Chap 2

683 56 9
                                    

Dentingan melodi mengalir memenuhi sekolah yang sepi ini. Sinar mentari senja merembes masuk dari jendela kaca ruang klub musik. Kamu duduk di depan piano, memainkannya selembut mungkin. Suasana sore ini begitu nyaman....

"Berhenti di sana, kamu sudah cukup baik dalam mengingat notenya, tapi bisakah kamu lakukan dengan lebih lembut?"

....Yah, nyaman jika saja kamu tidak menghabiskan waktu bersama pemuda nokturnal ini.

"Hei, aku sudah berusaha lho. Apakah itu yang harus kudapat?" kesalmu, menatap Rei yang sedang bersender di dinding dekat jendela kaca. Rei mengernyit.

"Eit, kamu sudah bilang tidak akan mengeluh, 'kan? Sekarang bisa ulangi lagi sebelum aku menambah hukumanmu menghafal musik?" Rei mengatakannya dengan mudah sambil tersenyum--yg bagimu lebih mirip seringai. Kenapa kamu bisa terpesona di awal pertemuan coba?

"Inginnya aku melempar sesuatu ke arahmu," katamu dengan jujur. Rei hanya terkekeh.

"Lempar cinta aja, pasti kuterima wkwkwkwk."

Buk!

Sudah tak bisa ditahan lagi, kamu pun melempar buku musik tepat di muka Rei. Sekarang kamu yang balas tertawa, dan Rei merengut saat mengambil buku tersebut.

"Murid kok gini amat sih. Malah nistain gurunya," ucap Rei.

"Wkwkwkwk...."

"Ah, sudah jam segini. Pulanglah cepat," sela Rei, menatap langit oranye di belakangnya.

"Kamu tidak pulang?"

"Aku ya? Nanti, masih ada yang ingin kuurus. Pulanglah."

"Hmmm.... Aaa begitu? Baiklah, aku akan segera pulang. Sampai nanti besok...," salammu, seraya mengambil tasmu yang berada di samping sofa. Rei hanya tersenyum tipis, sebelum menghilang di balik pintu yang kamu tutup.

=*=

Kamu duduk di bangku, hanya diam menggambari kertas bagian paling belakang buku catatan. Bosan. Apalagi kelas tetap berisik walaupun sudah saatnya pelajaran pertama dimulai.

Jujur, ini suasana yang sangat, sangat, sangat menyebalkan. //curhat nih authornya :v

"Semuanya, harap diam!"

Suasana menjadi tenang saat kepala sekolah masuk. Kamu yang tak berminat mengalihkan fokus dari gambaranmu pun tetap melanjutkan saja.

"Hari ini dan seterusnya guru seni budaya(?) kalian akan digantikan oleh seorang guru muda. Dia ini bernama Sakuma Rei--"

Bruk!


Semua mata langsung tertuju padamu, gadis yang baru saja tak sengaja menjatuhkan buku ke lantai karena kaget. Kamu buru-buru mengambil buku tersebut dan kembali duduk. Ah, kamu bahkan tak mampu mengangkat wajahmu karena malu.

"[Name]?"

Bukan. Bukan kepala sekolah yang memanggilmu. Melainkan Rei, yang menatapmu sambil mengernyitkan kening. Oh dia juga tak menyangka rupanya, akan menjadi gurumu.

"Anda mengenalnya?" tanya kepala sekolah.

"Begitulah," kata Rei, tersenyum. Kamu meringis, tak tau lagi apa yang sosok itu pikirkan sekarang.

"Kalau begitu, bapak pergi dulu."

Dan pelajaran dimulai, dengan beberapa gadis mulai saling berbisik sambil menatap Rei yang mengajarkan soal materi--yah walau berapa kali kamu mendengar kalimat 'aku mau tidur, ini panas sekali' dari guru muda tersebut. Jangan lupakan wajah bersemu merah itu. Dan itu membuatmu makin tak nyaman....

=*=

Klek!

Kamu masuk klub musik, dan mendapati Rei sedang rebahan. Serius? Rasanya jadi ingin melemparnya dari jendela deh. Baru saja kamu ingin membangunkannya dengan 'suara khasmu', kamu melihat dia terlelap sekali.

Uuh.... baiklah. Kamu jadi tidak tega mengganggu. Tapi ada rasa kecewa di wajahmu, walau kamu masih menarik seulas senyum tipis.

"Padahal aku ingin memberitahumu sesuatu...," gumammu, bergegas pergi begitu saja.

To be continue

Gomen kelamaan buat chapter lanjutan dari MilkyChocolate0. Itu akunku sebelumnya. Kenapa ganti akun? Aku lupa kodenya apaan, jadi, migrasi ke akun baru deh :"v

Bagi yang nungguin ini ff, aku mengucapkan terima kasih dan maaf kelama
an. Berasa nge-php orang nih jadinya kan :"))

Karena mulai bingung mau ketik apalagi, jadi sampai nanti aja deh. Bye~~

Error - Sakuma Rei [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang