Di sebuah sungai dekat hutan rimba, hiduplah puluhan hewan penghuni air tawar. Beberapa tahun ke belakang mereka hidup dengan bahagia sebelum masalah besar melanda.
Ketika musim kemarau tiba, beberapa sungai kian mengering dan airnya menguap ke udara hilang entah ke mana. Sungai jadi kering. Ikan-ikan terhimpit pada aliran sungai, bertahan pada genangan air yang dangkal lalu mengakibatkan beberapa ikan lainnya ikut mati dalam keadaan sulit bernapas.
Imbasnya, kumpulan manusia datang mencari lalu mengumpulkan kami.
Katanya jika tertangkap, kami akan dibiarkan hidup di darat tanpa sempat bernapas. Lalu dalam keadaan setengah sekarat kami akan dikuliti, terbelah menjadi dua bagian sebelum sempat mati dengan tenang. Begitu kata ikan beruntung yang sempat selamat dari kejamnya manusia.Awalnya para ikan takut akan bernasib sama, aku pun juga begitu. Tidak mau mati dengan sia-sia, maka aku akan mencari celah agar tak jadi korban manusia selanjutnya.
Pertama, kata beberapa ikan yang sempat aku temui dalam keadaan selamat, mereka bicara akan luasnya muara di lautan nan jauh di mata. Jaraknya dari hulu ke hilir dan dengan mengikuti aliran arus kami akan segera tiba di lautan.
Kedua, ia mengikuti beberapa ikan lain yang sudah berkemas dan segeralah mereka berenang menuju tempat tujuan. Awalnya mereka sanggup, tetapi ada kondisi di mana ikan-ikan yang lain tidak mampu menahan rasa bau, sungai yang semakin sempit dan berenang diantara sampah-sampah yang mengapung diatas mereka.
Kondisi air sangat keruh, air yang semula jernih kini kian menggelap. Akibatnya ada beberapa ikan-ikan yang bisa bertahan hidup, ada juga sebagian yang mati sebab terperangkap dalam aliran air disertai buih-buih yang jika masuk ke dalamnya mereka akan mati seketika. Seram, siapa gerangan pencipta keseraman dalam indahnya sungai?
Semakin ditelusuri, jalur aliran sungai semakin curam. Mereka melewati aliran air yang deras, jatuh kebawah dengan hantaman yang keras beruntung mereka masih bisa bertahan. Kini aliran air tidak sederas sebelumnya, airnya tenang tetapi sampah-sampah itu masih mengikuti mereka. Apakah tujuan sampah itu juga sama? Mengunjungi lautan?
Namun belum sempat kawanan ikan itu menemukan kedamaian, sebagian kawanan ikan terikat jerat kain bersama beberapa ikan lain disekitar aliran air ini. Beberapa ikan menangis minta dilepaskan, beberapa lagi pasrah dan mengucapkan perpisahan.
Sebab kata ikan yang biasa ada di daerah itu, katanya manusia sering mengambil ikan dengan jaring. Biasanya yang sudah terikat jaring jika sudah sampai permukaan, mereka tidak akan turun lagi ke perairan.
Dengan berat hati mereka harus mengucapkan salam perpisahan, meninggalkan sanak saudara mereka yang terperangkap dan melanjutkan perjalanan. Mungkin akan terdengar egois, tapi inilah ironi yang terjadi.
Akan selalu ada kata perpisahan dalam siklus hidup ikan. Mereka akan terus berjuang menembus lautan, entah hidup, sekarat atau mati sekalipun mereka tetap harus berjuang. Demi keadaan yang jauh lebih baik, karena kondisi sungai saat ini tidak baik. Semoga di lautan sana, masih ada harapan bagi mereka. Semoga.
END
Yang ini nggak sepanjang cerita sebelumnya, pendek tapi menurutku sudah mencangkup segala aspek. Kita butuh sungai, kita butuh ikan untuk bahan makanan, tapi pernahkan kita memberikan tempat yang layak untuk ikan? Atau menjaga sungai, seperti sungai menjadi sumber air bagi kehidupan kita?
Fabel satire lagi, ikan air tawar memang tidak bisa hidup di lautan. Namun, ada 1 ikan yang dulunya berasal dari lautan. Ikan itu mujair namanya, dan tangguh disegala kondisi membuatnya hebat. Kamu juga harus seperti ikan mujair yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fabel : Dongeng Sebelum Tidur
FantasyFabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan dapat berbicara seperti manusia. Maka, aku berkeinginan bercerita dongeng fabel sebelum tidur...