Hai!
Sebelumnya aku mau tegas dan bener-bener kali ini aku minta tolong sama kalian. Kalian ingin baca cerita aku dan selalu minta aku update cepet kalau begitu boleh dong aku minta apresiasi dari kalian. Tolonglah seenggaknya kalo kalian gak mau komentar ya kalian tinggalin vote untuk aku. Ini jujur aja perchapter udah 400an yang baca tapi vote masih under 100🥺 sedih banget jujur.Untuk sekarang dan selanjutnya aku tidak akan update sampai VOTE mencapai 150++ untuk setiap chapter. Bakal lama dong updatenya? enggak juga kok asal kalian gak males ngevote. Aku cuma minta itu aja. Tolong jangan buat aku makin males up.
▪️▪️▪️"Berdasarkan situasinya korban masih bisa datang dan memberi kesaksian di persidangan, namun atas perintah dokter korban hanya diberi waktu tiga puluh menit setelah itu ia harus kembali ke rumah sakit. Beberapa perawat dan dokter juga akan ikut bersamanya." Jelas Minjae.
Seluruh pengacara dan beberapa staf firma hukum Hangsang tengah melakukan rapat untuk membahas kasus setiap pengacara yang sedang ditangani. Byun daepyo memimpin rapat yang sudah berlangsung selama satu setengah jam. Sekarang ini giliran Minjae yang menjelaskan tentang kasusnya.
"Geurae. Kau telah melakukan yang terbaik Oh byeon."
"Ne, daepyonim. Kamsahamnida." Minjae menunduk hormat.
Byun daepyo melirik ke seorang pengacara yang duduk tepat disamping kanan Minjae. Byun daepyo mengerutkan kening melihat tingkah pengacara yang merupakan pengacara terbaik di Korea itu.
Minjae yang sadar dengan arah pandangan Byun daepyo segera menoleh ke samping kanan. Sambil menyikut Minjae berbisik padanya. "Yaa! Apa yang kau lakukan?"
"Jeon byeon?!" Byun daepyo memanggilnya.
"Yaa! Jeon Wonwoo!" Bisik Minjae lagi.
Wonwoo tidak mendengarkan panggilan untuknya sama sekali.
"Aaak! Yaa!" Wonwoo sontak menatap tajam Minjae setelah Minjae menginjak kakinya untuk membuat Wonwoo sadar.
"Yaa! Kau tidak lihat daepyonim sedang memperhatikanmu?" Bisik Minjae lagi.
Wonwoo segera menoleh ke arah Byun daepyo lalu tersenyum kikuk.
"Sepertinya kau tidak fokus lagi Jeon byeon. Apa ada sesuatu yang mengganggumu?"
"Joesonghamnida daepyonim." Wonwoo menunduk.
"Aku harap kau bisa kembali fokus Jeon byeon. Baiklah rapat kita akhiri. Terima kasih."
Wonwoo mendengus pelan lalu mengacak rambutnya frustasi disaat semua orang mulai beranjak dari kursi mereka dan meninggalkan ruangan.
"Wae? Apa yang sebenarnya kau pikirkan, eoh?" tegur Minjae yang khawatir.
"Geunyang.. isseo." Jawab Wonwoo malas sambil merapihkan berkasnya di meja lalu pergi, kembali ke ruangannya.
🎡🎡🎡
Ceklek
Wonwoo membuka pintu ruangan Minjae dan menerobos masuk disaat Minjae tengah menerima telfon lalu Wonwoo berdiri didepan mejanya.
Wonwoo menunggu sampai Minjae selesai menelfon. Satu menit kemudian Minjae menutup telfon dan menatap Wonwoo. "Wae?" tanyanya.
"Ayo pergi minum." Ucap Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL 2 [Wonwoo]
Fanfiction[COMPLETE] Aku tahu kita akan berpisah. Bahkan dalam cinta yang seperti mimpi pun, perpisahan adalah sebuah kenyataan. Bahkan sampai air mataku kering, aku hanya bisa menggumamkan namamu. Seberapapun aku menyangkalnya, ini tetaplah sebuah perpisahan...