❤Rasa yang tersisipkan

15 5 1
                                    

Kiran tiba dirumahnya dengan mata sembab dan pipi yang lengket dengan air mata.

"Kiran.. Kamu kenapa sayang? " Tanya mama sambil memegang wajahku dan memerhatikan setiap detail dari atas kebawah.
"Gak kenapa-kenapa kok ma.. Kiran masuk kekamar dulu ya. " Kataku sambil berjalan dengan hati gundah ke kamar.
"Ya sudah.. Kamu jangan lupa mandi dan makan ya.. Mama mau belanja sebentar, mau masakin makanan enak buat kamu. Terus bilang bibi, siapin aja alat masaknya, nanti mama bisa masak dan bibi hanya mantau saja. " Kata mama berpesan dengan bersemangat.

Aku tak tahu kenapa mama seperti ini. Tapi aku hanya menganggukkan kepala tanda oke kepada mama.

Situasi pun sepi. Bibi sedang berada di kamarnya untuk istirahat setelah berberes rumah. Aku yang hanya sendirian pun merasa amat bosan.

Lalu aku tak sengaja melihat kalender. Tanggal 17 September, tanggal yang tidak ada istimewanya bagiku. Aku lahir ke dunia merasa tidak lahir saja.

Akupun mengalihkan pandangan ku ke arah sebuah kardus besar yang ada di pinggiran pintu masuk rumah kami. Aku perlahan membukanya, lalu aku menemukan sesuatu yang mengingatkanku pada masa lalu bersama Elena. Aku mulai meneteskan air mata.

Siapa yang menaruh kenangan-kenangan ini di kardus yang akan di buang? Batin ku

Lalu aku mengemas kembali kardus itu dengan rapi dan menaruhnya di kamarku. Aku pikir bibi yang membuangnya karna tidak tahu apa isinya. Aku hanya dapat memeluk fotoku dan Elena saat masih kecil. Ku tatap langit-langit kamarku yang dihiasi bintang-bintang.

"Elena, nanti kalau kamu udah besar kamu mau jadi apa? "
"Aku mau jadi bintang aja la.. Soalnya supaya kamu selalu bisa lihat aku ketika kamu tidur dan kita gak ketemu misalnya. Aku juga mau kamu jadi bintang aku Kiran. " Kata Elena sambil memelukku.
"Baiklah.. Aku juga ingin menjadi bintang. "

Akupun tersadar dari lamunan masa lalu karna suara ibuku yang memanggilku untuk makan.

Akupun cepat-cepat membersihkan sisa air mata dan mencuci muka. Lalu aku turun ke bawah dengan hati-hati.

Aku terkejut melihat Ghea dan Angga ada di rumahku dan ada di meja makan. Terlihat ada 2 kue ulang tahun di atas meja. Dan di seberang meja ada bibi. Ada juga mama yang sedang duduk di sebelah.. Papa...

Aku bergegas turun dan ikut makan malam bersama. Aku sangat menikmati malam ini. Aku bahagia bersama teman dan keluargaku.

Kami semua tidur larut malam ini. Ghea dan Angga ikut menginap di rumahku. Karna kami ada 4 kamar.
Kamar bibi, kamar mama dan papa, kamar tamu, dan kamar ku sendiri.

"Kiran, nanti kamu tidurnya jam 11 ya. Jangan bergadang lagi. " Kata mama menasehati.
"Baik ma.. "
"Malam Kiran dan Ghea. "
"Malam juga ma. "
"Malam tante. "

Aku dan Ghea pun tidur bersebelahan. Aku baru tahu, Ghea tidak banyak bicara kepada orang lain. Dan dia hanya bicara pada orang-orang terdekat nya saja.

"Ghey, kamu udah tidur? "
"Belum.. Kamu? "
"Belom juga. "
"Ghea, kamu mau gak jadi sahabat aku? "
"Ran, kamu udah aku anggap sahabat sejak kita kenal. "
"Oo.. Oke.. Kita sahabat selamanya! " Kata ku sambil memajukan jari kelingking.
"Iya Ran. " Kata Ghea sambil menyatukan jari kelingking nya pada jari kelingking ku.
"Selamat malam Ghea sahabatku. "
"Malam juga Kiran sahabatku. "

Kamu berdua pun terlelap... Sampai matahari menyapa kami belum bangun. Akhirnya bibi membangunkan kami untuk mandi dan makan. Hari ini hari minggu, senang rasanya dapat berlibur sepuasnya.. Tapi sayang, senin udah masuk sekolah... Hiks..

"Ghey." Kataku.
"Kenapa? "
"Kalau mau mandi pakai baju aku aja dulu. "
"Oo.. Oke.. Makasih ya. "
"Iya masama. "

Akupun selesai mandi. Bersama Ghea turun ke ruang makan untuk makan. Hidangan yang wanginya harum semerbak telah meracuni hidung kami untuk mencoba satu persatu dan melahap nya dengan tampang kelaparan.. Hehe

SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang