Sebelum Imran menghardik adik dan juga istrinya,Jacky melangkah mendekati Dinda,menyentuh lukisan dirinya dan sahabatnya yang dihasilkan tangan lihai Dinda.
"Kau yang melukis?"tanya Jacky dengan air mata haru menggantung di pelupuk matanya.Dinda mengangguk,"Ini untuk Papi!"ucap Dinda,setetes air mata meluncur dari pelupuk mata Jacky
"Terima kasih Sayang,terima kasih!"ucapnya membelai pipi Dinda,Dinda tersenyum menanggapinya,hatinya menghangat melihat ekspresi penuh haru Jacky
"Rizky,pasang di ruang kerja Papi,sekalian dengan lukisan Dinda itu!"ucap Jacky menoleh kearah Rizky
"Ayo kakak ipar!"ajak Rizky
"Kenapa harus mengajak istriku?"Imran tak bisa lagi menahan rasa cemburunya
"Aku tidak mungkin membawa 2 lukisan sekaligus kan Kak?"saut Rizky
"Kau bisa meminta bantuanku atau Zayn,atau Kak Salman, Pak Sakti, Bang Johny,banyak yang bisa kau mintai bantuan kenapa harus istriku?"Imran mengoceh tanpa sadar menjadi pusat perhatian
Rizky yang tersudut sekaligus heran tak sempat mengeluarkan suara saat tawa Jacky menggema,"Hahaha...Kau cemburu ya Imran?,astaga...Papi tidak menyangka Dinda begitu mudah mengambil hatimu!"celoteh Jacky tampak gembira
Jika Hema,Salman,Kharisma,dan Zayn ikut tersenyum mendengar celotehan Jacky,namun Rizky dan Virgie nampak sendu,sedang Rekha lebih terlihat sinis karena menyadari Dinda berhasil mengambil hati Imran,dan Dinda hanya terdiam tak bisa menilai perasaannya.
"Apa sih Pi!"sungut Imran, lalu merebut lukisan yang dipegang Dinda,dan memberikan pada zayn yang sigap mendekap lukisan itu.Kemudian dia meraih telapak tangan Dinda,lalu menggandengnya meninggalkan tawa Jacky tanpa peduli betapa hancur hati Virgie saat ini,begitupun Rizky yang merasa lagi-lagi dia tak boleh mengharapkan Dinda.
*****
Bhum___Dinda berjingkat mendengar debum pintu yang ditutup Imran setelah mereka tiba di kamar.Seperkian detik kemudian Dinda dibuat takut akan tatapan tajam Imran,"Apa kau menyukai Rizky?"tanya Imran sembari menyudutkan Dinda ke dinding"Apa maksudmu Mas?"tanya Dinda
"Aku bisa melihat kau begitu nyaman bersama Rizky,apa kau menyukainya?"saut Imran masih tampak mengintimidasi
"Mas Rizky baik jadi aku nyaman bersama dengannya!,dan apa maksud dari menyukai?,kalau yang kau maksud aku jatuh cinta padanya,itu tidak benar.Aku cukup tahu diri siapa aku!"jawab Dinda tampak kesal dengan tuduhan Imran
"Bagus kalau kau tahu diri.Kau harus ingat kau adalah istriku.Jadi jangan berfikir jatuh cinta pada pria lain!"saut Imran,Dinda tidak menyangka Imran benar-benar cemburu pada Rizky sampai menegaskan status mereka.Kata 'tau diri' yang dimaksud Dinda adalah dirinya hanya gadis dari desa jadi mana berani dia berfikir untuk jatuh cinta pada Rizky atau Imran sekalipun.
"Kenapa kau terlihat cemburu Mas?,bukankah kau tidak mencintaiku?,bukankah kau terpaksa menikahiku?, bukankah.....empt!"pertanyaan Dinda teredam bibir Imran yang membungkam bibirnya.
Imran mencium Dinda dengan menggebu,Imran tidak mengerti kenapa dia semarah itu memikirkan Dinda menyukai Rizky?,dan juga kenapa dia harus mencium Dinda?.Dia terus mengobrak-abrik rongga mulut Dinda,hingga Dinda panik dan kesulitan bernafas.Tangan mungilnya berusaha mendorong dada bidang Imran.
Saat merasakan tetesan air mata Dinda akal sehat Imran kembali,ia melepas ciumannya dan terengah di depan wajah Dinda yang sudah bersimpah air mata.Kening keduanya menyatu.Dinda mendorong dada Imran,"Kau jahat Mas!"rintih Dinda,Imran masih mendekap tubuh Dinda agar tidak menjauh darinya.Dia tengah diliputi rasa yang berkecamuk dia tidak mengerti rasa apa yang kini menguasai dirinya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikuti Takdir
FanfictionDinda hanya bisa mengikuti kemana takdir akan membawanya,setelah kepergian sang ayah.Tanpa Dinda duga,sahabat sang ayah memintanya untuk menikahi Imran,putra dari sahabat ayahnya itu.Dan disana dia bertemu dengan Rizky,adik Imran yang sepertinya men...