Taruhan

9.2K 690 22
                                    

3
.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Sakura ambilkan aku dokumen itu."

"Baik."

"Sakura segera fotocopy dokumen ini."

"Ha'i."

"Ah... Sakura cepat print file ini, aku butuh untuk rapat nanti siang."

"Ya.... Sasuke-sama."

"Sakura kenapa lama sekali? Cepat buatkan aku kopi."

"Sakura kopi ini terlalu manis!. Belikan aku kopi di cafetaria."

"Sakura."

"Sakura."

"Sakura."

OKE! CUKUP!!

Ingin sekali rasanya Sakura berteriak memaki atasannya ini. Dia pikir Sakura kacungnya apa?. Oke Sakura.... tarik nafas buang... tarik nafas buang....

"Sasuke-sama! Tuan Naruto meminta bertemu dengan anda." Ucap Sakura lembut.

"Hn. suruh dia masuk." Ucap Sasuke tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas dihadapannya.

"Baik. Saya permisi."

..................

Saat ini Sakura sedang berada diruangan miliknya yang berada di samping ruangan milik Uchiha Sasuke. Sakura mendudukan dirinya dengan kasar dikursi miliknya. Pandangan mata Sakura tidak lepas dari ruangan milik Sasuke.

"AAARRRRGGGGHH! UCHIHA SIALAN! BOS SIALAN! KAU PIKIR AKU INI BABU!? KACUNG?! DASAR BRENGSEK!!!." Teriak Sakura tiba-tiba sambil memukul-mukul meja dan menendangnya. Dia tidak perduli jika teriakannya ini terdengar sampai ruangan milik Sasuke ataupun terdengar sampai luar. Dia.Sungguh.Tidak.Perduli.

Tiba-tiba dirinya teringat percakapannya dengan sang kakak saat tidak sengaja bertemu di parkiran UC Company saat hendak pulang.



Flashback On

"Saki."

Sakura yang tadi sedang sibuk mencari kunci mobilnya mendongak dan melihat sang kakak Haruno Sasori tepat dihadapannya.

"Eh?! Saso-nii?." Ucap Sakura terkejut. "Sedang apa disini?." Tanyanya.

"Ada urusan dengan Sasuke." Jawab Sasori.

"Oo."

"Sakura! Apakah kau mau bertaruh?." Tanya Sasori.

"Hah?." Sakura menatap kakaknya heran. Sejak kapan kakaknya ini mengenal kata bertaruh? Seingatnya Sasori adalah pemuda yang sangat anti dengan yang namanya taruhan, judi dan segala hal yang berhubungan dengan itu atau jangan-jangan Sasori sudah terkontaminasi oleh sahabat kakaknya yang bernama Kakuzu itu? atau malah Sasori ketularan penyakit nenek mereka Tsunade? Dan lagi... Kenapa tiba-tiba mengatakan hal tidak masuk akal ini?.

"Jadi? Kau setuju?."

"Eh! Apa?." Tanya Sakura bingung, pasalnya sedari tadi dirinya terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri dan tidak mendengar apa yang dikatakan Sasori.

Pinky SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang