Bagian-4

86 51 7
                                    

" Kita, sepertinya bukan untuk di persatukan. Melainkan hanya permainan yg di atur semesta. Kita hanya dua insan yg mengelak untuk mencintai, tanpa kita sadari.

Kita menyakiti diri kita sendiri, raga yg kita jaga. Ternyata tersakiti oleh kemunafikan dan keegoisan hati masing-masing __" Gabriella Annalisha Lubna

***

"Arya, nih titipan dari nyokap" Billa menyodorkan sekotak bekal. Mata Arya yg lekat menatap Billa

"Makasih," ujar Arya. "lo nanti balik sama siapa?"

"Paling naik angkot"

"Kalo udah sore emang masih ada angkot?"

"Ada," jawab Billa. "cuma jarang-jarang"

"Yaudah, bareng gue aja. Ngapain capek capek lo naik angkot"

"Iya deh"

***

Seperti biasa Billa menunggu angkutan umum di halte, ralat Billa menunggu Arya di halte. Namun hingga kini Arya masih belum kelihatan batang hidungnya

"MANISS!!" panggil seseorang, Billa menoleh

"Lo mau pulang?"

"Iya"

"Pulang sama siapa?"

"Nunggu temen"

"Temen yg mana?"

"Pengen tau aja" jawabnya cuek

"Ayo naik" perintah Dirga

"Apa sih lo, gue pulang sama Arya. Lo duluan aja"

"Oh Arya? Lo deket sama dia?" tanya Dirga sedikit kecewa

"Dia sahabat gue"

"Yakin sahabat?" Billa tak menggubris perkataan Dirga

"Cepet naik, atau--" seakan ada penekanan di setiap kata yg di ucapkan Dirga

"Atau apa?" Billa menyipitkan matanya, Dirga tersenyum licik

"Gue bakal nyium lo" sontak Billa membulatkan matanya, ia kaget mendengar jawaban yg di ucapkan Dirga. Dirga tertawa keras saat melihat ekspresi wajah Billa

"Hahaha, gue bercanda. Udah cepet naik" perintahnya.

Pukul berapa sekarang? Ini sudah hampir petang, sang surya pun telah separunya tenggelam. Dimana Arya? Mungkin ia lupa dan telah pulang. Sudah buat janji, namun ia yg mengingkarinya.

Akhirnya Billa memutuskan untuk pulang bersama Dirga, Billa menaiki motor besar milik Dirga.

"Tapi kalo lain kali boleh kan?" tanya Dirga

"Boleh apanya?"

"Ah enggak, udah lupain aja. Hahaha" ucap Dirga mengalihkan topik pembicaraan

"Pegangan yg erat, manis" perintah Dirga.

***

Arya POV

Arya keluar dari ruang guru, karna ia mendapat perintah untuk mengumpulkan tugas yg di berikan Pak Hedy.

Arya berjalan melewati karidor, 'Ah iya, ia memiliki janji pada Billa. Bodoh dasar pelupa, pasti Billa akan mencaci makinya' pikir Arya.

"ARYAAAA!" panggil seseorang. Lantas Arya menoleh

"Lo mau bantuin gue gak?"

"Bantuin apa" Arya menaikan alisnya

"Bantuin gue ngerjain tugas, gue enggak ngerti. Bisa kan? Bisa dong, oh c'mon" bujuk Vanya

Gabriella - [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang