-2-Ternyata Dia

42 2 0
                                    

Sara mengibas-ngibaskan tangannya akibat panas yang sangat menyengat. Sudah tahu panas terik peserta MOS dijemur dilapangan mendengarkan kakak OSIS di depan sana. Sara dapat melihat muka Aksara yang meledek, sungguh menyebalkan.

"Aturan selama tiga hari kegiatan MOS kalian akan dibacakan oleh perwakilan anak OSIS jadi kalian dengarkan baik-baik." kata Ayu kalau tidak salah namanya itupun seingat Sara. Sara menundukan kepalanya agar tidak terlalu panas.

'Lama banget sih mau bacain peraturan aja. Nggak tadi emang disini panas banget?' pikir Sara dongkol.

"Degarkan baik-baik tidak ada pengulangan untuk apa yang sudah saya ucapkan. Mengerti?!" kata laki-laki itu dengan tegas yang dijawab dengan kompak dan tak kalah tegas.

"Akhirnya kak Sena muncul juga ini yang gue tunggu-tunggu."

"Wah kak Sena."

Sara mendongakan kepalanya telinganya tidak salah dengar? Sena? Sena yang tadi malem? Sekolah disini? Banyak yang ingin Sara tanyakan tapi mau tanya sama siapa? Aci baris di barisan paling depan lagi. Sara dapat melihat Aci yang sedang senyum-senyum seperti orang kerasukan disana.

Sara menatap Sena yang tengah berbicara didepan. Benar itu Sena orang yang paling nyebelin persis dengan kakaknya. Sara jadi paham kenapa kakaknya semalam setelah Sara bilang jika diantar oleh Sena kakaknya itu langsung pergi begitu saja ternyata Sena teman Aksara.

"Ada yang kurang jelas?" tanya Sena. Sara menepuk dahinya pelan mampus dirinya bahkan tidak mendengarkan yang Sena bilang.

Sena kemudian kembali duduk ditempatnya setelah tidak ada yang bmeletakkan
***

MOS menurut Sara itu ribet. Untung jika hanya duduk manis dan mendengarkan guru yang menerangkan tentang sekolah. Tapi hari ini menurut Sara adalah hari apesnya. Gadis itu kalah dalam permainan game, maka Sara harus mengumpulkan lima tanda tangan yang harus dicari.

Sara membuka buku kecil dan membaca nama yang tertera.

1.Gavin
2.Ayu
3.Jalu
4.Aksara
5.Sena

Sara kembali membaca nama yang terakhir. Ia menelan ludah susah payah, kenapa harus ada Sena. Sara mencoba mencari Aci hanya Aci yang bisa diandalkan sekarang.

"Aci!" panggil Sara setengah berteriak.

"Kenapa lo Ra? Kok lari-lari?"

"Bantuin gue." kata Sara dan meletakkan buku yang ia pegang di tangan Aci.

Aci mengerutkan dahi dan mulai membacanya. "Lo disuruh minta tanda tangan betul?" tanya Aci.

Sara hanya mengangguk sebagai jawaban. Aci langsung tersenyum sumringah begitu mendapatkan jawaban dari Sara.

"Lo minta bantuan gue kan? Kalu begitu, lo tinggal minta tanda tangan Kak Ayu sama Kak Jalu" kata Aci .

Partner Galak [Sara & Sena]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang