BAB 9

2.2K 237 71
                                    

Cause I wanna touch you baby
And I wanna feel you too
I wanna see the sunrise
On your sins just me and you

Light it up, on the run
Let's make love tonight
Make it up, fall in love, try

Baby, I am right here
.............
(Penggalan lirik lagu berjudul Dusk Till Down; Zayn & Sia)
.
.
.

Pukul dua dini hari, saat di mana kelab telah kosong oleh keramaian pengunjung. Sementara Naru berikut karyawan lain baru saja menyelesaikan pekerjaan mereka untuk membersihkan pula merapikan seluruh area kelab. Beberapa dari mereka pun lebih dahulu meninggalkan tempat itu, terkecuali Naru dan si anak baru; Konohamaru.

Usai berkemas, Naru bergegas ke ruang kecil yang ada di sebelah ruang penyimpanan ratusan botol minuman beralkohol. Lelaki itu membungkukkan sedikit tubuh jangkungnya, lalu mengusap pelan pipi kekasihnya yang tengah terlelap.

"Hei, tukang tidur!" Naru menarik gemas hidung kekasihnya. "Tadi bilangnya enggak bisa berbaring di tempat sembarangan. Ini buktinya nyenyak." dia langsung menggoda begitu Hinata mengerjapkan kelopak mata dengan kening yang berkerut. Perempuan itu tertidur pulas di sebuah sofa linen panjang berwarna cokelat.

"Jam berapa sekarang?" kata Hinata seperti bergumam. Dia merenggangkan lengan-lengannya setelah menegakkan punggung.

"Ayo pulang! Sudah jam dua." dia mengulurkan tangan dan Hinata sigap menyambutnya, perempuan itu beranjak setelah sempat menguap dan membuat Naru tertawa singkat, lalu mengernyitkan hidung. "Nanti sampai di rumah tidur lagi." katanya semasih mereka berjalan bergandengan tangan menuju keluar.

Di depan kelab, dia terlihat memakaikan jaket denimnya kepada Nata. Kemudian menggulung tinggi rambut ikal kekasihnya. "Masih ngantuk, ya?"

"Sedikit. Tapi badanku gatal-gatal." Hinata mengaduh manja sambil dia menggaruk lengan dan menepuk-nepuk wajahnya yang juga terasa renyam.

"Ya sudah, ayo naik! Sampai di rumah bersihkan dulu tubuhmu." Begitu duduk di atas jok motor, Nata langsung memeluk kencang pinggang Naru tanpa diperintah. Deram mesinnya mengudara, namun kali ini lelaki itu tidak berpikir untuk melajukan santai kuda besinya. Ngebut memburu waktu adalah pilihan tepat agar dapat segera tiba di rumah.

-----

Nata sempat melongo ketika mereka tiba di gedung apato kediaman Naru. Pertama kali baginya berkunjung ke sini, meski tahu bila kekasihnya bermukim di tempat sempit seperti itu.

"Kurasa tidak lebih besar dari kamar mandi di rumahmu." Naru berujar selagi dia membukakan pintu untuk mereka. Sedangkan di wajah Nata terlihat senyum tipis sesaat. "Ini handuknya, pakai yang ada tidak apa-apa 'kan? Aku punya sampo, sabun juga busa pembersih wajah." seraya menyerahkan handuk bersih yang dia punya, Naru mendorong-dorong pundak Hinata agar perempuan itu bergegas ke kamar mandi.

Selagi Hinata di kamar mandi, Naru pergi ke mini market 24 jam yang ada di seberang gedung apato. Perlu membeli sedikit camilan, minuman ringan juga beberapa cup ramen untuk mengisi perut mereka di pagi hari nanti. Saat mata lelaki itu menangkap tumpukan rapi pakaian dalam wanita di keranjang besar, dia pun terdiam sejenak. Barangkali Hinata tidak akan nyaman bila tidak mengganti pakaian dalamnya setelah seharian beraktivitas penuh, hingga berakhir Naru mengambil beberapa potong untuk dipakai perempuan itu. Sepatutnya dia menjaga suasana hati kekasihnya agar tidak terlampau kecewa dengan kondisi yang serba pas-pasan.

To be Lovesick ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang