03. Masa-Masa Kelas 11

1.7K 197 16
                                    

24 Juli 2018

Sudah satu tahun lebih delapan hari Sean mengenal Atlanna. Selama waktu itu juga Atlanna mulai terbuka dengan Sean. Walaupun susah untuk membuat Atlanna percaya kepada Sean, tapi Atlanna coba. Ternyata cewek itu tidak salah.

Sean sangat baik. Sedikit Atlanna kenapa-kenapa, Sean selalu khawatir. Sean selalu memprioritaskan Atlanna. Ketika Atlanna mendapatkan masalah Sean selalu membuat suasana cair agar Atlanna tidak terlalu panik.

Selain Sean, ada juga Danis, Juna, dan Panji. Danis yang selalu memberikan cengengesan andalannya. Juna yang selalu menasehati Atlanna walaupun terkadang blak-blakan. Dan Panji cowok bermata sipit yang terkadang melawak tapi tidak lucu.

Sean sudah tau latar belakang Atlanna, mulai dari Sarah, mamanya yang bekerja keras, Irfan, papa kandungnya yang sudah meninggal, hingga Romi yang sampai saat ini masih suka mabuk-mabukkan.

Selama satu tahun lebih delapan hari itu juga sifat Atlanna lama-lama berubah, tidak sependiam dulu. Namun, jika sudah mengenal Atlanna lebih jauh Atlanna jutek.

Sean senang, apalagi kalau meledeki atau mengerjai Atlanna, cewek itu mengomel, Sean candu.

Setiap tahunnya SMA Global selalu diacak kelasnya. Tapi Sean tidak mau berpisah dari Atlanna, Danis, Juna, dan Panji. Alhasil dia bilang ke kakek dan neneknya untuk tidak memisahkan mereka.

Anak-anak kelas X IPA 2, kelas mereka dulu tidak asik. Terutama anak ceweknya, hanya bisa memandang iri Atlanna. Banyak yang ingin mendekati Sean tetapi selalu terhalang Atlanna.

Di kelas XI IPA 4, kelas yang sekarang sifat-sifat teman kelasnya lumayan baik kepada Atlanna. Ada beberapa yang sebal dengan Atlanna, tapi tidak sebanyak dulu.

Yang tadinya Danis duduk dengan Lira, gebetannya dari kelas sepuluh, sekarang Danis duduk sendiri, karena memang masih ada satu bangku kosong di kelas tersebut.

Atlanna masih duduk dengan Sean. Cewek itu menghela napas karena sangat bodoh dipelajaran biologi.

Sean menyadari, seperti biasa dia selalu nanya, "Bagian mana yang belom ngerti?"

"Semua."

Sean cengengesan. "Yeuuu... gak gitu juga kali, Na. Serius yang mana?"

"Gambar-gambar sel gak ngerti."

Sean menarik buku paket biologi Atlanna di tengah meja, agar kelihatan oleh keduanya. "Agak susah sih, cuma kalo lo gampang apalan ya gampang-gampang aja." Sean menunjuk salah satu bagian dari gambar dan menyebutkan, berulang-ulang sampai seluruh bagian sel dia jabarkan sampai selesai.

Atlanna menatap Sean malas. "Banyak banget."

Sean terkekeh. "Gue tantang lo. Gue kasih waktu lima belas menit buat apalin ini, nanti gue tanya tiga pertanyaan. Kalo bener gue turutin apa aja yang lo mau."

"Gue mau i-"

Sean menyentil pelan dahi Atlanna. "Nanti, Na. Apalin dulu. Jangan minta sekarang, enaknye doang lo."

Atlanna mengusap dahinya, menatap tajam Sean. Sedangkan orang yang ditatapnya itu cengengesan tanpa dosa.

Atlanna benar-benar memanfaatkan waktu. Walaupun susah, dia tetap berusaha. Meskipun otaknya agak konslet memikirkan bagian-bagian sel, dia keukeuh mengingat-ingat materi awal biologi kelas sebelas itu.

SEANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang