"Won? Mau kemana kau?"
"Ke RS."
"Ah.. Iya.. Maaf kami tidak bisa datang karena ada kelas pengganti."
"Tidak apa-apa. Santai saja, Jun."
"Jika Mingyu sudah siuman, katakan kami menitipkan salam untuknya."
"Tentu. Akan ku sampaikan. Aku pergi, ya.."
"Hati-hati, Won. Jangan sampai kau dimasukkan ke kamar pribadi di RS juga."
"Sialan. Kau benar-benar memancingku, Zi."
"Haha. Aku memang sengaja memancingmu."Wonwoo mendengus dan memutar bola matanya.
"Kalau begitu, sampai jumpa lagi."
Wonwoo's POV
Sudah hampir tiga minggu Mingyu belum siuman.Tolong jangan tanya mengenai malam di villa waktu itu.
Aku benar-benar tidak paham dengan apa yang terjadi.
Semuanya begitu membingungkan dan masih saja menghantui beberapa dari kami.
Teman-teman mengingat bagaimana mereka merasakan sakit di tubuhnya. Dan seketika luka mereka menghilang. Seperti bangun tidur rasanya, kata Dino.
Tapi jika boleh kuakui.. aku merasa itu bukan mimpi. Rasa sakit itu terlalu nyata untuk menjadi mimpi.
Dan apa yang terjadi pada Mingyu.. aku merasa ngilu ketika ia menusuk tubuhnya sendiri.
Saat kami membawanya ke RS, dokter tidak menemukan luka apalagi luka vital pada tubuhnya. Nafasnya sempat berhenti beberapa menit sebelum akhirnya nafasnya kembali seperti biasa.
Selama hampir tiga minggu ini, tubuhnya tidak dapat merespon apa-apa. Jika saja ia tidak bernafas juga, maka Mingyu dinyatakan mati.
"Selamat Siang, Dokter Jung."
"Selamat Siang, Tuan Jeon."
"Maaf aku baru bisa datang."
"Tidak apa-apa, Tuan. Saya baru saja melakukan beberapa pengecekan."
"Jadi bagaimana keadaannya sekarang?"
"Sudah membaik. Tubuhnya mulai menunjukkan adanya respon dari luar. Diperkirakan hari ini bisa siuman."
"Baiklah. Terima kasih, Dok."
"Teruslah ajak dia berbicara. Saya perhatikan, Tuan Kim membaik seiring Tuan Jeon mengajaknya berbicara. Mungkin juga Tuan Jeon bisa melakukan kontak padanya, untuk memancing responsnya."
"Aku mengerti. Terima kasih."
"Kalau begitu, saya pamit, Tuan."
"Ya, Dokter Jung."Dokter Jung pun meninggalkan kamar rawat Mingyu.
Aku menaruh tasku di laci lalu duduk di samping ranjang Mingyu.
Aku menatapnya.. memperhatikan wajah yang masih sedikit pucat itu.Benar..
Wajahnya terlihat lebih tenang. Tidak seperti saat-saat awal, yang ia terlihat seperti menahan sakit.
"Hei, Gyu. Maaf aku datang terlambat. Aku diminta bu Rebecca untuk membantunya membawa buku. Tapi tadi aku sudah bertemu dengan dokter Jung. Katanya, kau sudah membaik. Tubuhmu mulai menunjukkan respons."
Aku menautkan jemariku pada jemari Mingyu yang kanan. Tangannya yang tidak dipasang infus. Dan tangan kiriku... ah.. aku sudah tidak tahan... tangan kiriku ku gerakkan menuju dahi dan pucuk kepalanya.
Aku mengelus dahi, kepala, dan tangan Mingyu.
"Asrama menjadi sepi tanpamu, kau tahu? Biasanya aku menemukanmu sedang makan lahap di kamar. Kau akan melarangku bolos kelas. Di kantin, kau akan memperhatikan candaan Seokmin, Minghao, Dino, Vernon, juga Seungkwan. Di perpus, kau seakan mengambil satu rak dan kau pindah ke atas meja."
KAMU SEDANG MEMBACA
⏸️The Boy || MEANIE (WONGYU) | IDN ver.
ParanormalWonwoo bersinggungan bahu dengan seorang laki-laki. Tanpa ada maaf, laki-laki itu meninggalkannya. "Tatapannya mengintimidasi."-Jeon Wonwoo Wonwoo hanya tidak tahu jika laki-laki itu mampu melihat "segala" hal. Cerita ini dapat mengandung: - Wonwoox...