Ten

150 53 7
                                    

Pukul O7.00 am, namun matahari pagi itu masih malu untuk menunjukkan senyumannya. Berbeda dengan Juni yang telah berdiri di hadapan jendela disertai sorot mata yang 'tak teralihkan dari jendela lain di hadapannya. Gadis itu sudah terlihat rapi dengan rambut yang ia buat lebih bergelombang ditambah dengan warna bibir yang lebih cerah dari biasanya.

Ting!

[-Rey
Hai, Juni. Kau sudah siap pergi les hari ini?]

[Hai. Iya Rey, aku udah siap-siap
-Juni]

[-Rey
Biar kuantar yah!]

[Boleh. Asal tidak merepotkanmu
-Juni]

[-Rey
Oke. Sebentar lagi aku akan menjemputmu. Sampai nanti.]

[Iya, sampai nanti Rey
-Juni]


Tidak lama setelah saling mengirim chat, terdengar bunyi klakson mobil tepat di depan rumahnya.

Tiiin! Tiiin!

Juni pun bergegas turun dan melihat mobil merah itu telah terparkir di depan gerbang. Terlihat pula sosok Rey yang tengah berdiri santai di dekat mobil sembari mengunyah snack yang masih berada di tangannya.

 Terlihat pula sosok Rey yang tengah berdiri santai di dekat mobil sembari mengunyah snack yang masih berada di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei Rey!" teriak Juni sambil melambaikan tangannya.

Lelaki itu tersenyum dan terus mengunyah. Juni menghampiri dan 'tak segan-segan merogo snack yang ada di genggaman Rey. Keduanya benar-benar sangat akrab.

Suasana agak berubah ketika di dalam mobil. Ekspresi wajah Juni seolah menunjukan bahwa gadis itu tidak dalam kondisi baik, hal itu terlihat jelas dengan raut gugup dan cemas yang membingkai wajahnya. Sesekali Rey melihat peluh gadis itu menetes perlahan meski AC mobil telah dinyalakan, bahkan Juni terlihat beberapa kalil menghela napas dalam.

"Kau kenapa? Sakit?" tanya Rey.

"Aa, ti,tidak kok," jawab Juni gugup.

"Terus kenapa kau terlihat tidak nyaman?"

"A, a, aku hanya tidak biasa naik mobil."

Mendengar alasan itu, Rey tampak tidak mempercayainya. Ia berpikir bahwa sebagai keluarga yang cukup kaya memberi alasan tidak biasa dengan kendaraan roda empat itu adalah alasan yang cukup aneh.

"Kau bisa menyetir, kan? Bagaimana kalau kau saja yang menyetir, biar lebih nyaman," tawar Rey.

Juni mengangkat kedua alisnya dan seketika terkejut mendengar tawaran Rey.

"Aku tidak bisa nyetir," ucapnya dengan nada tinggi.

Sikap Juni yang aneh itu sempat membuat Rey cemas, sampai ia berpikir untuk menyetel lagu K-pop untuk lebih membuat Juni lebih rileks.

I'm sorry [Complete ✓️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang