ucap Guru Liu seraya menunduk hormat pada Feiye.
" Ahh... Tidak perlu formal Guru Liu, Aku kemari karena ingin bertanya, apakah anda mengenali sapu tangan ini, Guru Liu....?" tanya Feiye sambil menunjukkan sapu tangan yang di simpan nya.
" Saya Mengenali nya Yang Mulia, ini adalah sapu tangan milik putri ku, Liu Yi Fei, gadis yang mengantarkan anda kemari tadi...." ucap Guru Liu.
" Ahh.... Benarkah Guru Liu...?" tanya Feiye sekali lagi...
" Benar Yang Mulia, saya tidak akan salah mengenai benda yang di miliki oleh putri saya, Yang Mulia...." ucap Guru Liu...
" Baik lah, aku percaya pada mu Guru Liu, dan aku ingin bertanya satu hal lagi, apakah putri mu memiliki tanda lahir burung phoenix bulan, Guru Liu...?" tanya Feiye lagi..
" Benar Yang Mulia, Putri ku memilikinya, tanda lahir itu terletak di pinggang sebelah kiri, Yang Mulia..." ucap Guru Liu.
" Dan apakah anda tahu arti dari lambang tanda lahir yang dimiliki nya itu Guru Liu....?" tanya Feiye lagi.
" Saya tahu Yang Mulia, dia di takdirkan untuk menjadi Istri, Pendamping dan Permaisuri anda seumur hidup nya, Yang Mulia..." ucap Guru Liu
" Apakah Putrimu mengetahui nya kalau dia memiliki takdir seperti itu Guru Liu....?" tanya Feiye lagi.
" Dia sudah mengetahui nya, Yang Mulia, anda akan melihat reaksi nya ketika anda menanyakan pada nya nanti..." ucap Guru Liu.
Tidak lama kemudian, Liu Yi Fei pun masuk dengan membawa nampan yang berisi cemilan dan teko teh untuk di hidangkan di hadapan putra mahkota, dia pun menuangkan teh nya untuk Putra Mahkota, Ayah nya dan diri nya, karena diri nya telah di persilahkan duduk oleh Ayah nya.
" Nona Liu, Aku ingin menanyakan sesuatu pada mu, boleh kah nona....?" tanya Feiye pada Yi Fei.
" Silahkan Yang Mulia, anda dapat menanyakan nya..." jawab Yi Fei.
" Baiklah dan aku harap kamu tidak terkejut dengan pertanyaan ku dan sebaiknya kamu memberikan jawaban yang benar, Nona Liu.." ucap Feiye.
" Silahkan Yang Mulia..." ucap Yi Fei.
" Apakah kamu memiliki tanda lahir burung phoenix bulan, nona Liu....?" tanya Feiye.
" Benar Yang Mulia, tanda itu ada di pinggang sebelah kiri saya, Yang Mulia...." jawab Yi Fei.
" Apakah kamu tahu apa arti dari tanda lahir yang kamu miliki itu, nona Liu...?" tanya Feiye lagi.
" Tahu Yang Mulia, saya di takdirkan untuk menjadi istri, pendamping dan permaisuri dari pemuda yang memiliki tanda lahir naga matahari, yaitu Anda, Yang Mulia untuk seumur hidup saya...." jawab Yi Fei lagi.
" Baik lah kalau begitu, pernikahan kita akan berlangsung 1 bulan lagi tepat di hari ulang tahun mu yang ke 16 tahun yang merupakan hari ulang tahun ku juga yang ke 19 tahun calon putri mahkota ku..." ucap Feiye lagi.
" Baik lah, saya menerima keputusan anda, Yang Mulia Putra Mahkota..." ucap Yi Fei.
" Baik lah Guru Liu dan Nona Liu, saya pamit dulu, karena hari telah beranjak sore, saya harus makan malam di Istana sekalian memberitahukan keputusan saya pada Ayah Kaisar dan Ibu Suri Jin..." ucap Feiye seraya berdiri dan pamit pada Guru Liu dan Liu Yi Fei.
" Baiklah Yang Mulia, biarkan Yi Fei mengantar anda ke depan Yang Mulia, hati-hati di jalan Yang Mulia..." ucap Guru Liu.
" Mari Yang Mulia, saya akan mengantar anda ke depan..." ucap Liu Yi Fei.
" Mari Nona Liu..." ucap Feiye.
" Lebih baik panggil saya Yi Fei saja Yang Mulia, biar terdengar akrab...." ucap Yi Fei.
" Baiklah Nona Liu, ehh, maksud saya Yi Fei..." ucap Feiye gugup.
" Baiklah Yang Mulia, hati-hati di jalan, Yang Mulia, sampai jumpa lagi..." ucap Yi Fei sambil menunduk hormat pada Feiye yang telah menaiki kereta kuda nya.
" Baiklah Yi Fei, sampai jumpa lagi..." ucap Feiye, sambil berlalu...
Setelah 30 menit perjalanan, Qin Feiye pun telah sampai di Istana nya, langsung membersihkan diri, dan bersiap memakai pakaian santai nya menemui orang tua nya di kediaman Phoenix, kediaman Ibu nya, setelah sampai di kediaman Ibu nya, Feiye pun langsung menyapa dan memberi hormat pada orang tua nya.
" Hormat untuk Ayah dan Ibu, semoga di berikan umur panjang dan sehat selalu..." ucap Feiye seraya menunduk hormat pada orang tua nya.
" Hormat mu kami terima anak ku, ada apa gerangan dengan wajahmu yang berseri-seri ini anak ku...?" tanya sang Ayah, Kaisar Qin.
" Aku ingin memberitahukan kepada Ayah dan Ibu, kalau aku akan menikahi pasangan takdir ku 1 bulan lagi, tepat di hari ulang tahun ku dan dirinya, apakah Ayah dan Ibu merestui nya..." tanya Feiye langsung pada orang tua nya.
" Tentu saja kami merestuinya anak ku, karena dia adalah pasangan takdir mu anak ku dan kita akan merayakan pernikahan kalian dengan meriah..." ucap Ayah dan Ibu Feiye bersamaan.
" Baiklah Ayah dan Ibu, terima kasih atas restu nya dan selamat beristirahat Ayah dan Ibu, aku pamit untuk kembali ke kediaman ku untuk beristirahat, dan Ayah, besok tunggu aku di aula utama, aku akan ikut Ayah untuk mendengarkan laporan para menteri, mulai besok dan seterusnya...." ucap Feiye seraya bangkit dan pamit pulang ke kediaman nya...
" Baiklah anak ku, selamat beristirahat anak ku..." ucap Ayah nya.
" Baiklah Ayah dan Ibu, aku pulang kembali ke kediaman ku...." ucap Feiye, lalu berbalik pulang ke kediaman nya untuk beristirahat.See you next chapter😊
KAMU SEDANG MEMBACA
The Emperor and The Main Empress
RomanceLiu Yi Fei, putri dari seorang guru besar negara kerajaan kekaisaran Qinxi, yang terlahir dengan tanda bulan phoenix, dan yang di takdirkan menjadi seorang Permaisuri, dengan parasnya yang cantik, anggun & lemah lembut, cerdas & juga berani, tidak m...