05 - Pretty Awakening

204 82 7
                                    

"ASTAGA ADA apa sih dengan kalian?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ASTAGA ADA apa sih dengan kalian?"

Suho berdecak, menumpahkan kekesalannya karena antusiasme teman-temannya untuk menampilkan yang terbaik berkurang. Ini Minggu siang, sudah menjadi jadwal untuk latihan secara mandiri di dorm. Tampaknya tempayan sang semangat hilang sekian persen setiap harinya, berujung stagnasi tak tertolong. Itu malapetaka, tentu saja.

Paras lesu tak berenergi berhias kerutan tak berujung, mata panda yang semakin jelas, kering tak terawat sampai-sampai butiran bedak saja tidak cukup untuk menutupinya. Belum lagi kesalahan-kesalahan dalam bernyanyi dan menari. Fokus mereka teralihkan; banyak yang salah dalam mengambil nada, ketika dipaksakan bernyanyi terdengar sumbang, lalu menari pun terlihat seperti: asal dapat mengikuti gerakannya sudah selamat. Keliru! Nyatanya tak ada kekuatan untuk menari, tubuh lembek tak berisi seperti orang berkelainan psikis yang kelaparan.

Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Mungkin gawat jika Suho tidak segera mengambil alih atensi, membicarakannya secara dalam dan pelan-pelan. Rasanya seperti terpaksa mengurus konglomerasi di tempat peribadahan, di mana orang-orang kehilangan arah sedang mencari ilham untuk bekal kehidupan lebih baik. Padahal paham agama untuk jiwa sendiri saja belum cukup.

"Tidak ada apa-apa, Hyung." Kai yang pertama kali menjawab, guramnya tak terlalu mencolok. Entah ada angin apa di dekat Suho, tapi, di matanya Kai terlihat berkilau; mungkin karena senyumnya.

"Bukankah kita memang begini, ya?" timpal DO, tak sedikitpun menghilangkan paras datarnya.

Berikutnya mereka beristirahat sejenak, menghapus keringat dan lelah sambil memakan camilan berkalori yang tersisa. Mengisi suasana seraya mengobrol ringan. Di tengah keselesaan, Suho bertanya apa yang mengganjal di naluri.

Sampai Suho tak enak hati memarahi, bagaikan penjaga perpustakaan sekolah; ia merasa aksiomanya tak dianggap. Menggantung begitu saja di udara. Tak ada yang ingin menjawabnya, sebagian pura-pura tak mendengar. Bisa-bisa stadium ketegarannya meledak hingga ujung angkasa.

"Bagaimana jika kita makan di luar setelah ini?" ide Sehun, cukup jelas berinisiatif mencairkan suasana. Namun sepertinya ia salah berbicara di depan Suho.

"Urus saja kepentingan kalian sendiri!" responsnya galak, terlampau lejar untuk bersawala lebih. Cengkerama yang eksentrik, seakan sedang berlaga dalam membahas topik.

Lalu, atmosfer mendung datang. Well, sepertinya celaka jika sudah membuat marah sang tajuk pemimpin. Kendati demikian, banglas kebebasan pengikut biasanya menjadi rendah. Maka, ampunan darinya adalah emas sekarang.

Sehun ambil posisi, karena yang pertama memulai. "A-anu, jika Suho Hyung tersinggung tolong maafkan aku." Ah, ia tulus kok.

Resolve the DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang