Janjinya seminggu tapi ini malah 9 hari wokwowkowko guys beneran aku minta maap ya..
(Untuk kesekian kalinya)
😭😭😭Vikri selalu ingin memperjuangkan Erin. Sesulit apapun itu, dan semenyakitkan apapun itu. Bukan karena Vikri tidak mampu menemukan yang lebih baik daripada Erin, hanya saja untuk memulai sebuah hubungan baru dan beradaptasi kembali adalah hal yang jauh lebih sulit bagi Vikri.
Jatuh cinta itu mudah, tapi bertahan dengan segala kekurangan, itu ada di level yang berbeda.
Padahal diluar sana ada banyak sekali yang jauh lebih baik dari Erin. Ada banyak. Dan kesemuanya tidak akan sulit untuk di dapatkan oleh laki-laki seperti Vikri. He is perfect enough to catch every women attention.
Tapi menemukan yang bertahan dengan Vikri melewati berbagai hal dan memaklumi segala kekurangan, itu cuma bisa dilakukan oleh seorang Erin.
"Selama seminggu ini dia selalu pulang sekali 2 hari, atau sekali sehari saat dini hari, jadwalnya nggak menentu dan kalau udah pulang juga ga pernah keluar lagi. Kecuali malam hari," seorang staff dengan seragam bewarna hitam dan tag nama sebuah appartement di lengan kanannya memperlihatkan rekaman cctv itu pada Vikri.
Staff yang baru saja mendapat bayaran sekian puluh juta atas tindakan ilegalnya itu tampak tenang saja saat Vikri memintanya menunjukkan rekaman cctv di lorong appartement milik Erin.
Ah itu udah biasa. Orang kaya bisa melakukan apa saja untuk kepentingannya dan selama itu nggak merugikan orang lain itu sah-sah saja. Walaupun yang ini sangat extream sih. Tapi staff itu juga rasanya nggak bisa menolak. Vikri bisa saja membeli satu gedung appartement itu suatu waktu hanya untuk memecat staff bagian cctv ini.
"Di bassemant atau di gerbang depan, pernah ada mobil yang jemput ga?" Tanya Vikri. Tubuhnya bersandar pada salah satu meja di ruangan itu menatap tajam ke arah monitor yang memperlihatkan Erin yang baru saja keluar dari kamarnya tepat pukul 9 malam.
"Kalau melihat dari jam keluar dan pulangnya itu.." staff itu mulai mengotak atik, sementara Vikri makin mendekatkan diri pada monitor di depan.
"Beberapa kali sih, tuh bisa dilihat, dan kayanya setiap mbak Erin pulang dini hari pulangnya selalu dianter," jelas Staff itu menunjukkan setiap tanggal dimana Erin masuk ke appartementnya saat dini hari.
"Diluar gerbang nggak ada cctv ya? Atau yang dekat jalan sana?"
"Ada, tapi kalau buat lihat wajah si pengemudi sih nggak bisa mas. Tapi kalo diliat-liat dari mobilnya sih kayanya satu orang," Staff itu tampaknya mengerti maksud dan tujuan Vikri. Ia seperti menaruh simpati dari nada bicaranya terhadap Vikri.
"Tapi mbak Erin nggak pernah bawa cowo lain masuk.. mas," tambahnya takut-takut.
Padangan Vikri selalu tampak dingin dan serius, dan itu selalu membuat canggung orang-orang yang baru mengenalnya.
"Jangan sampai lah," sahut Vikri. Laki-laki yang saat masuk tadi membuka jasnya itu, meraih kembali Jasnya. Ia tak berkomentar apa-apa lagi. Lalu memilih pergi dari ruangan begitu saja.
Vikri selalu ingin memperjuankan Erin, tapi kalau Erin keberatan dengan hal itu. Vikri akan selalu siap untuk mundur.
Hari ini, saat Vikri membulatkan tekat untuk menemui Erin di appartementnya, Erin tidak ada disana. Dan menurut rekaman cctv tadi, kali terakhir Erin pulang adalah 3 hari yang lalu.
Vikri, nggak pernah sekalipun menyerah untuk menemui gadis itu. Ia selalu mencoba menghubunginya, tapi dari orang-orangnya Vikri akhirnya tahu kalau ponsel milik Erin sudah tidak aktif lagi karena Erin membuangnya. Vikri juga selalu berusaha menemui Erin di tempat-tempat pemotretannya. Ia mengikuti semua jadwal pemotretan Erin yang ia dapat dari orang suruhannya, tapi lagi-lagi Erin tidak pernah bisa ia temui. Gadis itu membatalkan semua jadwalnya dan bersembunyi entah dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanteur
Random'Mungkin belum jodoh,' kata yang terdengar sepele dan sangat mudah diucapkan itu ternyata punya beban perasaan yang sangat berat. Nana ingin kabur, memulai hidup baru dan melupakan kata 'mungkin belum jodoh,' yang berulangkali ia ucapkan hanya u...