Layla POV
Sinar matahari pagi mulai masuk dengan malu-malu kekamar ini saat aku menyibak gorden yang berada di kamar abangku untuk membangunkannya dari mimpi indahnya.
"abang bangun, katanya mau antar aku. Ayoo nanti aku telat nih, aku gak mau nyetir sendiri lagih"
"abang ihh cepat bangun"Setelah cukup lama aku mengoceh demi membangunkan abang Kei akhirnya dia bangun pada saat jam menunjukan pukul 06:45 aku langsung menyeretnya kekamar mandi dan meninggalkannya agar abang kei leluasa mandi.
Aku tau abang Kei masih mengantuk karna ia habis begadang menyelesaikan pekerjaan perusahaan yang kurang diperhatikan akibat masalah yang terjadi, tapi pagi ini aku benar-benar tidak sanggup menyetir ke RS.
30 menit kemudian abang Kei menghampiriku dengan keadaan yang sudah rapi dan harum, kamipun sarapan sebelum berangkat ketempat kerja masing-masing. Abang Kei bekerja diperusahaan ayah sehingga dia bisa datang jam sembilan karena merupakan calon penerus ayah berbeda dengan karyawan biasa yaitu jam delapan tepat, sementara jam kantor bagi dokter di RS Citra Medika yaitu jam sembilan. Karna jam kerja kami yang sama sehingga aku sering minta diantar dulu olehnya, kebetulan arah jalan menuju kantor kami searah dan abang Kei tidak perlu berputar-putar demi mengantar jemput aku.Aku baru selesai berkeliling kebangsal-bangsal dimana pasienku dirawat guna melakukan pengecekan rutin harian yang wajib kulakukan, karna hari ini merupakan hari jum'at maka jam kerjaku hanya sampai pukul 11.00 WIB.
Hari ini aku tidak terlalu sibuk karna tidak ada operasi ataupun pasien darurat yang harus kutangani, abang Kei tadi menelpon bahwa setelah sholat jum'at dia akan langsung menjemputku untuk makan siang dirumah yang merupakan kebiasaan kami dihari Jum'at, sambil menunggu abang Kei akupun memeriksa berkas kondisi pasien-pasien yang kutangani sembari membaca buku-buku kedokteran.~This is real, this is me~
Aku langsung meraih HP ku ketika terdengar lagu yang dibawakan Demi lovato yang kujadikan Ringtone pertanda ada yang menelepon dan langsung mengangkat panggilan yang ternyata dari abang Kei, dia mengabarkan bahwa sudah sampai dan menungguku di lobi RS.Setelah sampai di rumah dan aku turun dari mobil aku cukup heran karna aku melihat ada mobil aston martin yang cukup kukenal.
"apa kak Al siang ini berkunjung kerumah bang?" tanyaku kepada abang kei yang berjalan disisiku.
"ntahlah, setauku dia masih di australia melakukan perjalanan bisnisnya. Ayo kita masuk saja ke rumah" jawab abang Kei mendahuluiku masuk.Saat memasuki ruang makan ternyata benar ada ka Al sedang duduk di kursi makan bersiap bersama ayah dan ibu untuk makan siang, setelah aku dan bang kei duduk ayahpun mengajak kami untuk memulai acara santap siang kami. Tidak ada pembicaraan yang terjadi di meja makan, setelah kami selesai makan kamipun beranjak keruang keluarga untuk mengobrol.
Saat aku bergabung duduk diruang keluarga bersama keluargaku dan kak Al aku merasakan suasana yang sedikit berbeda dari biasanya kami berkumpul, suasana nampak sangat serius saat ini. Aku heran saat ini seharusnya kak Al sedang berada di australia guna perjalanan bisnis yang berlangsung kurang lebih 10 hari tapi bahkan ini belum 5 hari sejak dia pergi tapi kak Al telah pulang.
Setelah aku menyimak pembicaraan dari kak Al dan ayah aku dapat menyimpulkan bahwa kak Al pulang karna mendengar kabar bahwa perusahaan ayah sedang krisis, dia berniat membantu menyuntikan dana keperusahaaan ayah tapi ayah tidak enak dan kak Al sedang berusaha membujuk ayah agar menerima bantuannya.
"ayah kenapa tidak mau menerima bantuan ku??" tanya kak Al dengan raut datarnya.
"ayah hanya tidak enak kamu memberikannya secara cuma-cuma tanpa adanya jaminan bahwa ayah bisa mengembalikannya". Jawab ayah dengan raut sedikit frustasi, nampaknya masalah perusahaan sudah semakin parah.
Aku merasa tidak berguna karna aku sama sekali tidak bisa membantu ayah dan abang Kei, terdengar dehaman dari kak Al disusul kaka-kata yang membuatku mematung mendengarnya."kalau begitu aku akan menikai Layla"
aku terkesiap mendengar ucapan lelaki yang sudah kuanggap kakakku sendiri itu.
"apa maksudmu Al?" sahut ayah dengan raut kaget yang sangat jelas.
"ayah tidak mau menerima bantuanku pada perusahaan jadi kupikir ini cara yang tepat, aku yakin ayah akan menerima bantuanku jika itu berasal dari menantu ayah sendiri"
"kau gila" sela abang Kei pada penjelasan kak Al.
"menurutku ini jalan keluar yang tepat, perusahan ayah bisa selamat jika aku menolongnya dan aku akan memiliki istri yang dapat mengurusku" kak Al terdiam sejenak, menghela nafas, kemudian melanjutkan perkataannya dengan mata menatap lekat pada kedua orang tuaku.
"aku tau ayah dan ibu sudah menganggapku sebagai anak tapi bukankah dengan aku menikah dengan layla maka aku akan benar-benar menjadi bagian dari keluarga ini?"
"aku yakin ayah juga tidak akan sungkan menerima bantuan ku kan?"
"itu memang benar, aku akan senang hati menerima suntikan dana yang besar jika itu dari menantuku apalagi kalau menantuku adalah kamu Al, tapi Al perlu kamu ketahui bahwa pernikahan bukanlah hal yang dapat dipermainkan"seru ayah.
"aku tidak akan mempermainkan pernikahan ayah, jika aku menikah dengan Layla aku akan menjaganya dengan segenap jiwaku, lagipula aku tidak memiliki pasangan saat ini dan aku yakin Layla pun begitu. Benarkan Layla ?"
"Layla" ibu berkata sambil menyentuh lenganku.
"i iya, knp?" jawabku tergagap dengan sedikit bingung dengan pembicaraan yang terjadi.
"Al bertanya apakah kamu sudah memiliki kekasih?" tanya ibu yang kujawab hanya dengan gelengan kepala pertada aku tidak memiliki kekasih.
"kalau begitu aku akan mempersiapkan pernikahan kita seminggu lagi layla" seru kak Al
"apakah itu tidak terlalu terburu-buru Al ?" tanya bang kei.
"tidak ada yang terburu-buru, tidak ada gunanya menunda-nunda hal baik. aku tau tidak ada perasaan cinta di antara aku dan layla tapi bukankah cinta bisa tumbuh karna terbiasa"perkataan kak Al tersebut mengakhiri percakapan siang ini dengan keputusan sepihak kak Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Family
General Fiction"aku akan menikahi layla" aku terkesiap mendengar ucapan lelaki yang sudah kuanggap kakakku sendiri itu. "apa maksudmu al?" sahut ayah dengan raut kaget yang sangat jelas. "ayah tidak mau menerima bantuanku pada perusahaan jadi kupikir ini cara yang...