"Mami." Suara lemah terdengar di belakang tubuh Silfi membuat gadis itu menengok kearah belakangnya dan terlihat Bagus sudah terbangun dan menatap Maminya juga sang kekasih yang kini menatapnya.
"Sayang, kamu udah dateng?" tanya Bagus meski dengan suara yang amat sangat lemas.
"Siapa yang ngizinin kamu masuk ke rumah ini hah?" suara Nia kembali terdengar membuat Silfi kembali menengok kearah Mami dari kekasihnya itu.
"Mi Silfi-"
"Diam Bagus! Sini kamu."
Nia dengan tiba-tiba berjalan mendekati Silfi dan menarik kasar tangan gadis itu dan membawanya keluar dari kamar Bagus yang kemudian Bagus mencoba menghalangi aksi Maminya itu tapi sayang tubuhnya terlalu lemas hanya untuk beranjak dari tempat tidur.
Nia menyeret Silfi menuruni anak tangga menuju lantai satu, hingga tepat di depan pintu utama rumah itu Nia menghempaskan tangan Silfi dan membuat Silfi jatuh terjerembab diatas lantai marmer itu.
"Denger ya anak jalang, jauhi Bagus dan jangan pernah temui Bagus lagi. Gara-gara kamu hubungan anak saya dan calon menantu saya hancur, dan gara-gara kamu keduanya harus menghadapi kesakitan masing-masing."
Silfi mengangkat pandangannya, mencoba memberanikan diri untuk menatap Nia yang terlihat amat sangat marah itu. Ucapan Nia terlampau santai, tapi sangat menusuk dan terasa perih menusuk hatinya. Tak sadar air matanya menetes begitu saja.
"Kalau kamu mau tahu, Bagus gak bener-bener suka sama kamu! Terbukti, semalaman dia demam dan nama yang selalu di panggilnya adalah Aca bukan nama kamu. Jadi jangan ganggu lagi anak saya." Wajah Nia memerah, demi tuhan ia benar-benar marah. Ia benar-benar muak melihat wajah gadis didepannya ini, gadis yang sudah menghancurkan hubungan putranya dan gadis cantik yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.
Hati Silfi remuk redam, ucapan setajam pedang terasa menancap tepat di jantungnya. Ini penghinaan, dan ini benar-benar tak termaafkan. Silfi tak selemah itu, hanya saja ia sadar jika didepannya ini adalah Mami dari kekasihnya.
"Pergi dasar jalang!" dan Nia meremat dadanya, sesak menjalar di rongga dadanya membuat ia tak bisa berkata-kata lagi.
Silfi panik, ia tak tahu apa yang terjadi dengan Nia. Dan dengan segera Silfi berdiri untuk menopang tubuh Nia yang tiba-tiba saja melemah dengan kesulitan bernafas.
"Mi, Mami sadar. TOLONG!! TOLONG!!" Silfi berteriak dan kemudian orang-orang rumah bermunculan dan mulai membantu sang nyonya juga tak lupa Tio yang terlihat panik yang kemudian langsung menggendong tubuh istrinya kekamarnya meninggalkan Silfi yang masih terduduk dengan wajah shock.
*****
"AAAAAA." Aca tersentak dan terduduk, matanya menatap panik kesegala arah hingga pintu ruangan terbuka dan tubuhnya segera di bawa kedalam sebuah pelukan hangat.
Suara orang-orang berputar di otaknya, semuanya menyalahkannya, semuanya membencinya. Semuanya tak mau melihat kesakitannya, yang mereka tahu Tasya adalah orang tersalah didunia ini.
Dan isakan demi isakan terdengar semakin jelas dan memilukan dan Bima semakin mempererat pelukannya.
"Hey sayang."
"Hiks."
"Nangis aja, luapin apapun yang mengganjal di hati kamu. Luapin emosi kamu dalam tangisan itu, jangan takut! Ada aku disini."
Dan tangis Aca semakin pecah, meremat baju yang Bima pakai. Semakin menenggelamkan wajahnya di dada milik Bima, sakit hatinya benar-benar tak bisa ia sembunyikan lagi. Kata-kata menyakitkan yang terlontar dari orang tersayangnya dulu membuat luka yang teramat dalam di hatinya, tak menyangka di hari itu semuanya berbalik menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal of Love [LENGKAP☑️]
Teen Fiction⚠️ PUBLIKASI ULANG SECARA BERKALA Apa yang akan kalian lakukan ketika kekasih kalian memberikan sebuah pengakuan jika dirinya sudah memiliki hubungan lain dengan seorang perempuan di belakang kalian? Dan lebih mengejutkan lagi perempuan itu adalah s...