Nostalgila Elang, babi, bekicot

15 0 0
                                    

Elang merasa gerah. Anaknya menangis dari tadi pagi. Tangannya mengusap-ngusap kening anaknya yang merebah di pangkuannya. Sesekali kening anaknya dikecup. Entah sudah berapa kali elang menyibak pelupuk matanya. Dirinyapun terikut menangis, karena tidak sanggup membawa anaknya ke rumah sakit. Ingin rasanya menggendong dan membawa anaknya ke luar rumah, namun itu diurungkannya. Karena paha kirinya masih terasa sakit akibat jatuh dari tebing 3 hari lalu. Paha kirinya terkilir akibat salah posisi ketika ingin bunuh diri.

.

3 hari lalu di siang terik dia sudah matang ingin lompat dari tebing setinggi 20 meter sendirian. Tapi gagal karena dia terpeleset ke bawah dan ternyata nyawanya masih ada. Mau manjat ke atas lagi sudah tidak sanggup, kakinya sudah luka-luka. Akhirnya percobaan bunuh diri ditunda dan pulang lagi ke rumah.

.

Babi hanya bisa membantu elang dengan mencangkul tanah di pekarangan rumah., Dia berharap akan muncul mata air. Dengan begitu air itu digunakan untuk memandikan anaknya yang menangis. Cara ini diingatnya ketika ayahnya singa, mengguyur dirinya saat babi kecil sedang rewel dulu. Namun sudah dicangkul dengan kedalaman 5 meter, kondisi tanah masih kering dan kompos.

.

" Kau ngapai , kawan ?! Nyarik apa kau ?|"Babi menoleh mencari asal suara. Dia memicingkan mata. Terlihat seorang pria berpakaian mewah dengan sepatu koboi berjalan ke arahnya. Babi kenal orang itu. Seorang sahabat yang sudah lama tak berkunjung.

.

" Anakmu nangis ya coeg ?! Coba berikan ini ?! Pria itu menyerahkan sekotak oleh-oleh ke tangan babi. Babi memeriksa isinya.Di dalam kotak itu tersedia susu , roti , daun timah, dan sebuah kotak persegi berlabel "mainan". Tapi babi fokus menghitung jumlah daun timah itu.

.

" Khan sudah kubilang aku minjam 10 daun timah , kok cuma 6 yang kau kasih , apa tulisanku di surat gak jelas ?" Babi seolah kecewa dengan kedatangan sahabatnya.

.

" Bro. aku juga banyak kebutuhan. Setidaknya aku mau bantu. Yaudahlah itu aja dulu yang bisa ku beri " . Ucap pria parlente itu dengan nada agak meninggi. Dia juga kesel dengan sikap babi.Tanpa melanjutkan kata-kata , babi membawa masuk hadiah itu ke rumah. Sahabatnya di suruh nunggu di luar.

.

" BEKICOT !! " Elang memanggil pria parlente dengan suara lantang. Seolah benci dengan kedatangan dirinya. Elang menghampiri nya dengan hanya memakai kemben. Bekicot terkejut karena elang setengah berlari seolah ingin meninjunya. Tapi naas. Bekicot refleks lebih cepat. Sepatu bot koboinya menengadah ke atas dan mengenai wajah elang. Elang tersungkur. Tapi tidak menyerah. Elang secepatnya bangkit dan terus menerus berusaha menyerang bekicot.

.

" Woi ..woi kalian berantem aja kalao ketemu...udahlah gak bosan-bosan kelen"Babi hanya tertawa menyaksikan istri dan sahabatnya gak pernah akur. Di sana dia cuma menjadi penonton setia sembari menggendong anaknya yang sudah terdiam karena diberi susu.5 menit aksi pertarungan kecil-kecilan antara elang dan bekicot selesai dengan damai. Elang hanya mendapat 3 hadiah sederhana : wajah , bahu kiri dan lengannya memerah karena perlawanan. Sementara bekicot mendapat sobekan dari ujung kaki sampai kerah. Penampilannya sudah berubah jadi gembel penuh dengan tanah basah. Bekicot, elang dan babi akhirnya merokok santai di kursi dapur. Sembari menikmati roti yang dibawa bekicot tadi.

.

" tadi agak gila juga kalian. Biasanya kalian berkelahi secara verbal dan tidak ada kekerasan fisik. tapi kali ini berbeda. Apa suasana hutan dan panas membuat diri kalian tidak terkontrol? " Ucap babi setengah tertawa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 02, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

EXPERIMEN BarbarWhere stories live. Discover now