06. Target Pertama dan Maaf

3.3K 379 13
                                    

06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06. Target Pertama dan Maaf

"Bu―nga?"

"Hai? Apa kabar, Flora?"

"Kenapa duduk di sini?" Kedua telapak tangannya yang masing-masing memegang sendok dan garpu pun menyatu dengan keringat dingin.

Apakah dia ketakutan berhadapan langsung dengannya? Orang yang memiliki rasa bersalah memang begitu, ya?

"Kenapa lo keringetan gitu?"

Tangan perempuan itu dengan segera meraba sisi-sisi pelipisnya. Tidak bisa di pungkiri, perempuan itu berkeringat banyak sekali.

"Gue nggak keringatan ko," elaknya, sangat jelas terdengar bodoh di telinga Bunga.

"Lo kira mata gue bermasalah? Lo keringatan gitu, dan ... Ketakutan." Bunga membisik di akhir kalimatnya. Target pertamanya ini sangat bodoh ternyata. Atau ... Memang pura-pura bodoh, heh?

"Perasaan lo doang kali, gue biasa aja. Btw, lo ada perlu apa?"

Boleh kah Bunga menertawakan Flora?

"Masih ngelak ternyata, dan permainan kita masih panjang, tangan gue jadi nggak sabar buat pukul lo."

Bunga mengusap-usap kedua telapak tangannya di bawah meja kantin tempatnya dan Flora duduk saling berhadapan saat ini.

"Lo ada perlu apa?"

"Nge-bully lo lah!"

Bunga bangkit dari tempatnya, sedangkan Flora tetap mengawasi gerak-gerik Bunga dengan was-was.

Kedua tangan Bunga berada di atas meja, Bunga membungkuk menatap Flora, tapi di mata Flora tatapan Bunga terlihat tajam.

"Temui gue di lantai tiga perpustakaan." Flora hendak membuka mulut, namun Bunga langsung menyelanya. "Kalo nggak lo turutin, lo habis di sekolah ini."

"Sampai jumpa di perpustakaan." Tangan Bunga melambai, ia meninggalkan Flora di sana dengan senyum mengerikan kepada Flora. Hati Flora langsung tidak nyaman detik ini juga.

Bunga sengaja menyuruh Flora untuk datang ke lantai 3 perpustakaan, hanya lantai 3 lah yang paling sepi diantara ruangan-ruangan lain yang ada di Arles.

Sebenarnya, jika kantin sedang tidak ramai, tanpa perlu meminta Flora untuk datang ke tempat yang ia maksud pun Bunga bisa menyeret jalang kecil itu ke lantai 3 perpustakaan.

Tapi sayang, Bunga tidak ingin reputasi Draxe ketahuan begitu saja.

***

"Kamu nggak ikut istirahat sama yang lain?" Sea sedikit memutar tubuhnya untuk menatap ke arah tempat duduk yang berada di belakangnya.

Sea kira Azka masih belum selesai mencatat materi yang ada di papan tulis, ternyata dugaan Sea salah. Sea yang memang jarang sekali istirahat karena selalu di buatkan bekal oleh Bibi yang ada di panti menjadi terbatas akan pergerakannya, Sea terlalu gugup untuk membiasakan diri jika sekarang dalam kehidupannya ada Azka.

AZKASEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang