❝Aku terdiam bersama lamunanku yang tak tau arah entah mengapa aku pasrah sudah..❞
'Happy Reading'
Aku sangat bersyukur hubunganku dan Kevin semakin membaik. Hari ini libur dan aku mau ketempat pencucian baju (Loundry) memilah milah baju untuk kutaruh dikeranjang. Sampai aku menemukan sesuatu yang menarik perhatianku. Sebuah hoodie bewarna abu abu. Ini adalah hoodie yang diberikan oleh Jeje waktu hujan kala itu.
Mendadak aku kepikiran anak itu. Dia memang bocah aneh. Mengapa dia tidak memakainya malah menyimpan hoodienya didalam tas? Padahal saat itu hujan deras.
Ah kurasa membahas hujan tidak menyenangkan. Hujan mudah tersinggung bahkan mendungpun menghiasi langit pagi ini. Dengan segera aku mempercepat pekerjaanku dan bergegas menuju tempat pencucian baju. Diseberang minimarket dekat rumahku. Disana tempat pencucian baju yang sangat ramai. Karena murah dan pekerjaanya yang sangat baik. Aku sangat suka.
"Mba, kusus yang hoodie abu ini dipisahkan ya mba" ujarku pada mbak loundry yang bekerja disana.
Aku kembali ingin bergegas pulang ada banyak hal yang ingin kukerjakan salah satunya menata tempat tidurku yang sudah seperti kandang. Menyebrang jalan raya yang cukup besar sebenarnya cukup menakutkan tapi aku biasa saja karena sudah langganan dijalan.
_
Hari ini Jeje bersama neneknya pergi kesuatu tempat dirumah sakit. Nenek itu membawa anak laki lakinya untuk melakukan terapi. Tentu saja di psikolog. Jeje masih rutin ke psikolog dia belum sembuh total.
Sampai diruangan psikiater, Jeje diperiksa terlebih dahulu dan diajukan beberapa pertanyaan yang sekiranya Jeje dapat menjawab dengan keinginan yang sesuai perasaanya.
"Bagaimana dengan Jeje?" tanya sang nenek pada psikiater.
"Ini bukan tentang waktu, tapi tentang keinginannya untuk sembuh. Saya merasa ada sesuatu yang ajaib terjadi pada dirinya. Peningkatan yang signifikan dan luapan emosi dalam dirinya mulai terbentuk kembali" suara psikiater yang terdengar begitu serius. Sementara nenek itu terkejut dia menjelaskan bahwa kemarin Jeje mengalami kekerasan disekolah meskipun anak itu tidak cerita namun neneknya sangat paham dia orang yang peka.
"Kekerasan yang dialami Jeje tidak begitu mempengaruhi sistem memorinya. Ada sesuatu yang lebih besar dari rasa sakitnya. Saya kira Jeje mulai berinteraksi dengan baik pada seseorang" jawabnya. Kini membuat sang nenek tersenyum lega.
Setelah sesi selesai kedua orang itu segera pulang. Kota jakarta memang sedikit membuatnya bingung jakarta tidak seperti bandung.
Mila ada dirumah sakit yang sama dengan Jeje. Neneknya sakit. Dan tanpa sengaja berpapasan dengan Jeje. Dia tersenyum kearahnya dan juga menyapa nenek Jeje. Sebaik itu Mila. Jeje juga membalas sapaan itu dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Sky Fall
Teen Fiction❝Butuh beberapa lama untuk mengerti kamu, pada isi didalam ruang, pada spasi didalam jarak, dan pada rindu yang berserak❞