스물다섯

43.8K 5.1K 807
                                    

Satu bulan berlalu sejak Mark meninggalkannya untuk proses penyembuhan. Haechan mencoba melewati hari-harinya seperti biasa tanpa Mark di sisinya. Sangat sulit bagi Haechan melakukannya, berbulan-bulan bersama membuat Haechan terbiasa dengan kehadiran Mark. Terkadang Haechan tertawa dan menangis sendiri , bukan tanpa alasan. Semua orang tahu jika Haechan merindukan Mark.

Bahkan untuk menghibur dirinya sendiri, Haechan menekan kalung pemberian Mark dan terus mengharap kehadirannya. Surat yang di berikan pun masih tersimpan rapi di lacinya, belum siap membaca isinya.

Untuk sementara waktu Haechan vakum dari kegiatannya sebagai publik figur. Semenjak kepergian Mark, banyak perubahan pada Haechan. Tidak seceria dulu, bahkan Johny dan Ten mengirimnya ke Jeju untuk menenangkan putra bungsunya.

"Ini" kata Renjun menyerahkan sekantung susu stroberi.

"Untuk?" jawab Haechan bingung.

"Sudah minum saja, jangan pura-pura" kata Renjun mengejek.
Tanpa suara Haechan menusukan sedotan ke botol susu dan meminumnya.

"Apa yang sedang di lakukan Mark ya?" gumam Haechan.

"Melakukan pengobatan"

"Aku tahu" balas Haechan memutar bola matanya malas "Apa dia makan dengan baik?"

"Mark hyung pasti makan dengan baik dan teratur. Banyak yang memperhatikannya, ingat dia masih masa penyembuhan"

"Begitu ya" satu butir air mata lolos dari matanya "Kenapa aku menangis lagi?" kesal Haechan menghapus air matanya yang jatuh semakin banyak.

Renjun hanya bisa menepuk pundak Haechan, memberi kekuatan pada sahabatnya "Sudahlah Chan, kau juga harus memperhatikan dirimu sendiri"

"Aku sudah mencobanya, tapi terus saja berakhir seperti ini" Kata Haechan lelah.

"Jika kau mau, bagaimana kalau kembali pada kegiatan mu. Itu membuat mu bertemu banyak orang dan mengurangi waktu mu yang banyak kau habiskan dengan melamun" saran Renjun khawatir pada Haechan.

"A-aku takut" lirih Haechan.

Renjun yang paham dengan keadaan Haechan mencoba mengerti, setelah kejadian itu Haechan menjadi lebih penakut dan kesulitan berinteraksi dengan orang baru.

"Baiklah, sampai kau siap. Kau tak ingin jalan-jalan" kata Renjun mencoba menghibur Haechan.

"Tidak!. Aku ingin ke kamar saja" jawabnya berlalu meninggalkan Renjun yang menghembuskan nafas lelah.

Di kamar Haechan hanya duduk di tepi ranjang, mengingat apa saja yang ia lakukan selama ini bersama Mark. Membuka pesan terakhir Mark di ponselnya, dan lagi-lagi melakukan perintah Mark di ponselnya, seolah merasakan ciuman Mark.

"Cepat kembali, kau pikir aku tidak lelah menunggu mu" gumam Haechan sendu. Dengan menggenggam kalungnya Haechan berceloteh sendiri. Salah satu ke khawatiran keluarga besar Seo.

"Lihat aku ingin berhenti menangis karena mu. Tapi ini tak mau berhenti" kata Haechan menghapus lagi air matanya.

PUK!!

Disaat tengah asik berbicara tiba-tiba seekor cicak jatuh di atas pahanya, seketika membuat Haechan terlonjak kaget dengan menghentak-hentakan kakinya.

"AAAAAA!!! Mark singkirkan ini, ish ... men..-.."perkataan Haechan terpotong setelah mengingat Mark tidak disisinya.

"Ada apa?" panik Renjun.

Haechan yang tersadar segera memasang wajah sebiasa mungkin "Ti-tidak hanya cicak" kata Haechan dengan berlalu meninggalkan kamar. Lagi-lagi Renjun menghela nafas lelah.

[ Book I ] My BodyGuard and I || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang