02

413 48 7
                                    

"Terima kasih ahjumma," ucap Yoongi kepada ahjumma penjual camilan di dekat taman. Setelah mendapatkan dua puluh tusuk tanghulu serta satu bungkus tteokbokki ia berjalan ke arah salah satu bangku di taman di mana telah duduk Moonbyul dengan tenang.

"Ah! Yoongi-ah! Mana tanghuluku?" tanya Moonbyul antusias setelah menyadari Yoongi yang datang dan duduk di sebelahnya.

Senyum dengan lesung pipi yang di kagumi Yoongi itu terpampang sambil mengarahkan tangannya di depan Yoongi. Benarkan apa kata orang-orang kalau dia punya wajah hamster menggemaskan?

"Tapi janji buat berhenti merajuk ya? Berhenti ngambek lagi, ya?"

Moonbyul mengangguk mantap, "Iya, Yoongi sayang. Aku sudah gak ngambek kok~"

"Satu lagi!" tambah Yoongi tiba-tiba ketika sudah memberikan dua puluh tusuk tanghulu ke genggaman Moonbyul.

"Hm? Apa itu?" tanya Moonbyul sambil memakan beberapa biji stroberi karamel manisnya.

"Aku sudah membelikan mu dua puluh tusuk tanghulu, jadi kamu bersedia kan cerita kenapa kamu tiba-tiba jadi uring-uringan seperti tadi?"

Setelah mendengar ucapan Yoongi seketika Moonbyul berhenti memakan tanghulu di tusukan kedelapannya. Pertanyaan Yoongi membuat Moonbyul ingat kejadian pagi hari tadi. Tiba-tiba bibirnya mengerucut. Oh, tidak.

"Ah, tidak bisa. Kamu membuatku sebal lagi! Aku jadi mengingat hal menyebalkan tadi pagi," balas Moonbyul sambil bersungut-sungut.

Yoongi menatap Moonbyul tidak percaya dan panik sambil menggenggam tangannya, "Aduh, jangan merajuk lagi dong sayang."

"Kau menyebalkan! Sangat menyebalkan! Aish jinjja!" omel Moonbyul sambil melepaskan genggaman tangan Yoongi.

Oh, here we go, sulking Moonbyul is coming.

Yoongi menghela napas frustrasi sambil berpikir kenapa bisa kekasihnya begitu manja seperti ini dan mudah berubah suasana hatinya. Padahal biasanya gadis dengan surai hitam panjang itu jarang sekali merajuk karena hal yang bahkan Yoongi tidak ketahui.

"Apa yang harus aku lakukan biar rasa kesal mu reda?"

"Makan ini," jawab Moonbyul sambil memamerkan 1 tusuk tanghulu yang berisi 3 buah stroberi dengan karamel yang telah mengeras.

"Sayang, kau tahu jika aku tidak menyukai makanan manis..."

"Yoongi, babe~ Take it or leave it?"

Yoongi menatap nanar barisan tanghulu yang sedang di tunjukkan oleh Moonbyul di depan muka Yoongi. Baiklah, apa boleh buat.

"Hanya satu buah stroberi?"

"Ya sudah, aku baik hati padamu hari ini sayang. Satu buah saja dan aku akan memberi tahu apa alasan aku merajuk padamu malam ini," ucap Moonbyul setuju sambil mengambil satu buah stroberi karamel di tangannya dengan giginya.

"Oke, setuju. Satu buah saja..."

Belum sempat Moonbyul menggigit buah kecil asam dengan perpaduan karamel manis itu, ia merasakan pergerakan Yoongi yang cepat dan membuatnya tak sadar jika muka Yoongi sudah berada dekat dengannya.

Bibir lembut Yoongi dengan pas menempel pada bibir kecil Moonbyul. Sang gadis hanya terdiam terpaku merasakan hembusan nafasnya dengan Yoongi beradu. Tanpa sadar buah kecil merah yang berada di bibirnya menghilang.

Sambil mengerjapkan mata, Moonbyul berteriak sambil memukul bahu Yoongi, "YA! YOONGI! SIAPA BILANG KAU BOLEH MENGAMBIL YANG SUDAH AKU MAKAN, EOH?"

"Kau tidak bilang aku harus makan yang mana sebelumnya," jawab Yoongi enteng sambil menahan tangan Moonbyul yang semakin menggila memukuli bahunya. Ah, Yoongi juga tidak melewatkan bagaimana wajah Moonbyul yang memerah itu.

"Y-ya, t-tapi tidak harus yang su-sudah aku makan. Ini masih banyak, Yoongi!" protes Moonbyul sambil menunjuk beberapa tusuk tanghulu yang tersisa.

"Jangan salahkan aku karena aku bukan penikmat tanghulu akan tetapi sangat merasa adiktif sama bibir manis mu."

"Aish!! Kenapa kau malah membicarakan itu?!"

"Kenapa memangnya? Kau malu?"

"Ti-tidak! A-aku hanya terkejut! Bagaimana kalau dispatch membuat skandal karena tanghulu ini?"

Sambil memakan stroberi di mulutnya, Yoongi menjawab enteng, "Tidak masalah, biar semua tahu kalau Moon Byulyi milik Min Yoongi."

"YA!! MIN YOONGI!!"

"Hm? Kenapa? Lihat pipi menggemaskan ini," goda Yoongi sambil mencubit dan memainkan pipi merona Moonbyul.

"Hentikan! Nanti jika masuk headline bagaimana? Bagaimana kalau dispatch benar-benar menemukan kita di sini? Bagaimana kalau-" perkataan Moonbyul terpotong ketika wajah Yoongi berada tepat di depan wajahnya. "A-apa yang kau lakukan?"

Yoongi menatap wajah Moonbyul lekat sambil semakin mendekatkan wajahnya dan menempelkan lagi bibirnya ke bibir Moonbyul.

Rasa manis dominan karena karamel terasa di sela ciuman malam ini. Bibir yang pas seakan tercipta untuk masing-masing itu saling membalas dan melumat lembut hingga akhirnya mereka berdua sama-sama melepas tautan karena butuh oksigen baru untuk pernapasan.

Tangan Moonbyul yang sedari tadi berpangku di pundak Yoongi perlahan melepaskan pegangan eratnya. Wajah memerahnya menunduk dan mengambil oksigen sebanyak-banyaknya.

Setelah mengatur napas, Moonbyul perlahan menatap Yoongi yang sedang menatapnya lembut sambil tersenyum, "Really, Yoongi? Kau sengaja membuat bahan untuk Dispatch, eoh?"

"Tidak, aku hanya meminimalisir suaramu biar tidak banyak yang menyadari bahwa ada anggota MAMAMOO dan BTS disini. Bisa jadi spekulasi yang lebih merepotkan ke depannya."

"Benar juga ya, maafkan aku karena banyak berteriak. Tapi itu semua karena ciumanmu tadi," bela Moonbyul sambil mendengus sebal.

"Iya, aku juga minta maaf ya sayang membuatmu terkejut. Jadi, bisa kau jelaskan kenapa hari ini kamu berbuat tidak seperti biasanya?" tanya Yoongi sambil menggenggam tangan Moonbyul dan mengusap punggung tangannya lembut.

Moonbyul memejamkan mata sambil menghembuskan nafas panjang berusaha meluapkan rasa gugupnya.

"Aku tahu ini menggelikan, jadi alasannya adalah..."

Tanghulu || Yoongi × MoonbyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang