I

492 59 1
                                    


"Lo jadi pelayan gue."

Joohyun membulatkan matanya. Alis gadis itu terangkat tinggi. Sungguh, ini adalah sebuah lelucon. Hanya karena Joohyun menumpahkan minuman ke baju seragam milik Taehyung, pria itu menjadikannya sebagai pelayan?

"Maksud Kak Taehyung apa?"

Taehyung mendengus. Pandangannya ia alihkan sebentar kemudian kembali menatap gadis dihadapannya.

"Lo pikir minta maaf aja udah cukup? Sebagai gantinya lo jadi pelayan gue." ucapnya datar.

"Aku jadi pelayan Kak Taehyung?"

Taehyung pun menganggukkan kepalanya,
"Lo harus turutin semua apa yang gue suruh selama satu bulan."

Mulut Joohyun terbuka lebar. Satu bulan adalah waktu yang cukup lama. Selama satu bulan itu, Joohyun harus melayani pria itu? Tidak, tidak. Joohyun menggelengkan kepalanya pelan.

"Gak, gak, gak. Tiga hari."

"Dua bulan."

"Satu minggu."

"Tiga bulan."

"Satu bulan! Satu bulan aku bakal turutin semua apa yang Kak Taehyung suruh." ucap Joohyun.

Taehyung tersenyum licik kemudian berlalu meninggalkan Joohyun. Joohyun mengepalkan tangannya kemudian menghela napas berat.

"Sabar Joohyun... Sabar... Cuma satu bulan kok."

"Tapikan lamaaaa...." decak Joohyun.

▪|•|▪

Joohyun memainkan bolpoin yang ada di tangannya. Ia menggigit bibir bawahnya. Terlintas dipikirannya kejadian yang baru saja ia alami.

Ia mulai berpikir, Bagaimana jika Taehyung menyuruhnya yang tidak-tidak? Atau menyuruhnya melakukan hal yang buruk?

Pikiran-pikiran buruk mulai memenuhi isi kepalanya. Joohyun pun menggeleng. Menghilangkan semua pikiran buruk itu. Ia pun menghela napas.

Bel pulang berbunyi. Semua siswa segera membereskan alat tulis mereka dan berdesak-desakan untuk keluar dari kelas.

Joohyun dan Wendy memilih berdiam diri dikelas sampai semuanya menjadi sepi. Joohyun melihat Wendy yang sibuk berkutat dengan ponselnya.

Joohyun menghela napas panjang. 'Oke Joohyun. Tenang. Jangan takut. Cuman satu bulan. Fighting!' -batinnya.

Ponsel Joohyun bergetar. Muncul notifikasi pesan dari nomor yang tidak ia kenal.

08177815xxxx
Parkiran. 30 detik dari sekarang.

Joohyun mengernyitkan dahinya. Siapa orang yang mengirim pesan ini?

"Parkiran?" gumam Joohyun.

Wendy menoleh pada Joohyun, "Masih banyak orang, Joo." peringat Wendy.

Joohyun menggeleng. Ia menatap Wendy yang masih fokus dengan ponselnya.

"Wen, kamu ada ngasih nomor aku ke seseorang?" tanya Joohyun.

Wendy menoleh ke arah Joohyun dan mengangguk, "Tadi Kak Taehyung minta, gue kasih aja." ucap Wendy.

Joohyun membulatkan kedua bola matanya. Ia mendesis dan buru-buru pergi keluar kelas meninggalkan Wendy sendiri didalam kelas.

"Joo!"

"Joohyun!"

"Bae Joohyun!"

*****

Joohyun berlari sekencang mungkin menuju arah parkiran. Sesampainya diparkiran, Joohyun menghentikan langkah kakinya. Ia mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang menjadi tujuannya.

Joohyun melihat pria yang tengah menatap tajam ke arahnya dan segera menghampirinya.

"Aku bawa mobil Kak. Kita mau kemana?" tanya Joohyun.

"Lo masuk aja ke mobil lo. Ikutin gue." ucap Taehyung.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai didepan gerbang rumah besar dan mewah. Joohyun menghela napas dan segera keluar dari dalam mobilnya

Joohyun mengedarkan pandangannya ke seluruh bagian-bagian rumah besar dan mewah tersebut. Ia takjub melihat rumah yang jauh lebih besar dan mewah dari rumahnya.

Taehyung dan Joohyun segera memasuki rumah tersebut yang merupakan rumah milik Taehyung. Taehyung menoleh pada Joohyun.

"Ikut gue." titahnya datar sambil berjalan menuju arah tangga.

Joohyun mengikuti Taehyung dari belakang. Mereka menaiki satu persatu anak tangga menuju ke lantai dua rumah Taehyung.

Taehyung menunjuk ke arah ruang santai dengan dagunya, memberi intruksi pada Joohyun untuk duduk di salah satu sofa disana.

"Apa?" tanya Joohyun sambil mengernyitkan dahinya.

"Duduk disana." suruh Taehyung.

Joohyun segera mendudukkan dirinya di salah satu sofa yang berada di ruang santai. Joohyun menoleh ke arah Taehyung yang tengah menatapnya datar.

"Ngapain bawa aku ke sini?"

"Kerjain tugas fisika gue."

"Kerjain aja sendiri. Itu kan tugasnya Kakak."

Taehyung menghela pelan, "Selagi gue punya babu, buat apa gue kerjain sendiri?"

Joohyun mendengus. Ia pun menuruti apa yang Taehyung suruh kepadanya. Mengerjakan tugas fisika milik pria itu.

Untung saja, ia memiliki otak yang cerdas. Walaupun dirinya berbeda tingkatan dengan Taehyung, ia dapat mengerjakannya sesulit apapun itu.

Taehyung memberikan buku tugas fisika miliknya pada Joohyun, "Lo kerjain. Gue mandi dulu." ucap Taehyung.

Taehyung segera pergi meninggalkan Joohyun. Joohyun pun mulai mengeluarkan alat tulisnya untuk mengerjakan tugas milik Taehyung.

Joohyun membuka buku tugas milik Taehyung. Ia terkejut melihat isi buku tersebut yang masih kosong dan bersih. Tak ada satu coretan tangan pun dari buku itu.

"Ini orang niat sekolah gak sih?" heran Joohyun sambil menggelengkan kepalanya.

BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang