"Kamu tau kan maksud Saya panggil kamu kesini?" ucap pa guru dengan sinis.
"Masalah di papan itu? Itu memang Saya pa, namun cowo-cowo itu saya ga kenal pa." Tina bicara jujur. Namun, ga ada yang percaya.
"Buktinya ada? Kalau kamu ga kenal mereka?" ucap Pa Kepala Sekolah.
"Ada pa, tanya aja sama ibu kosan Saya. Saya setiap pulang sekolah di kamar kosan doang, Ga kemana-mana." Balas Tina.
"Telpon ibu kosan mu, suruh datang ke sini." ucap Pa Kepala Sekolah.
"Iya," Tina pergi keluar ruangan dan menelpon ibu kosan.
Di telpon.
"Permisi bu, ini Tina." ucap pelannya.
"Ya, ada apa Tina?" tanya bu kos."Ini bu, Tina di fitnah sama orang. Di bilang Tina main sama banyak cowo dan di suruh panggil ibu kosan untuk ngasih tau, kalau aku dari kemarin tuh ga kemana-mana. Please bu, datang ya?" mohon Tina.
"Iya iya, ibu bakal datang ya. Tunggu ibu di sana." ucapnya dengan lembut.
"Baik bu!" ucap Tina kesengan.Pip, telpon tertutup.
"Ibu kosan Saya lagi menuju ke sini pa," ucap Tina.
"Bagus, Saya tunggu. Kamu jangan kemana-mana, tunggu sampai masalah ini selesai." ucap Pa Kepala Sekolah dengan sinis.
Selama beberapa menit gue nunggu ibu kosan dan akhirnya datang.
"Permisi," ucap bu kosan di depan pintu ruang guru."Bu kos!" teriak Tina dan refleks meluk ibu kos.
"Kamu gapapa kan Tina?" ucapnya.
"Gapapa ko bu," balas Tina dan melepaskan pelukannya."Anda ibu kos nya Tina?" ucap Pa Kepala Sekolah.
"Iya pa, Saya ibu kosnya Tina." Ucap bu kos.
"Apa ibu tau kalau Tina bermain-main dengan banyak lelaki?" ucap Pa Kepala Sekolah dengan sinis.
"Engga pa, Tina bukan anak yang seperti itu. Dia setiap pulang sekolah hanya di kosan aja." Ucap bu kos.
"Apa ibu ada bukti lain kalau Tina di kosannya aja?" ucap Pa Kepala Sekolah.
"Ada, Saya setiap hari ke kamarnya dan memberi makanan yang Saya masak." Balas bu kos.
"Apa ada orang lain selain ibu yang tau kalau Tina di kosan tiap hari?" tanya Pa Kepala Sekolah.
"Ada pa, anak Saya yang sepantaran Tina. Karna setiap Saya ke kamar kosan Tina, anak Saya bersama Saya." Ucap bu kos.
"Anak ibu dimana?" ucap Pa Kepala Sekolah.
"Dia sekolah di sini juga pa," ucap bu kos.
"Namanya siapa? Kelas berapa?" ucap Pa Kepala Sekolah.
"Ivan, kelas 10 IPS 2." Ucap bu kos.
"Panggil dia untuK ke sini," ucap Pa Kepala Sekolah.
"Iya pa," ucap Pa guru.
Setelah pa guru memanggil Ivan, Ivan datang ke Ruang guru.
"Ada apa pa manggil Saya?" melihat ke arah bu kos, "Loh ko ibu ada di sini?" ucap Ivan.
"Ivan, Bapa mau tanya. Apa kamu tau kemana saja Tina dari kemarin?" ucap Pa Kepala Sekolah.
"Ga tau," ucap Ivan tak peduli.
"Nah, Ivan aja ga tau. Kalau gitu, maaf Tina. Kamu akan diskors 1 minggu. Jangan mengulanginya lagi." ucap Pa Kepala Sekolah.“Hah?! Diskors?! Ga adil dong pa, masa cuman karna Ivan gatau kalau Saya di kosan terus. Saya diskors 1 minggu, foto-foto itu juga editan pa! Saya ga seperti itu!” Tegas Tina.
“Sumpah gue kesel banget. Siapa sih yang fitnah gue begini.” Dalam hati Tina.
“Peraturan tetap peraturan Tina, kamu akan tetap di diskors 1 minggu.” Ucap Pa Kepala Sekolah dan guru-guru pada di bubar kan.
Setelah itu, Tina pulang ke kosan.
¤¤¤
Di depan pintu kamar kosan Tina.
“Maaf ya Tina, gara-gara Ivan. Kamu di diskors dari sekolah mu.” Ucap bu kos.
“Iya gapapa bu, mungkin ini cobaan buat Tina. Supaya Tina lebih kuat menghadapi masalah yang akan datang.” Tina sedih.
“Sedihnya karna biaya sekolah udah mahal, Malah di diskors, uang tabungan udah tinggal sedikit, cuman cukup buat 2 minggu dan biaya sekolah buat bulan depan belum ada lagi.” Dalam hati Tina.
¤¤¤
Sore hari.
di rumah ibu kos.“Ivan! Kamu tadi kenapa ga jujur?! Kasian kan Tina harus diskors 1 minggu gara-gara kamu.” Teriak ibu kos, sampai terdengar ke kamar Tina.
Btw, di kosan cuman Tina aja yang nyewa kamar. Kamar yang lainnya masih kosong.
“Apa urusannya sama Ivan?! Ivan ga mau terlibat masalah karna dia!” teriak Ivan dan pergi keluar dari rumahnya, Tina ngeliat Ivan pergi, dari jendela kamarnya.
Ibu kos nangis di depan rumahnya, Tina dateng menghampiri ibu kos, untuk menenangkannya.
“Bu, sudah bu jangan nangis lagi. Ivan lagi kesal, jadi ga terkontrol amarahnya.” Tina membantu ibu kos berdiri dan masuk ke dalam rumahnya.
“Tina, maafin ibu ya, untuk masalah di sekolah kamu tadi.” Ibu kos memegang tangan Tina dengan erat.
“Ibu ga salah ko, Tina yang salah karna bawa-bawa ibu ke masalah Tina.” Ucap Tina dengan menahan nangis, lalu melihat ibu kos terus menangis, Tina jadi ikutan nangis.
“Tina, kamu mau tidur bareng ibu ga?” bu kos mengusap air matanya dan tersenyum.
“Tapi bu, kan ada Ivan.” Ucap Tina.
“Ivan kalau marah ga akan pulang hari ini, paling besok baru pulang.” Ucap bu kos mengharapkan jawaban Tina.
“Ya bu, Tina akan tidur bareng ibu.” Tina membawa ibu ke kamar.
“Ibu tidur duluan ya Tina, kamu juga tidur.” Ucapnya.
“Ya bu,” ucap Tina dengan pelan dan mulai mengantuk.
Hari pertama Tina di diskors, Tina bersama ibu kos di rumahnya. Ivan dari kemarin juga belum pulang, jadi Tina tidur terus bareng ibu kos.
Riska dan Rina sering datang, walaupun Rina beda kelas tapi, dia datang terus tiap hari selama Tina di diskors.
Riska bawain catatan dan tugas buat Tina selama Tina di diskors.
¤¤¤
Keesokan harinya.
Pagi hari, Ivan baru pulang ke rumahnya.
Dalam waktu 1 minggu ini, setiap pulang sekolah mereka ke rumah ibu kos (kalau ada Tina), atau ke kamar kosan Tina.
Buat bantuin Tina dan nemenin Tina nyatet catatan dan tugas sekolah
Disaat Riska dan Rina lagi bantuin Tina mencatat pelajaran yang ketinggalan, Tina mendengar kalau ibu kos lagi ngobrol sama seseorang di depan rumahnya.¤¤¤
Sore hari.
Di luar rumah ibu kos.“Nak, kamu habis dari mana? Udah 2 hari ga pulang.” Ucap bu kos khawatir.
“Itu juga gara-gara ibu kan, lebih belain anak orang lain dari pada sama anaknya sendiri.” Ivan membuang muka.
“Ibu ga bermaksud seperti itu nak, ibu kasian sama Tina. Dia hidup sendiri, biaya sekolah sendiri. Kalau diskors kan sayang udah bayar.” Ucap bu kos.
·Bersambung·
Halo semua, jangan lupa di vote ya. Biar semangat buat part selanjutnya😊.
*04Juni2020*
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Pertama Masuk SMA [END]
Ficção Adolescente°BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA° Blurb : Tina sangat menantikan masa-masa indah saat di SMA. Namun, masa-masa SMA yang ia harapkan, ternyata tidak seperti yang ia harapkan. Murid-murid membencinya hanya karna seseorang dan di khianati oleh temanny...