CHAPTER 2: FESTIVAL

406 66 11
                                    

Taehyung tak bisa tidur karena memikirkan si orang penting. Pasalnya, bau darah manis itu tak bisa hilang dari ingatannya. Seumur hidupnya ia tak pernah bertemu dengan manusia yang memiliki aroma sewangi itu meski telinganya pernah mendengar desas-desus tentang manusia berdarah manis.

Ia harus mencari tahu.

*******

"Malam nanti ada festival di kota, kau mau ikut ke sana?" bisik Jimin ditengah ladang gandum yang sedang digarapnya.

Taehyung berpikir, terakhir ia ke festival ia diculik oleh orang-orang jahat untuk dijual menjadi budak seks. Saat itu ia hanya bisa pasrah dibawa pergi oleh orang-orang itu. Bukan tak bisa melawan, tapi kekuatannya yang melebihi kekuatan manusia bisa membunuh mereka. Ia tidak mau ditangkap dan ketahuan kalau dia bukanlah makhluk biasa.

"Sepertinya tidak."

"Kenapa? Ada banyak makanan yang ingin kubeli di sana!" rengek Jimin.

"Kau ingat aku pernah diculik di festival?"

"Tapi kau kan berhasil kabur oleh kemampuan tele- apapun itu, aku tidak tahu!"

"Teleportasi, dan setelah itu aku pingsan selama seminggu karena berteleportasi itu memakan banyak tenaga."

Jimin merengut. "Ya sudah, aku pergi sendiri! Akan kubawakan darah sapi nanti."

Darah ... Taehyung ingat sesuatu.

Pikirannya yang tadi menolak kini berubah. Ia ingin ikut. Bukan karena festivalnya, tapi karena dia punya tujuan lain yaitu mencari orang asing berdarah manis. Ia ingin mencari tahu mengapa darahnya memiliki bau yang berbeda dari manusia pada umumnya. Apa efeknya jika ia meminumnya.

Baru saja Taehyung hendak menyetujui ajakan Jimin, anak itu sudah menjauh duluan.

Mungkin Taehyung akan bilang nanti saja saat mau berangkat.

Dan saat perayaan festival tahunan kerajaan dimulai, Taehyung dan Jimin pergi ke sana dengan menumpang gerobak pengangkut padi yang ditarik oleh kuda. Jarak antara tempat tinggal mereka dengan kerajaan cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki.

Jimin menarik Taehyung ke kerumunan manusia yang sedang menanti sesuatu. Katanya, festival kali ini sedikit berbeda karena Sang Putra Mahkota akan hadir untuk menyaksikan acara utama seperti penampilan tari tradisional dan banyak lagi.

Rombongan pangeran datang, warga yang hadir memberi jalan dan sebagian memberi hormat meski sang pangeran bahkan sekadar mengintip dari jendela kecil kereta kudanya saja tidak.

"Pangeran sombong!" gumam Taehyung disertai decihan kecil. Untungnya hanya Jimin yang mendengar dan lantas menyenggol vampir yang beranjak dewasa itu.

Lama-lama Taehyung bosan, lalu tak sengaja indra penciumannya mendeteksi sesuatu yang dikenalnya. Baunya sangat harum dan hampir membuatnya berubah menjadi dirinya yang asli.

Sadar, Vante!

Perlahan, tangan Taehyung lepas dari genggaman Jimin, pun sahabatnya itu tidak sadar kalau vampir labil kesayangnnya telah hilang ditelan kerumunan manusia.

Taehyung berjalan tanpa arah, hanya berbekal bau manis darah yang tercium oleh indra penciumannya.

Kakinya terus melangkah hingga tak sadar ia hampir tercebur ke dalam danau jika saja seseorang tidak menarik pinggangnya.

Pria yang wajahnya tertutup sebagian oleh selembar kain hitam itu menarik Taehyung jauh-jauh dari kubangan air raksasa itu. "Lain kali perhatikan jalanmu! Kau hampir saja menjadi makanan ikan!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last NoblesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang