Sumber gambar: https://m.detik.com/finance/foto-bisnis/d-4559486/masjid-faisal-salah-satu-arsitektur-termegah-dan-unik-di-dunia
Islamabad atau yang biasa dijuluki sebagai the green city ini berdiri pada tahun 1960-an guna menggantikan Karachi sebagai ibu kota Pakistan.
Ibu kota Pakistan ini terletak di dataran tinggi Pathohar bagian timur, tepatnya di antara distrik Rawalpindi dan Taman Nasional Bukit Margalla di utara.
Islamabad terbagi menjadi delapan zona, yaitu wilayah administratif, wilayah diplomatik, daerah pemukiman, sektor pendidikan, sektor industri, kawasan komersial, daerah pedesaan, dan daerah hijau.
Dengan jumlah populasinya yang mencapai dua juta menjadikan Islamabad sebagai kota terbesar kesepuluh di Pakistan. Sedangkan wilayah metropilitan Islamabad-Rawalpindi menduduki posisi terbesar ketiga dengan jumlah populasi sebanyak lima juta lebih.
Seperti Jakarta yang memiliki Monumen Nasional sebagai ikon, Islamabad pun memiliki ikon sekaligus landmark kebanggaan yaitu Masjid Faisal.
Nama Masjid Faisal sekaligus nama jalan menuju masjid itu sendiri diambil dari nama Raja Faisal bin Abdul-Aziz, orang dari Arab Saudi yang membiayai keseluruhan pembangunan masjid tersebut sebesar 130 juta riyal Saudi atau kini setara 120 juta USD.
Pada masa itu, pembangunan masjid tersebut rencananya akan dimulai pada tahun 1966, namun baru bisa terlaksana di tahun 1976 oleh National Construction of Pakistan di bawah pimpinan Azim Khan. Sayangnya, sebelum masjid tersebut selesai dibangun, Raja Faisal terlebih dulu meninggal karena dibunuh oleh keluarga kerajaan pada tahun 1975. Pembangunan masjid akhirnya selesai dibangun pada tahun 1986.
Sebelum pembangunan, tepatnya tahun 1969, diadakan sayembara internasional yang ditujukan kepada para arsitek dari tujuh belas negara. Dari sayembara itu, terkumpul empat puluh tiga proposal desain yang akhirnya desain milik Vedat Dalokay─arsitektur asal Turki─yang terpilih.
Vedat Dalokay, arsitek yang mendesain Masjid Faisal yang desainnya terinspirasi dari tenda Suku Badui itu berpendapat bahwa bangunan masjid harus dibuat tampak modern dan mencerminkan aspirasi rakyat. Maka dari itu, masjid yang disebut masjid nasional itu tidak memiliki kubah seperti masjid pada umumnya. Namun, tidak adanya kubah digantikan dengan ruang salatnya berupa bangunan berbentuk empat sisi atap segitiga. Ditambah lagi mamernya yang putih dengan dinding bagian barat dihiasi mozaik dalam pola cermin gambar, kaligrafi seniman Pakistan Sadequain, dan terdapat pula lampu gantung besar khas Turki sebagai penerang ruang doa tersebut.
Masjid Faisal berada di kaki bukit Margalla, tepatnya terletak di sebelah utara kota dengan latar belakang bukit Margalla, yang merupakan kaki paling selatan Pegunungan Himalaya. Dari kejauhan, empat menara lancip mirip pensil yang mengapit masjid terlihat megah. Tinggi masing-masing menara lancip khas Turki itu setinggi delapan puluh meter (260 ft) sehingga menjadikannya menara masjid tertinggi di Asia Selatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risalah Pejuang (COMPLETE)
Non-FictionRisalah perjuangan pra-menulis naskah "Mengukir Kenangan di Islamabad". Berisi artikel hasil riset yang ditugaskan Raws Community.