44. Menerima

349 43 15
                                    

Enjoy!!!

Karena dirumah sakit Mean menjadi lebih banyak mengetahui fakta Plan seperti kecelakaan yang Plan alami dan tentang kedua orangtuanya yang meninggalkan Plan dan yang paling menyedihkan adalah kenyataan selama ini Plan menyimpan rasa sakitnya sendiri bagaimana dengan baik tidak mengeluh sedikitpun padanya.

Mungkin ini yang menjadi alasan kenapa Plan sangat menyayangi keluarga paman dan bibinya orang yang membuat keberadaannya berharga.

Setelah dinyatakan sembuh dan pulang drai rumah sakit selama sebulan penuh Plan tidak melakukan kegiatan apa-apa hanya menunggu kepulangan Mean dan sedikit memasak.

"bisa kita bicara?" tanya Mean setelah mereka selesai makan malam

Plan menelan ludahnya lambat laun ini akan ia hadapi tekadnya sedari dulu kemudian mengangguk

"ayo bertemu mereka" ucap Mean, tidak perlu diperjelas siapa yang Mean maksud siapa lagi jika bukan kedua orangtuanya

"beri mereka kesempatan untuk menjelaskan, setidaknya setelah mendengarkan kau bisa mengambil keputusan" Mean menjadi lebih dewasa untuk Plan memang jalan tengah adalah saling berbicara satu sama lain "waktu dirumah sakit, mereka tidak berhenti menjenguk dan menangis, ayo bertemu mereka" Mean membujuk walau tidak tahu akan mendapatkan hasil apa.

Walaupun berselisih dalam keluarga tapi Mean bisa melihat kasih sayang untuk Plan dari mereka dan Mean tidak ingin Plan menyesalinya kemudian dan larut dalam kesedihan.

Plan mengangguk

Mean tersenyum lebar dan memeluk Plan "kau bisa melakukannya" ucap Mean

Ruang private disebuah restoran dekat apartemen mereka bertemu disana saat memasuki ruangan Plan sudah melihat dua orang itu dan kita mereka duduk bertiga setelah sekian lama.

"kenapa kalian pergi?" tanya Plan langsung

"Plan...papa tahu kesalahan besar kami meninggalkanmu. Maafkan kami. Saat itu kami didominasi ego masing-masing. Papa menyesal"

"apa selama ini papa pernah memikirkanku?" tanya Plan lagi

"papa selalu memikirkanmu nak tapi papa tidak cukup punya keberanian untuk bertemu dengan kamu, papa malu sama diri papa sendiri. Maafkan papa"

"bagaimana kalian setega itu padaku. Kalian pergi bahkan tidak menoleh ketika aku panggil. Kalian meninggalkanku kalian tidak menginginkan aku!" ucap Plan sedikit berteriak

"tidak Plan mama sangat menyayangi kamu" bantah sang mama

"apa papa sudah menikah lagi?" tanya Plan membuat sang papa terdiam

"untuk apa kalian meminta maaf keadaan tidak kembali, keluarga kita hancur tidak bisa lagi dipebaiki sama hal hatiku yang telah kalian patahkan. Kalian tidak benar-benar menyesal! Kalian bahagia dengan masing-masing lalu bagaimana denganku? Kenapa hanya aku yang menderita? Kenapa?!" Plan sudah menangis keras

"tidak Plan, kau bisa bahagia. Kau bisa ikut mama ataupun papa" ucap sang mama

"tidak! aku tidak menginginkan keluarga kalian tapi yang aku inginkan adalah keluarga kita! Keluarga kita!"

"Plan..." panggil sang mama dan Plan menoleh

"beri kami kesempatan untuk memperbaiki semuanya jika kau menginginkan sebuah keluarga ayo hidup bersama" ucap sang mama maksudnya adalah jika Plan menginginkan keluarga yang utuh Plan bisa untuk tinggal bersama keluarga baru papa atau mama dalam bentuk penembus dosa.

"yang aku inginkan keluarga kita ma..keluarga kita" sadar atau tidak Plan memanggil dengan sapaan membuat sang mama terkejut pasalnya Plan tidak pernah melakukannya membuat sang mama melompat memeluk dan Plan tidak menolak. Pelukan hangat yang dirindukannya betul perkataan P Terth bahwa dirinya sangat merindukan dibalik apa yang sudah dilakukan

"maafkan mama sayang...maafkan mama" ucap sang mama berkali-kali

Plan memeluk kembali "mama" ucapnya berkali-kali

Haru tidak tertahan dari ketiganya yang berpelukan

Setiap orang memiliki pilihan dan porsi kebahagiaannya masinng-masing dan pilihan papa dan mamanya adalah meninggalkan keluarga mereka dan hidup bahagia dengan keluarga baru mereka, apa Plan juga harus mengikuti cara bermain mereka? Membiarkan mereka pada pilihan dan untuk bahagia dengan orang baru toh selama ini dirinya sudah cukup bahagia bersama keluarga pamannya ditambah lagi ada Mean disisinya saat ini.

Dengan berat hati Plan mengambil keputusan untuk berdamai papa dan mamanya sangat senang mendengar keputusan Plan tapi Plan mengatakan tidak ingin bersatu dalam keluarga mereka karena keluarganya adalah keluarga pamannya. Cukup dengan saling berkomunikasi.

"terimakasih sayang mama sang senang mendengarnya" ucap sang mama tidak berhenti menciumnya

"anak papa sudah dewasa, terimakasih" kini giliran sang papa yang mengusap pucuknya

Plan mengangguk karena saat ini Plan mempertahankan sebuah kaca yang sudah rusak dengan menjaga dan merawatnya dengan baik.

Kelegaan terdengar dari Mean setelah Plan selesai berbicara tentang pertemuan dengan keluarganya. Mean memahami.

"jadi sekarang kau benar-benar berdamai?" tanya Mean untuk memastikan

Plan mengangguk dan mengambil sesuatu dari tasnya menyerahkan pada Mean

"apa ini?" tanya Mean tidak mengerti

"kartu undangan pernikan putra papa dari isteri barunya juga dua tiket sekaligus. Papa mengundang kita dihari bahagia anaknya" jelas Plan membuat Mean terharu secepat itu Plan menerima diluar dugaannya.

"terimakasih sudah memberiku kekuatan, kemari...aku harus mendapatkan lebih banyak lagi" ucap Plan menarik Mean kepelukannya.

Benar semua orang pada akhirnya memiliki kebahagiaannnya masing-masing. Hanya masalah waktu datang dengan cepat atau tidak.

Bersambung...

MEANPLAN II KENALI AKU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang