hepi reding
Mean menatap tidak percaya dengan riwayat medis Plan, kecelakaan terjadi saat Plan menghilang berhari-hari dan Mean tidak ada untuk menemani dan dengan bodoh Mean malah memarahinya saat itu dan beberapa kali berlaku kasar tidak sadar sebenarnya Plan sedang menahan rasa sakit.
P Terth juga sudah menghubunginnya jika dirinya yang memaksa Plan untuk saling memberi kabar karena Plan tidak akan sanggup tanpa seorang tempat berbagi P Terth juga mengatakan jika Plan menceritakan hubungan mereka dan merasa senang ada Mean disampingnya tapi P Terth tidak bisa terbang karena Merry akan melahirkan
"bodoh! kau bodoh!" Mean merutuk dirinya sendiri dan meremas kertas tersebut
"Plan tidak akan suka kita menghubunginya"
"tidak ada pilihan sayang Plan membutuhkan darah! Hanya papanya yang bisa membantu!"
"tapi....!"
"sayang dengar, saat ini keselamatan Plan ada yang terpenting. Kita harus menghubunginya"
Perdebatan mr dan nyonya Cuthbert yang terdengar oleh Mean dan yang mereka maksud dengan papa adalah oarangtua kandung Plan? Mean masih tidak mengerti situasi dan melihat kedua dewasa itu masih berdebat tapi sulit untuk mereka pertimbangkan dengan satu orang menahan
"apa itu artinya orangtua kandung Plan?" Mean muncul tiba-tiba membuat orang terkejut
"Mean?" ucap keduanya
"jawab saya, apa yang kalian bicarakan orangtua asli Plan?" tanya Mean lagi
Kemudian Mr Cuthbert mengangguk tidak ada yang harus disimpan lambat laun akan diketahui apalagi saat ini Plan dalam keadaan kritis sangat membutuhkan kehadiran sosok tersebut.
Plan mungkin tidak akan suka dengan keputusan mereka tapi tidak ada pilihan.
Pengobatan berjalan dengan baik sehingga dengan cepat untuk sembuh. Plan bangun dengan Mean disampingnya yang memegang tangan Plan rasa bersalah dan khawatir mendominasi saat ini apalagi Plan dengan wajah pucat tersenyum kecil padanya seharusnya Plan memaki rasa sakit yang ia simpan sendiri.
"apa yang kau inginkan?" tanya Mean saat Plan bergerak untuk duduk dan membantu
"air" ucap Plan
Dengan cepat Mean mengambil dan membantu
"kau membuatku khawatir?" ucap Mean duduk disamping Plan dan membawa kepelukan dan Plan membalas "maafkan aku" ucap Mean kemudian
"tidak ada yang dikatakan" jawab Plan
Mean mengambil tangan Plan mengecupnya kecil lalu tangannya membelai rambut kecil Plan yang menutupi kenignya tidak dapat berkata hanya kembali untuk memeluk menyalurkannya. Banyak yang harus ia tanya pada Plan tapi ini juga bukan saat yang tepat untuk berdebat. Mean menguraikan pelukannya ketika pintu ruangan terbuka.
Mereka melihat, saling menatap terutama Plan keterkejutan yang tidak bisa digambar. Wajah samar tapi segar diingatan terutama pada hati yang mengenali aliran darah. Dua orang penting dalam hidup. Dua orang yang meninggalkannya. Dua orang yang pergi. Dua orang yang memberinya luka. Dua orang yang membuatnya sakit. Dua orang yang tidak diharapkannya lagi tapi dua orang itu kini yang berdiri dihadapannya.
Sakit, sedih, bahagia, tawa bercampur aduk dalam fikiran tapi sekarang mendominasi rasa sakit sebab dan akibat oleh mereka yang berdiri tegak sangat baik tidak seperti dirinya yang mengalami jatuh bangun dalam hidup sampai luka terbesar yang tidak berani ia ungkapkan bahkan untuk megingat tidak ada kekuatan untuk bertahan.
"Plan.."
"Plan.."
Dua orang itu memanggilnya bergantian dan mencoba untuk berjalan kearahnya seolah tersadar tangannya menggenggam tangan sang pacar erat dan memalingkan wajah kesamping.
"aku tidak ingin melihat siapapun" dengan tangan masih memegang Mean giginya meletuk
"Plan" ucap sang mama, wanita itu meraihnya
"pergi!" satu kata sama-sama menghancurkan hati anak dan kedua orangtua
"Plan" kemudian sang papa memegang pundaknya
Plan terdiam sesaat tapi kemudian tangisnya pecah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sentuhan tetaplah hangat. Sentuhan yang ia rindukan tapi itu tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan dirinya pada mereka ingatan rasa sakit muncul terutama pada saat meninggalkan.
"pergi! Aku bilang pergi!" Plan menepis kedua orang itu dadanya bergemuruh sampai jarum yang tertancap dipergelangan tangannya terlepas darah menetes sang mama sudah menangis melihat kekacauan sedangkan sang papa yang lebih tegar menenangkan sang mama dan membawa keluar
"Plan..tenang, Plan!" Mean berteriak berkali-kali memanggil Plan yang mengamuk
Plan melihat lalu tangisnya pecah. Mean membawa kepelukan.
"mereka...mereka..." Plan mengucap terbata-bata memukul dada yang sakit
"tidak apa, aku disini kau bisa tenang. Jangan menangis lagi" mantra yang diberikan Mean untuk Plan kata-kata yang membuat Plan kembali tenang seorang perawat masuk dan membetulkan jarus infus serta memberinya obat tidur/penenang tak lama kemudian Plan terlelap Mean menghapus jejek air mata disana.
"bagaimana keadaannya?" beberapa orang masuk dan Mr Cuthbert yang bertanya
"dokter memberinya obat" jawab Mean singkat
"Plan...maafkan mama" ucap nyonya Cuthbert membelai rambut sang anak "maafkan mama"
"terimakasih sudah menjaganya" ucap sang papa dan Mean menjawab dengan mengangguk
"kita bisa memberi ruang sampai Plan sembuh biarkan Mean menemaninya" ucap Mr Cuthbert
Semua orang setuju dan meninggalkan Mean dan Plan diruangan. Mempercayakan perawatan penuh.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANPLAN II KENALI AKU ✅
Fanfiction#8 MEANPLAN 16/02/20 'tak kenal maka tak sayang' Perjalanan hidup tidak selalu manis. Kebahagiaan Meanplan renggang begitu saja saat seseorang dari masalalu kembali dan menawarkan kebahagian lain. Ketika rahasia satu persatu terungkap. Apa pilihan y...