- 2 -

68 11 7
                                    

Jadi sebelum mulai ke pelajaran, aku mau kasi tau satu info. Disini aku gak akan kasi nama buat para gurunya. Kalo gurunya wanita akan dipanggil Bu, kalo laki-laki ya dipanggil Pak. Misalnya guru sejarah seorang wanita, maka dipanggil Bu sejarah. Gitu aja sih.

Selamat membaca kisah ini!
Jangan lupa vote dan komen.

***

Semuanya bersiap. Ada yang menampilkan mimik wajah senang, sedih, kecewa dan tanpa minat. Memang di 3A5 ekspresinya berbeda, kepribadiannya juga berbeda. Entahla, mereka unik sekali. Namun kebanyakan dari mereka menampilkan ekspresi datar saat di luar kelas, begitu di dalam kelas langsung senyum merekah. Bukan karena senang sekolah, tetapi senang bisa bertemu dengan teman, dapat uang jajan, dan gosip bareng. Intinya semua hal untuk teman.

Ada beberapa anggota 3A5 yang mengajar  MOS. Jika yang lain menggunakan baju putih abu-abu, maka baju mereka berbeda. Sesuai ketentuan yang digunakan.

Beberapa anggota 3A5 memang lebih menyukai berada di ruangan kelas. Mereka bermain games, ngerumpi, foto, ada juga yang tidur. Cipika-cipiki sama yang lain menanyakan liburan ke mana. Padahal ujung dari obrolan tersebut, mereka menetap di dalam rumah masing-masing-masing tanpa mudik ke luar daerah.

"Udah siap?" tanya Rania pada tiga sahabatnya.

"Udah nih. Suer, deg-degan banget gue anjir," gumam Fia sambil memasang name tag.

"Lo masuk di ruang berapa, Ran?" tanya Putri.

"Gak tau. Paling keliling dulu, kalo udah ada yang srek baru deh gabung sama ruangannya," jawab Rania yang memang tengah menimang semua ruangan. Dia berjalan dengan tatapan tanpa senyuman di wajahnya.

"Sumpah ya, outfit kita tuh bikin panas. Siang bolong pake baju hitam, kek mau ngundang nyamuk," keluh Fia dengan mimik wajah datarnya. Dia masih sibuk memasang name tag panitia MOS.

"Setuju sih. Cuman ya mau gimana lagi. Kaos warna hitam tuh kaos sejuta umat. Gak mungkin gak punya," sela Tata yang sejak tadi hanya mendengarkan ucapan mereka.

"Ntar deh. Ini kita dikasi cemilan 'kan ntar siang? Awas aja kalo gak ada," omel Fia.

"Fi, bisa gak sehari aja jangan goblok. Ini ada si Rania emang fungsinya apa?" ungkap Putri yang merasa kesal dengan Fia. Di kelas doang pinter, tiba udah ngobrol gini gobloknya keluar.

"Tau tuh, Rania kan bendaharanya. Pasti ada cemilanlah. Ya kan, Ran?" tanya Tata memastikan dengan senyuman lebarnya.

"Iya, ada kok. Kalian tenang aja. Gue bakalan yang pertama demo sama si ketos kalo sampe gak ada cemilan," bela Rania dengan tampang percaya dirinya sambil menaik-turunkan alisnya.

"Temen gue nih," bangga Putri dengan menepuk pelan bahu Rania.

"Temen kita goblok. Emang lo aja!" teriak Fia kesal.

"Apa kata lo pada deh." Tata berjalan bersama Rania mendahului mereka.

"Mereka kalo gak ditinggalin emang suka lelet. Buruan, Ran," ajak Tata pada Rania. Tata menarik lengan Rania agar berjalan lebih cepat.

"Dasar, ada aja ide busuk lo," kekeh Rania yang membuat Tata tertawa kecil.

"EH SETAN LO BERDUA! TUNGGUIN KITA!" ucap Fia dan Putri berbarengan. Tidak sadarkah mereka bahwa suaranya sudah seperti sound system pada konser BTS.

***

Hari ini Rania bingung. Walau menjabat sebagai ketua dari organisasi pramuka, namun ia hanya bertugas keliling disetiap kelas. Hanya para anggota yang menetap di ruangan yang ditentukan. Kalo ketua organisasi bebas mau memilih ruangan yang mana.

My (Idiot) ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang