Bab 12 (Mengambil Keputusan)

83 7 0
                                    

Fira pov

Waktu sangat cepat berjalan. Sudah 15 hari lamanya sejak orangtuaku mengabarkan jika aku di khotbah oleh satu sahabat Abiku.

Saat hari ini lah keputusanku akan kujawab. Perasaanku kini sangatlah gelisah, Sangat-sangat gelisah.

Walaupun aku sudah melakukan solat istiqarah untuk meminta petunjuk jawaban, tapi apa boleh buat jika perasaan memang harus gelisah.

Tetapi Insyaallah keputusan yang aku ambil nanti mudah-mudahan tepat sesuai petunjuk dari Yang maha penentu Jodoh.

***

"Bagaimana nak Fira apakah kamu menerimanya?" Ucap Pak Wahab, Sahabat abiku. Beliau sudah memberitahu kedatangan mereka kerumah.

Aku memandang sekilas seorang lelaki Muda yang
terpaut usia dua
tahun lebih tua dariku.

Aku tetaplah seorang wanita muslim yang mengetahui jika memandang lelaki yang bukan mahromnya adalah perbuatan dosa.

"Masyaallah, Apakah ini Pemuda yang akan dinikahkan olehku? Ya Allah dia benar benar sempurna." Batinku  berucap.

Bagaimana tidak lelaki yang akan jadi calon imamku memiliki Tubuh tegap, dada bidang, wajah sayang sederhana, Alis tebal, rahang kuat, mata hitam pekat, bibir tipis. setandar bagi seorang lelaki Indonesia.

"Nak.. ditanya kok ngalamun." Ucap Umiku mengagetkan lamunanku.

"Maaf umi." Ucapku benar-benar malu.

Lelaki tadi hanya tersenyum melihat tingkahmu. Aku jadi ga tersenyum juga dalam hati.

"Jadi gimana nak? Apa jawabanmu atas pinangan pak Wahab atas nak Harun?" Tanya Abiku padaku. Akupun menghela nafas panjang dan dengan yakin mengucapkan

"Bismillahhirrohman nirrohim  mudah-mudahan ini memang jawaban yang diberikan Allah pada Fira.Dengan nama Allah Fira menerima Kitbah Mas Harun."ucapku yakin

Pak Wahab beserta Istrinya tersenyum bahagia mendengar jawabanku. Apa lagi lelaki muda yang akan jadi tadi calon imamku juga ikut tersenyum simpul mendengarnya.

" Alhamdulillah puji syukur jika nak Fira menerima Khotbah kami, jujur kamu sangat bahagia mendengarnya." Ucap bu Syanah -istri dari pak Eahab- sambil memancarkan wajah bahagianya.

Akupun hanya tersenyum lembut menanggapinya.

"Alhamdulillah. kita menjadi besan sahabatku."Ucap Pak Wahab pada Abi.

"Jadi kapan acara pernikahan dan resepsi nya?" Lanjut pak Wahab

"Kita serahkan pada calon pengantin saja!" Ucap abiku bijak

"jadi kapan nak Harun, nak Fira?" Tanya Bu Syanah, beliau Penasaran akan jawaban kami.

"Aku Terserah sama Firanya sendiri aja bu. Biar dia yang tentukan tanggalnya." Ucap Lelaki yang akan Jadi suamiku itu

Sebenarnya agak malu mengatakan dia calon suamiku, tapi memang kenyataan nya demikian.

"Jangan aku kak. Aku kan sebagai seorang wanita, jadi lebih baik kakak saja yang menentukan tanggalnya." Ucapku Tersipu malu.

"Benar kata Fira Nak. Sebaiknya kamu yang putuskan tanggalnya. Kan kamu yang jadi calon kepala rumah tangga." Ucap Umiku

"Baiklah jika memang Fira sendiri yang menginginkan Saya memilih tanggalnya. Saya memilih tanggal 7 januari 2019. berati 4 minggu lagi. Bagaimana?" Tanya Lelaki yang akan jadi suamiku.

"Ya Ayah dan ibu setuju." Ucap pak wahab dan istrinya hanya tersenyum mengagguk.

"Abi Umi Juga setuju. Iya gak mi?" Tanya Abiku dan umi mengganguk.

"Jadi deal 4 minggu lagi acara pernikahan Dan resepsi nya?" ucap pak wahab bertanya

Kami semua hanya mengganguk sambil tersenyum. Setelah semua di bicarkan sekita memakan waktu 3 jam mereka bertamu,mereka memutuskan untuk pulang hnya tersisa Aku, Umi dan Abi.

Sebenarnya Kakak Laki-laki ku dan istrinya akan datang, tapi Karna Istrinya sedang gak enak badan karna ganguan kehamilan jadi mereka berhalangan untuk datang.

Aku dan Umi membereskan hidangan yang tadi di hidangkan. Sedangkan kalau Abi, Beliau sedang menonton Tv.

Aku dan umi yamperin Abi yang sedang nonton Tv. Abipun yang menyadari kedatangan kami pun menoleh.

Beliau menepuk nepuk kursi disebelahnya yang kosong untuk kami berdua.

"Tak kerasa anak gadis abi dan Umi akan menikah." Ucap abiku sambil mengelus hijab merah mudaku.

"Ah abi.. mulai deh." Ucapku Malu

"iya bi. Padahal kayak baru kemarin dia merengek minta beli boneka, minta disuapin.. Ehh ternyata udah mau jadi istri orang. Nanti rumah ini jadi sepi, kan biasanya tiap dua minggu sekali dia yang berkunjung, kalo nanti jarang-jarang deh." Ucap umiku tersenyum

"Umi.. Kan nanti aku dan Kak Harun juga sering-sering berkunjung. Insyaallah."ucapku sedih.

"Nak kamu harus jadi istri yang soleha buat suamimu. Jadi istri yang berbakti. Bahagiakan terus suami, nanti surgamu berada di ridho suamimu. Kamu mengerti nak?" Ucap Umiku menasehati

"Insyaallah Umi." Ucapku tersenyum.

"Kalo nanti ada perkara dalam berumah tangga harus dibicarakan baik-baik. Tidak boleh gegabah apalagi egois. Harus tetap teguh dalam pendirian berumah tangga.b
Berumah tangga itu bukan perkara yang mudah, pasti bakal ada perkaranya bukan harmonis terus, tapi itu menjadi bumbu-bumbu berumah tangga. Ingat itu nak." Nasehat abiku.

"Insyaallah Bi." Ucapku yakin


👉****👈


17-Febuari-2020

Revisi 17 September 2020

Jangan lupa kasih Bintang⭐

Sahabat Sampai Surga [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang