Sisi lain.

1.8K 141 15
                                    

Happy reading💙

Ayana memandang jengah kearah seseorang yang kini tengah melambaikan tangan dari koridor lantai dua, memalukan baginya sudah menyandang status siswa SMU namun bersikap seperti bocah SMP yang sedang dimabuk cinta. Ayana membiarkan Sagara berlari mendekatinya, entahlah seperti ada yang Ayana biarkan masuk perlahan padahal Ia juga tidak menginginkan.

"Huhhh, aku capek Ay."
Keluh Sagara menyeka peluh di keningnya, masih tetap tampan meski dalam keadaan acak acakan.

Tidak ada jawaban dari bibir tipisnya, Ayana memandang Sagara datar, lagi lagi Sagara memang harus bersabar menghadapi sikap Ayana.

"Ay tau nggak?."

"Nggak, gue nggak mau tau apapun tentang lo."
Sagara meringis, padahal Sagara hanya ingin mengajak Ayana bercanda, namun sepertinya bongkahan es ini tidak ingin dibuat meleleh.

Ayana berjalan meninggalkan Sagara, namun Sagara tetaplah Sagara. Dia mengikuti langkah cepat Ayana menuju rooftop sekolah, tempat favorit Ayana. Ayana duduk disebuah kursi yang entah sengaja atau tidak memang sudah berada disana, Ayana memejamkan matanya, mencoba mengambil oksigen sebanyak mungkin seolah olah tidak ada lagi oksigen yang dapat ia hirup setelah ini.

Sagara memperhatikan wajah cantik Ayana, semakin hari gadis di sampingnya ini semakin menarik perhatiannya, apapun yang Ayana lakukan tidak pernah sama dengan gadis gadis seusianya.

"Ay tau nggak, dulu aku pernah punya seseorang yang berharga dihidup aku."
Sagara membuka topik, Ayana mencoba diam namun ia juga menyimak apa yang sedang diceritakan oleh Sagara.

"Dan karena aku terlalu sayang sama dia, aku ngelakuin hal bodoh waktu itu, yang buat dia akhirnya pergi jauh dari aku."
Sagara membuang nafas kasar, seperti apa yang ia ceritakan adalah beban paling berat buatnya.

"Lo emang harus di jauhin."
Saga tidak akan tersinggung dengan ucapan Ayana, menurutnya memang benar dia harus bahkan sangat harus di jauhi.

"Tapi kamu nggak jauhin aku tuh."
Balas Sagara percaya diri.

"Kata siapa?."

"Aku lah."
Ayana memutar bola matanya malas.

"Gue udah jauhin lo, emang dasar lo nya aja yang nggak punya kerjaan deketin gue."
Telak Ayana.

"Cie, jadi kamu nganggep aku deketin kamu? Aduh Ay gasabar kan punya pacar ganteng kayak aku."
Kalau saja Sagara musuhnya, Ayana sudah mendorong Sagara jatuh dari rooftop.

"Najis."

"Gaboleh najis najis ah Ay, aku calon suami kamu loh."

"Bisa nggak lo diem? Apapun yang lo lakuin nggak bakal bikin gue bisa normal kayak cewek cewek lain paham lo?!."
Ayana bergegas turun, meninggalkan Sagara yang masih belum mengerti dengan ucapan Ayana.

🍁

"Udah lah honeybun, masak selalu nolak ajakan oom sih."
Ayana berdecih, kalau saja Shawn bukan malaikatnya, kalau saja Shawn bukan anak dari tantenya dia tidak mungkin mau menuruti permintaan Shawn.

"Mau apa."

Senyuman Shawn mengembang, akhirnya Ayana mau meski belum tau iya atau tidak.

Beauty PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang