Malam ini Bella bersama kedua sahabat nya sedang menikmati malam yang indah tanpa tugas, meraka bertiga duduk di sebelah pojok bagian caffe milik Bella, mereka selalu memilih tempat itu karena tempatnya yang di bilang nyaman , dan juga berdekatan dengan air mancur yang terlihat begitu indah.
"Nyicip minuman lo si Sa, keliatannya seger tuh" pinta Alma ke sasa. Sasa yang mendengar ucapan Alma hanya memutar bola matanya malas, dengan berat hati Sasa menyodorkan gelas nya ke pada Alma. Dengan senang hati Alma menyesap minuman Sasa sampai habis tak tersisa.
"Lo nyicip atau apa si Al? heran gue sama lo" ucap Sasa kesal, Alma yang mendapat lontaran dari Sasa hanya menyengir kuda di sertai tampang watadosnya. Bella yang melihat tingkah ke dua sahabatnya hanya menggeleng geleng kan kepala.
Diantara mereka berdua hanya Alma yang memiliki sifat kepedean yang tinggi, bahkan gatau malu haha. Bahkan Alma pernah memakai sepatu hanya sebelah demi menarik perhatian kakak kelasnya, sungguh memalukan.
Tiba tiba suara kebisingan di dalam caffe tergantikan dengan suara pintu yang terbuka, memunculkan seorang lelaki yang berjalan paling depan , ia berbadan tegap dan tinggi, serta dengan wajah yang tampan, apalagi di tambah dengan dua lesung pipi nya yang terlihat ketika ia tertawa kepada ketiga temannya. Mereka memilih tempat yang tidak jauh dari Bella, hanya berjarak 1 meja saja, itupun hanya satu satunya meja yang kosong.
Salah satu dari mereka memanggil pelayan caffe, untuk memesan minuman mereka. Setelah sudah, pelayan di perbolehkan pergi untuk segera memesan. Tiba tiba suara Sasa membuyarkan lamunan Bella yang sedang menatap salah satu dari mereka. "Eh Bel kedip elah, biasa aja geh liat nya, tau kok mereka emang ganteng" Bella hanya tersenyum mendengar cibiran dari Sasa.
Alma dengan tingkat kepedeannya tiba tiba meneriaki salah satu dari mereka. "Woy kaos merah!" ucap Alma dengan lantang, yang merasa di panggil segera mencari sumber suara. "Na iya lo yang lagi nengok, boleh kenalan ga?" dengan segera Sasa membekap mulut Alma dengan tangannya. Yang di panggil pun hanya menaikan sebelah alisnya dan di susul oleh kekehan dari teman temannya.
Sasa merasa jengah dengan kelakuan Alma, Alma seperti biasa, ia hanya menyengir tanpa ada salah. Di sisi lain Bella merasa bahwa lelaki berlesung pipi yang bisa di tebak jika ia adalah teman si kaos merah sedang memperhatikannya. Bella segera menepis apa yang sedang di fikirkannya.
_-_
Hari Senin. Hari legend bagi semua murid, namun tidak untuk Bella. Bella menganggap hari senin adalah hari yang menyenangkan, karena senin, hari pertama di mulainya pekan.
Bella yang sedang menyisir rambutnya tiba tiba terhenti karena mendengar suara notif dari handphonenya. Ternyata itu pesan dari group Whatsapp nya.
Syok aku😱Alma
Gengs ada topi 2 ga?Sasa
Ga ada gue Al.
Mampus lo di hukum
Sama pak Asep
ngebersihin toilet.Alma
Aduh gimana ya.
Gue gamau di hukum
Apalagi ngepel toilet.
Toilet di rumah gue aja
Sampe lumutan. Masa iya
Gue malah ngebersihin yang di sekolah, ogah amat.Sasa
🌈Gue ada nih Al
Jadi lo tenang ajaAlma
Uwuuuw
Makasih Bel😍😘Sasa
Najis Al
Gue slepet ntar loWkwk
Udah udah buruan
berangkatSetelah sarapan dan bersiap siap, Bella segera pamit kepada mamanya, dan berangkat diantar oleh mang Udin yang menjadi sopir pribadi keluarga mereka.
Setelah sampai tempat yang di tuju, Bella segera melangkah menuju gerbang yang tertera nama SMA JAYA BANGSA. Banyak sorot mata yang memandang nya dengan tatapan memuja, dengan sesekali di balas Bella dengan senyum yang tulus.
Namun langkah Bella tiba-tiba terhenti karena ada seorang cowo yang menurutnya tidak asing lagi berjalan ke arahnya.
" Hai, sepertinya ini bukan awal pertemuan kita" sapa Cowo itu dengan senyum nya. Deg. Bella hanya diam mencerna apa yang di katakan oleh cowo tersebut..
Hayooo siapa ya kira kira cowo itu??
Skuy lah pencet bintang
Jangan lupa coment, author butuh kritik dan saran nih, tapi yg sopan ya hehe:)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLA
Fiksi RemajaDulu hanya angan yang membuat ku bahagia, dan sekarang angan itu menjadi nyata. - Bellandra Tiana Ku yakin bahwa akulah seseorang yang membuat angan mu menjadi nyata. - Ardan Dikatra