Bab 29

3.2K 306 22
                                    

Sora PoV

Gelap.

Sunyi.

Hampa.

Dimana ini?

"Mommy!"

Perlahan setitik cahaya terlihat dan cahaya itu semakin terang hingga aku dapat melihat keadaan di sekitarku.

Taman bunga yang indah.

Ada dimana aku?

"Mommy! Aku di sini!"

Aku membalik tubuh menuju asal suara. Seorang anak laki-laki berambut pirang dengan mata yang sama persis seperti milikku.

Anak kecil yang usianya kira-kira lima tahun itu memeluk kakiku. Ia tersenyum manis. Aku tidak tahu siapa anak ini. Aku bahkan tidak tahu aku berada dimana sekarang. Yang kuingat terakhir kali adalah Kevin yang mengejarku lalu tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke arahku.

"Akhirnya kita bertemu! Aku rindu sekali padamu, Mommy!"

Aku duduk bersimpuh di hadapan anak laki-laki itu. "Maaf, aku tidak tahu kamu siapa, sayang. Aku saja tidak tahu ini dimana. Tempat ini... tempat ini sungguh asing bagiku."

Anak itu menatapku dengan raut cemberut dan bibir mungilnya yang dimanyunkan.

"Aku putramu, Mom! Walau kita tak pernah bertemu secara langsung, tapi..." tangan mungil itu menyentuh perutku dan tersenyum manis. "...aku pernah berada di sini, di dalam perut Mommy. Walau tak lama." Terdengar nada sedih di akhir kalimatnya.

Aku terdiam sejenak dan berpikir maksud dari kata-kata anak di hadapanku.

Jika kulihat-lihat wajah itu mirip Kevin dengan mata kelam dan bibir mungil sepertiku. Tunggu!

"Kamu..." kedua tanganku menyentuh pipi chubby anak di hadapanku. Anak itu tersenyum padaku. Hatiku menghangat melihat senyuman itu. Tak terasa air mata telah menggenang di pelupuk mataku. "Kamu..Putraku. Ya tuhan! Apa ini sungguhan? Apa aku sedang bermimpi!?"

"Ini sungguhan, Mom"

"Tapi bukankan kamu telah.."

"Iya Mom, aku telah tiada di dunia. Aku datang di alam bawah sadarmu. Aku ingin dipeluk Mom. Dulu Daddy telah memelukku saat aku terlahir, namun saat itu Mom tidak sadar dan tubuhku telah dimakamkan saat Mom sadar. Jadi aku tak sempat merasakan pelukanmu.", ucapnya sedih.

Air mataku tumpah. Tubuh mungil itu kutarik ke dalam dekapanku. Tanpa dapatku tahan isak tangis terus keluar dari bibirku. Aku merasa sangat buruk sebagai orang tua. Aku gagal dalam menjaga darah dagingku sendiri. Aku tak berguna. Aku...

"Mom.. Jangan sedih. Aku tak suka melihatmu menangis seperti ini."

"Ta-tapi aku... Aku telah gagal melindungimu. Hiks.. Aku tidak becus menjagamu."

Anakku melerai pelukan kami. Tangan mungilnya membelai wajahku dan menghapus air mata yang jatuh dari pelupuk mataku. "Jika Mom menyalahkan diri Mom, itu sama saja Mom menyalahkanku."

"Tidak sayang! Kamu tidak salah apapun! Yang salah di sini aku."

"Mom, tatap aku." Ku teliti wajah tampan putraku. "Apa Mom lihat aku bahagia saat aku mendengar Mom menyalahkan diri sendiri atas apa yang telah terjadi?"

Aku menggeleng pelan. Dapat kulihat dengan jelas raut marah dan sedih di wajah putraku.

Ah... Betapa dewasanya anakku ini. Berbeda denganku yang masih bersikap kekanak. Dia bahkan bisa menerima kenyataan dengan lapang dada dan tidak menyesal mempunyai ibu seorang laki-laki sepertiku.

MY CARAMEL [YAOI/MPREG]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang