Chap.4

92 21 1
                                    

"Sebaiknya kau istirahat saja di kamarmu, kesehatan mu juga belum terlalu baik"

"Ne..."

"Yasudah ayo, aku juga ingin istirahat sebentar" ajak Kai, mereka pun naik ke lantai atas menuju kamar mereka masing-masing.

"KAIII..."
.
.
.
.
.

"Hiks hiks..."

Kini Luhan sedang menangis dipelukan Kai, dia sangat ketakut. Pasalnya saat dia ingin berbaring di tempat tidurnya tiba-tiba ada seekor kecoa yang terbang dan hinggap di kepalanya. Sontak saja Luhan berteriak memanggil Kai. Kai pun segera menghampiri Luhan dan membasmi kecoa itu.

Aneh memang, di rumah semewah ini bisa ada kecoa.

"Sudahlah Lu, jangan menangis lagi, kecoa itu sudah aku pukul dan sekarang dia sudah mati" ucap Kai berusaha menenangkan Luhan.

"Ta-tapi aku takut Kai... hiks nanti kalau teman-teman kecoa itu datang bagaimana, pasti mereka aka-"

"Husttt..." belum selesai Luhan bicara Kai sudah menempelkan jari telunjuknya ke bibir Luhan. Mereka saling bertatap-tatapan untuk beberapa detik, hingga Kai tersadar dengan apa yang dia lakukan. Sontak dia menjauhkan telujuknya dari bibir Luhan. Keadaan pun jadi sedikit canggung.

"Dengar Lu, kau tidak perlu khawatir dengan teman-teman si kecoa itu. Nanti aku akan menyuruh pelayan disini untuk membersihkan kamar mu. Dan setelah itu aku bisa pastikan tidak ada kecoa lgi disini" jelas Kai.

"Benarkah?" tanya Luhan sambil menatap Kai dengan mata rusanya yang sembab.

"Ne..."
.
.
.
Jam menunjukkan pukul 2 siang. Beberapa pelayan sudah ditugaskan untuk membersihkan kamar Luhan. Sembari menunggu, Kai mengajak Luhan untuk beristirahat dikamarnya.

Kini Kai dan Luhan tidur bersama di tempat tidur king size milik Kai. Luhan benar-benar lelah saat ini, buktinya dia sudah terlelap di samping Kai.

Namun berbeda dengan Luhan. Kai yang kini berbaring disampingnya hanya menatap kosong ke arah langit-langit kamar. Tatapannya memang kosong, namun tidak dengan pikirannya. Sekarang pikiran Kai di penuhi dengan Luhan. Bukan apa-apa, hanya saja Kai sedang memikirkan keadaan Luhan. Dia khawatir akan nasib Luhan kedepannya. Luhan amnesia, dan pastinya Luhan tidak ingat apapun tentang dirinya. Lalu apa yang bisa Kai lakukan, dia juga tidak tau siapa Luhan, bahkan sebuah petunjuk pun tidak ada.

"Hmmm... masalah ini benar-benar membuat kepalaku pusing" ucap Kai, dia pun bangun dan pergi meninggalkan Luhan yang masih tertidur pulas.

Author Pov's End
.
.
.
Kai Pov's

Aku memilih keluar kamar untuk menenangkan pikiran. Aku menuruni tangga dan duduk di ruang keluarga.

"Lebih baik aku menonton acara tv saja, daripada menonton wajah Xiao Lu, itu membuat ku jadi semakin merasa bersalah" gumam ku sambil mengambil remot tv dan mulai mencari acara yang menyenangkan.

"Haii Kai" ucap Suho hyung yang tiba-tiba duduk di sampingku. Aku tidak tau kapan dia pulang.

"Hyung... kapan kau pulang?" tanya ku.

"Baru saja" jawabnya sambil menyenderkan tubuhnya pada sofa.

"Kenapa kau pulang?"

"Lahh ini rumah siapa, kenapa aku tidak boleh pulang?"

"Yaa maksudku, apa rapat mu sudah selesai?"

"Kalau belum selesai mana mungkin hyung pulang"

"Yaa juga sihh" aku pun kembali fokus pada layar tv yang kini menampilkan acara memasak.

DESTINY [HunHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang